•••
Cklek!
"Jisung?" Minho memanggil, mencoba mencari keberadaan tupai kecilnya begitu menginjakkan kaki di dalam rumah.
Buru-buru melepas sepatu lalu menyimpannya di rak sebelah, Minho berjalan ke ruang tengah dengan perasaan bersalah karena ia pulang cukup telat hari ini. Ada lumayan banyak pekerjaan di kantor dan Minho harus berkeliling demi mencari toko yang masih menjual cheesecake. Lalu parahnya lagi, ponsel miliknya telah kehabisan daya sehingga si tampan tak sempat mengabari Jisung.
"Astaga, lagi-lagi kamu tidur di sini."
Menyadari suara televisi yang masih menyala, Minho lantas mengecek sofa ruang tengah dan benar saja terdapat pria mungkin yang tengah meringkuk sembari memeluk ekor tupainya lengkap dengan selimut yang sudah terjatuh setengah. Jisung terlihat begitu lelap, ia bahkan tak sadar bahwa pipi tembam tersebut sudah tergencet sangat parah serta bibir mungilnya yang sedikit terbuka.
Rentetan omelan pun tertelan kembali, padahal Minho sudah sering mengatakan kepada Jisung untuk tidak tidur di sana karena hawa yang dingin tapi bagaimana ia bisa marah jika disuguhkan pemandangan semenggemaskan ini.
"Lebih menggemaskan dari kekasih Hyunjin." Minho masih saja.
Berjongkok lalu mensejajarkan wajah, Minho mulai menusuk pipi gembul Jisung guna membangunkan anak itu, "Hey Ji, bangun."
Untungnya tanpa membutuhkan waktu yang lama, Jisung perlahan tersadar lalu berkedip beberapa kali sebelum akhirnya mata bulat tersebut berubah berbinar karena mendapati kehadiran Minho.
Saking senangnya, Jisung bahkan langsung merubah posisi menjadi duduk kemudian memeluk leher Minho dengan erat. Ia sudah menunggu pemuda tampan itu sejak tadi.
"Kamu lama banget pulangnya." Jisung mencicit dengan suara parau khas bangun tidur, cukup mampu untuk membuat senyum teduh menghiasi bibir tipis Minho.
"Maaf aku terlambat. Ini, aku belikan kamu cheesecake." Minho membalas pelukan tersebut kemudian mengangkat kresek putih berisi makanan yang mati-matian ia perjuangkan.
Tak ayal, dekapan langsung dilonggarkan, atensi Jisung seketika beralih pada sekotak makanan kesukaannya- selain kacang-kacangan tentu saja.
"Astaga Minho, bagaimana kamu bisa tau kue kesukaanku? Terimakasih banyak atas hadiah ulang tahunnya."
Tentu saja, Minho kan sudah bertanya kepada- tunggu! Ulang tahun?
"Kamu ulang tahun hari ini?"
Masih dengan semangat menggebu untuk membuka cheesecake di atas meja, Jisung pun menganggukkan kepala, "Hum, cheesecake ini bukan hadiah ulang tahunku?"
Jisung berucap santai, sebenarnya ia tak berharap banyak karena memang belum mengatakan hal ini kepada Minho. Hanya saja, Minho yang tiba-tiba membawakannya hadiah membuat Jisung sedikit berharap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To My Home [Minsung] ✔
Fiksi PenggemarHan Jisung hanyalah pemuda biasa yang diminta oleh ibunya untuk pergi ke karnaval di desa supaya bisa mendapat teman. Ia tak pernah menyangka jika ucapan wanita berpakaian gipsi tentang fenomena bintang jatuh akan menjadi kenyataan. Lee Minho hanyal...