•••
Flash cahaya, arahan dari sang fotografer serta bisikan penuh pujian memenuhi ruang pemotretan kala Hyunjin berpose dengan gagahnya menggunakan produk baru yang akan mereka luncurkan musim depan. Lagi dan lagi Hyunjin mendapat tawaran untuk menjadi model di perusahaan tempat Minho bekerja, memperbesar kemungkinan bahwa pemuda tampan itu bisa saja akan dikontrak penuh selama beberapa tahun.
Tentu bukan masalah besar, semua orang menjadi senang. Pakaian yang laku terjual, gaji meningkat secara signifikan serta bertambahnya seorang pria tampan yang berkeliaran dengan bebasnya di tempat kerja mereka. Tolong abaikan saja Lee Minho, hanya dia satu-satunya pegawai yang merasa terganggu dengan kehadiran Hyunjin, terlihat persis seperti kucing kecil yang sedang menaikkan bulunya karena merasa terancam. Kehadiran sosok berbibir tebal itu tak lebih dari sebuah bahaya karena belakangan ini Jisung terus-terusan membahas tentang teman tercintanya itu. Benar-benar menyebalkan.
"Tentu, saya bisa menambahkan highlight di bagian sini supaya majalahnya terlihat lebih menarik." Minho berucap dengan pandangan yang masih fokus menelisik hasil pemotretan hari ini, ia tengah berdiskusi dengan sang fotografer demi mencetak hasil terbaik untuk dimasukkan ke majalah harian nantinya.
"Baiklah, terimakasih atas kerjasamanya Minho. Saya akan menghubungimu kembali nanti untuk mengirimkan hasil foto yang lain."
Minho menganggukkan kepala, berdiri lalu menjabat tangan rekan kerjanya ketika sesi pemotretan telah resmi berakhir. Senyum tipis ia pasang, menganggukkan kepala beberapa kali sebagai jawaban atas sapaan dari para staf yang mulai pergi dari ruangan untuk melanjutkan pekerjaan mereka.
Merapikan barang-barang miliknya, selama sepersekian detik terdengar hela nafas yang mewakilkan peratapan atas tindakan bodoh Minho hari ini. Dengan suka rela ia menawarkan diri untuk menggantikan tugas Dahyun mengedit majalah musim depan hanya karena ia mendengar bahwa Hyunjinlah yang menjadi modelnya. Dahyun tentu merasa senang meski awalnya ia sedikit sungkan namun ketika mendapati seseorang yang bersikeras ingin meringankan bebannya, tentu sang gadis tidak akan menolak.
Sungguh tragedi yang amat ia sesali, pekerjaan Minho bertambah menjadi berkali-kali lipat bahkan sejak tadi ia tak bisa berhenti memikirkan rupa seekor keledai. Membatalkan tawaran itu pun rasanya terlalu mustahil, seorang pria harus menepati ucapan yang sudah mereka lontarkan dan Minho terlalu malu untuk mengatakan bahwa ia kesulitan menghadapi project ini.
"Hey, apa kamu juga akan membawa pulang properti milik perusahaan?"
Minho yang sejak tadi sibuk melamun seketika tersadar dari pikiran kosongnya. Begitu menggulirkan pandangan ke depan, dapat ia lihat sosok Hyunjin dengan tubuh terbalut pakaian santi serta sebuah hoodie kebesaran tengah menatap geli ke arahnya.
"Ah tidak." Mendapati dirinya yang lagi-lagi bertingkah aneh, Minho dengan segera meletakkan lighting studio yang sempat ia angkat. Bagus, kini dirinya sudah terlihat seperti pencuri yang suka mengutil barang milik orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To My Home [Minsung] ✔
FanfictionHan Jisung hanyalah pemuda biasa yang diminta oleh ibunya untuk pergi ke karnaval di desa supaya bisa mendapat teman. Ia tak pernah menyangka jika ucapan wanita berpakaian gipsi tentang fenomena bintang jatuh akan menjadi kenyataan. Lee Minho hanyal...