•••
Di negeri indah layaknya Santorini Yunani, hiduplah seorang pangeran manis yang mendapat kutukan dari penyihir misterius karena sudah memasuki tenda terlarang di luar istana. Pangerang tersebut berubah menjadi tupai, memiliki ekor dan telinga aneh yang melekat di tubuhnya. Ia kebingungan, terlalu takut untuk bertemu orang lain sampai pada akhirnya- pemuda baik hati dengan kekuatan gambar yang ajaib datang menyelamatkan.
Dongeng yang bagus, terdengar seperti kisah yang Jisung dan juga Minho alami.
"Aku mau mandi duluan."
"Jangan curang Minho, sejak tadi kamu hanya diam berbaring ketika aku suruh mandi. Lalu sekarang kamu mau menyerobot giliranku saat aku ingin menggunakan toilet?"
Sayang sekali, kenyataan sangat jauh berbeda dengan kisah happy ending yang dikarang untuk menemani malaikat kecil sebelum tidur. Hampir tak ada yang nyata, kecuali fakta bahwa Jisung benar-benar memiliki ekor dan telinga tupai serta wilayah tempat tinggal Minho sungguh terlihat seperti latar cerita di negeri dongeng.
"Tadi aku masih ada urusan."
"Oh benarkah? Apakah urusan dengan Kak Dahyun benar-benar penting?"
Minho pikir Jisung tak melihat apa yang pemuda tampan itu lakukan sejak tadi? Tersenyum mencurigakan, berguling-guling di atas tempat tidur layaknya orang bodoh lalu kembali memandangi ponsel selama berjam jam. Jisung sepenuhnya diabaikan, ini terasa seperti déjà vu.
"Kamu mengintip ponselku?"
"Tentu saja, orang aneh nan mesum sepertimu harus selalu diawasi."
Sepertinya ini menjadi pertengkaran pertama mereka dalam wujud Jisung sebagai manusia. Akhirnya seruan protes itu bisa Minho mengerti, Jisung akan menyuarakannya lebih keras.
"Tapi tetap saja itu gak bisa dijadikan alasan untuk melihat isi pesan orang lain."
"Blablabla, aku gak dengar, aku ingin mandi." Si manis segera menutup telinga lalu berjalan keluar kamar. Lebih baik ia menanyakan letak toilet kepada mama Lee atau Minhee, semoga Jisung bisa bertemu dengan mereka.
"Hey, aku duluan!"
Kekanakan, Minho langsung melompat turun dari tempat tidur lalu berlari mendahului Jisung. Kedua pemuda tersebut tak ingin mengalah entah karena alasan apa, dan begitulah, mereka justru berakhir terjepit di ambang pintu karena sibuk menghalangi langkah satu sama lain.
"Sejak tadi kamu sudah aku berikan kesempatan."
"Tapi aku sedang bertukar pesan dengan Dahyun, sekarang aku sudah selesai dan aku ingin mandi." Tubuh terasa lengket, benar-benar tak nyaman karena terkena air pantai yang berpasir. Malam yang indah di kediaman keluarga Minho.
Persaingan semakin sengit, Minho dan Jisung mulai beralih menarik tubuh satu sama lain lalu memeluknya tanpa sadar karena ingin mengunci pergerakan. Mereka terlihat berputar-putar, mulai bertingkah jahil dengan cara menggelitik pinggang sang lawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To My Home [Minsung] ✔
FanficHan Jisung hanyalah pemuda biasa yang diminta oleh ibunya untuk pergi ke karnaval di desa supaya bisa mendapat teman. Ia tak pernah menyangka jika ucapan wanita berpakaian gipsi tentang fenomena bintang jatuh akan menjadi kenyataan. Lee Minho hanyal...