•••
"Jadi bunda, itulah resep sederhana yang bisa dijadikan bekal suami bunda saat bekerja. Dijamin suami pasti makin cinta. Nah untuk selanjutnya-"
Pipp!
Jisung langsung mematikan televisi setelah menyaksikan siaran masakan pagi dengan presenter ibu-ibu hits yang sering membagikan tips memasak. Kebetulan tema kali ini cukup menarik perhatian Jisung sehingga ia memutuskan untuk menonton acara tersebut sampai selesai sembari memeluk lututnya yang tertekuk.
"Jam sembilan pagi, sepertinya masih sempat." Jisung bergumam sendiri, mengecek jam yang terpasang di dinding sebelum akhirnya bangkit lalu berlari dengan semangat ke arah dapur. Ia sudah mengingat seluruh resep dan cara membuat nasi goreng omelette yang tadi dijelaskan, sekarang waktunya untuk mempraktekkan.
Menyandang gelar sebagai kekasih Minho, Jisung menjadi berinisiatif ingin melakukan satu atau dua hal yang mungkin akan menyenangkan Minho. Ia selalu bangun lebih awal akhir-akhir ini, menyiapkan sarapan serta pakaian yang akan Minho gunakan untuk bekerja. Tentu saja si hidung bangir tak pernah meminta namun bagaimanapun Jisung tetap memaksa.
"Cabai keriting, cabai keriting- astaga, hanya ada cabai rawit." Jisung terbengong di depan kulkas, ia menimang apakah harus keluar membeli bahan masakan atau melakukan improvisasi saja.
"Ah, sepertinya gak masalah kalau satu bahan dihilangkan." senyum lebar perlahan terulas, Jisung begitu asik dengan dunianya sendiri.
Memasak hampir satu jam lamanya karena sejak tadi ia terus terusan gagal membuat telur omelette ala ala Jepang, pada akhirnya Jisung menyerah pada percobaan ketiga. Meski bentuknya hancur tapi setidaknya rasanya masih manusiawi.
Mencari wadah yang sekiranya bisa ia jadikan kotak bekal, Jisung lantas tersenyum lebar sembari menatap hasil masakannya. Sederhana tapi terlihat menarik, Jisung turut menambahkan sosis dan juga irisan selada di atas nasi goreng yang ia buat.
"Sebaiknya aku mengabari Minho." tanpa pikir panjang Jisung segera menghubungi sang kekasih, menanyakan jam makan siang pemuda tersebut lalu mengatakan bahwa ia akan datang membawakan bekal.
Minho tentu melarang, ia merasa khawatir jika Jisung harus berkeliaran di dunia luar sendirian. Bukan apa-apa, hanya saja telinga dan ekor tupainya sangat rawan untuk diketahui orang-orang.
"Gak masalah Minho, aku akan berhati-hati."
"Kamu yakin akan baik-baik saja?"
"Hum."
Hela nafas terdengar, pada akhirnya Minho mengiyakan keinginan Jisung. Ia juga ingin menghargai usaha si tupai meski nantinya rentetan telfon akan masuk ke ponsel Jisung karena Minho merasa khawatir.
"Baiklah, sampai ketemu siang nanti Minho."
Pipp!
Telfon dimatikan, Jisung langsung bergegas membasuh diri lalu menyiapkan pakaian super tertutup untuk pergi ke kantor Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To My Home [Minsung] ✔
FanfictionHan Jisung hanyalah pemuda biasa yang diminta oleh ibunya untuk pergi ke karnaval di desa supaya bisa mendapat teman. Ia tak pernah menyangka jika ucapan wanita berpakaian gipsi tentang fenomena bintang jatuh akan menjadi kenyataan. Lee Minho hanyal...