2O | Setumpuk Cucian Kotor

521 100 9
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Setumpuk cucian kotor di dalam keranjang sukses membuat Minho serta Jisung terdiam saling pandang satu sama lain. Sial, Minho tak menyangka bahwa mengganti semua sarung bantal, sprai beserta gorden dan lap kain akan menghasilkan kekacauan seperti ini.

Sisa akhir pekan ia gunakan untuk membersihkan rumah bersama dengan Jisung yang siaga membantu meski sebagian besar yang tupai itu lakukan hanya melihat sembari berceloteh karena Minho mengambil alih hampir semua pekerjaan, si tampan tak ingin Jisung merasa kelelahan.

Lalu begitulah, berpikir bahwa dirinya akan bisa beristirahat setelah mencuci, nyatanya pekerjaan terakhir inilah yang paling berat.

Pukk!

"Gak apa Minho, aku akan cuci semuanya." Jisung berucap menggebu-gebu, mengepalkan tangan penuh semangat setelah menepuk pundak Minho dengan lembut.

Melihat tingkah yang lebih muda, tak ayal kekehan kecil langsung lolos dari bilahnya yang tipis. Minho anggukkan kepala, mengiyakan ucapan Jisung meski pada akhirnya ia juga akan bergabung untuk menlaundry seluruh cucian.

Tanpa menunggu lama, Jisung langsung mengangkat keranjang merah milik Minho kemudian berjalan ke arah mesin cuci yang terletak di dekat kamar mandi. Si manis mulai berjongkok, memasukkan satu persatu gorden serta sarung bantal lengkap dengan pandangan intens Minho yang masih setia mengikuti.

"Minho, deterjennya habis." Jisung berucap, membalikkan badan sembari memperlihatkan kotak deterjen yang sudah habis.

Mendapati hal tersebut, Minho kembali mengangguk lalu berjalan ke kamar guna mengambil jaket serta uang untuk membeli sabun cuci di minimarket dekat sana.

"Aku keluar sebentar, kamu mau sesuatu?"

"Dorayaki!"

Yang lebih tua melontarkan tawa kecil begitu melihat Jisung yang menoleh dengan tatapan berbinar yang khas. Terkadang ia masih merasa tak enak karena dibelikan ini dan itu oleh Minho namun mengingat dirinya yang begitu tergiur dengan makanan asal Jepang tersebut ketika menonton salah satu serial kartun- Jisung menjadi lupa untuk mengerem mulutnya.

"Baiklah, tapi sepertinya di minimarket hanya ada varian coklat, gak masalah?"

Ekor berkibas, Jisung menganggukkan kepala dengan mantap, "Gak masalah!"

Gemas, Minho harus menahan diri supaya tak menghampiri Jisung lalu melakukan kekerasan pada pipi tembam yang begitu menggoda untuk dicubit.

"Aku segera kembali, beristirahatlah sebentar."

Jisung mengiyakan dan Minho pergi meninggalkan rumah. Persis seperti yang ia ucapkan tadi, pemuda berhidung bangir itu sudah datang lima belas menit setelahnya, membuat Jisung yang sedang bermalas malasan di sofa sembari menggerakkan kakinya yang menggantung di sandaran tempat duduk- seketika bangkit.

Come To My Home [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang