•••
"Ji, beberapa hari lagi tanggal merah, aku berencana untuk pulang ke rumah. Kamu mau ikut?" Minho memindahkan kantung belanja ke tangan kiri, beralih merapikan poni Jisung lalu membenarkan letak tudung hoodie yang melekat di kepala si manis.Jisung sontak menundukkan wajah, antara ingin menyembunyikan telinga tupainya atau karena merasa malu akibat mendapat perlakuan lembut dari sosok di sebelah.
Ngomong-ngomong, tadi Minho mengajaknya untuk keluar mencari makan, Jisung sudah menolak dengan alasan tidak enak tapi Minho terlihat bersikeras. Dan ya, pada akhirnya kedua remaja tersebut menghabiskan malam di salah satu kedai nasi goreng lalu membeli beberapa gorengan serta snack ringan untuk dikonsumsi di waktu senggang.
"Aku tinggal di sini saja Minho, aku akan menjaga rumahmu."
Ah sayang sekali, Minho kurang puas dengan jawaban yang diberikan.
"Tempat asalku mempunyai pemandangan indah Ji, sangat disayangkan kalau kamu gak ikut." Mencoba peruntungan, si hidung bangir kembali merayu Jisung untuk ikut bersamanya. Bukan apa-apa, Minho hanya ingin menunjukkan serta sedikit pamer bahwa tanah kelahirannya merupakan tempat yang menakjubkan.
Kemarin ia berhasil dibuat takjub begitu melihat pemandangan di desa Jisung, area yang ditutupi tanah berumput serta bunga liar warna-warni yang tumbuh di berbagai tempat. Pohon pinus seolah menjadi pagar, membuat berbagai hewan terkadang akan bermunculan lalu mencuri-curi pandang dari balik pepohonan. Sangat lucu.
"Oh ya? Memangnya apa yang indah di sana?"
Mendapat pertanyaan barusan, Minho terlihat mengulas senyum kian lebar, "Ada banyak hal, rumah beratap unik yang dibangun sepanjang sisi tebing, lukisan lukisan di dinding, dan jangan lupakan soal laut."
Mendengar kata laut, Jisung hampir tak bisa mengontrol diri karena ekor tupainya tiba-tiba berdiri dengan tegak. Si manis lantas mendongakkan wajah penuh semangat, memandang berbinar dilengkapi ekspresi antusiasnya yang menggemaskan.
"Laut? Apakah ada pantainya?"
Terkekeh pelan sembari mengambil kesimpulan seorang diri, Minho pun menganggukkan kepala beberapa kali. Jisung mungkin sangat menyukai pantai, tak heran karena desa tempat tinggalnya terletak di area bukit, sangat sulit untuk menemukan laut di sekitar sana.
"Tentu. Jadi bagaimana, kamu mau ikut?"
Senyum lucu kembali terulas, Jisung masih setia menatap Minho yang kini tengah meletakkan telapak lebarnya di pucuk kepala yang lebih muda.
"Hum, aku ikut."
━━━━━━━━━ ✦ ━━━━━━━━━━
c o m e t o m y h o m e
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
KAMU SEDANG MEMBACA
Come To My Home [Minsung] ✔
FanfictionHan Jisung hanyalah pemuda biasa yang diminta oleh ibunya untuk pergi ke karnaval di desa supaya bisa mendapat teman. Ia tak pernah menyangka jika ucapan wanita berpakaian gipsi tentang fenomena bintang jatuh akan menjadi kenyataan. Lee Minho hanyal...