bab 8

3.6K 127 0
                                    

Halo halo. Apa kabar?
Jangan lupa teken bintang & komen ya.

-HAPPY READING -

∆∆∆

8. gak jelas banget

"Ini tuan teh nya" ucap bi inem kepada Anton, yang baru saja pulang dari kantor nya.

Anton mengangguk. "Ooh iya bii. Rafa sama Aluna mana yah?" Tanya Anton.

"Itu tuan, den Rafa sama non Aluna dari tadi siang nggak keluar dari dalam kamarnya" jawab bi inem.

"Jadi mereka belum makan siang?"

Art itu menggeleng. "Iya tuan, belum. Kalau begitu saya permisi tuan" ucap bi inem.

"Papa, udah pulang?" Tanya Rafaell yang baru saja datang.

"Udah sembuh?" Tanya Anton.

"Orang Ell nggak sakit. Aluna lebay"

"Terserah kamu. Sekarang Aluna kemana?" Rafaell menggaruk rambutnya padahal tidak gatal.

"Aluna, lagi tidur" jawab Rafaell membuat Anton menyerit heran.

"Dari tadi siang?" Tanya Anton.

"Eem, i-iya. Aluna badannya tadi anget. Iya anget! Makanya tadi Ell gak bolehin Aluna keluar kamar dari tadi siang, terus Ell jagain Aluna" ucap Rafaell sedikit gugup.

"Aluna sakit? Terus kenapa gak kamu kasih makan? Kata bi inem kalian belum makan dari tadi siang" Rafael di buat bingung oleh papa nya sendiri.

"Eem, ini, ini Ell keluar mau ngambilin Luna makanan. Iya mau ngambilin makan! Yah udah Ell kedapur" Rafael menghela nafas dengan lega, dan menjauh dari sang papa.

Anton benar-benar di buat bingung oleh sifat anaknya yang menurut nya aneh, namun detik berikutnya ia tidak perduli dan memilih meminum teh nya.

"Bi, tolong bawain makanan yah bi, buat Luna" ujar Rafael yang sudah berada di dapur.

"Iya den. Ada lagi? Apa den Rafa nggak makan?" Tanya bi inem.

"Nggak ada. Tolong yah bi, bawain kekamar. Rafa ke atas dulu. Dahhh bi inem" ucap Rafael dengan berlari ke keluar dapurnya dengan cengengesan.

"Luna?" Ujar Rafael melihat Aluna yang berjalan ke arah kamar mandi dengan tertatih-tatih dan sedikit mengangkang. Dan selimut yang membungkus tubuhnya.

"Lun" panggil Rafaell tapi Aluna tak memperdulikan panggilan dari cowo itu.

"Aluna" Rafael mendekat dan menggendong Aluna ala bridal style membawanya ke kamar mandi. Aluna diam dalam gendongannya, wanita itu cukup lelah jika harus beradu mulut lagi dengan Rafael.

Rafaell yang terkikik geli melihat Aluna, bibir merah pucat dan tipis yang Aluna miliki berubah menjadi sedikit tebal, rambut yang seperti singa, dan tubuhnya atasnya di penuhi totol-totol merah keunguan.

"Rafa turuni" ucap Aluna pelan dan Rafael menurunkan nya di bathtub.

"Rafa keluar" lanjut Aluna.

RAFAELL (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang