Halo. Apa kabar?
Jangan lupa bintang dan komen ya.-HAPPY READING-
∆∆∆
13. Posesif.
Semenjak kemarin Rafael tahu Aluna sedang berbadan dua, Aluna tidak boleh ini itu. 'aluna jangan kesitu' 'aluna diam disitu' 'blablablabla' sampai Aluna pusing sendiri, tapi dirinya tetep menurutin apa kata sang suami.
"Rafa mau makan mie ayam" Aluna meminta kepada Rafael, sekarang ini mereka sedang berada di kantin.
"Bentar" Aluna mengangguk. "Rafa mau es jeruk juga" ucap Aluna.
"Air putih, kalau nggak, nggak sama sekali" Aluna mengangguk lesuh.
Sasqia dan Alissa yang sedang berada di tempat yang sama terbengong melihat keposesifan Rafael.
"Lun, Lo sama Rafa nggak berantem?" tanya sasqia, Aluna menggeleng.
"Luna, Lo baik-baik aja kan?" Tanya Alissa yang bingung dari kemari atas perubahan sikap Aluna dan Aluna mengangguk.
"Lun, Lo sekarang diteraktir Rafael terus yah" lanjut Alissa.
Aluna menatap Alissa. "k-kenapa emangnya?" Tanya Aluna gugup.
"Nggak papa sih, aneh aja. Ayah Lo udah miskin kah? Sampai minta traktir Rafael terus" ujar Alissa dengan sarkas. Aluna merasa emosi dengan perkataan Alissa, tapi dengan sebaik mungkin Aluna menutupi rasa kesal itu.
"Belum, dan nggak akan pernah. Kenapa kalau Rafael tiap hari teraktir gua? Iri? Mau di traktir Rafa juga?" Ucap Aluna.
"Cih, duit gua banyak, gua juga gak suka minta-minta" ujar Alissa.
Sasqia yang mendengar perdebatan itu melerai sebelum urusannya panjang. "Udah. Kita disini mau makan! Dan Lo Lis please jangan gitu ke Luna! Kata-kata Lo bikin emosi"
"Kenapa? Emang benerkan, Aluna sekarang suka minta-minta ke Rafael" Aluna geram mendengar ucapan Alissa.
"Lis, Lo gak tau apa-apa sebaiknya Lo diem!" Ucap Aluna dengan tenang.
Tak...
Alissa membanting sendoknya dan pergi dengan emosi yang menggebu-gebu.
Rafael yang melihat Alissa meninggalkan meja dengan emosi yang menggebu-gebu dan Aluna yang sedang menahan emosi seketika bingung. "Kenapa, hey?" Tanya Rafael dan memegang pundak Aluna. Sedangkan Aluna diam tanpa menjawab, dirinya pun bingung kenapa Alissa emosi? Pikirnya.
"Sas, sas kenapa?" Sasqia mengedikan bahu tak tau.
"Luna, makan!" Aluna menggambil mangkok yang berisi mie ayam tersebut lalu menambahkan saus dengan banyak serta sambal dan sedikit kecap, Rafael yang melihat itu melotot kaget, langsung dirinya merampas sambel tersebut sebelum habis oleh Aluna.
"Lo gila lun, Lo makan mie ayam di campur sambel, apa sambel dicampur mie ayam?" Tanya Rafael greget.
"Iih balikin. Belum pedes" ucap Aluna mengaduk-aduk mie ayamnya dan sedikit mencicipi.
"Aluna Lo gila!! Itu udah merah banget Luna!" Sasqia pun ikut campur.
"Belum pedes!" Ngotot Aluna.
"Nggak! Kalau mau nambah lagi gua buang mie ayam Lo!" Ucap Rafael dan Aluna dengan terpaksa memakan mie ayam tersebut.
"Iih hambar" ujar Aluna. "Cewek gilak, segitu aja hambar dongo!" Sasqia yang tidak doyan pedas melihat mangkuk Aluna yang merah seketika bergidik.
"Rafa... Nanti pulang sekolah kita cari buah mangga. Kita bikin rujak yuk" sasqia menoleh ke Aluna dan Rafael.
"Rafa! Lo apain aluna!" Tanya sasqia.
"Nggak gua apa-apain" jawab Rafael dan Aluna mengangguk.
"Luna, Lo bukannya gak suka rujak?! Lo liat mangga aja udah jijik" setahu sasqia Aluna tuh tidak menyukai buah mangga. Makanya kemarin saat Aluna dengan binar bilang ada mangga banyak sasqia heran.
"Nggak tau, mau bikin rujak" jawab Aluna dengan muka yang polos.
Rafael sudah tidak heran, yang menginginkan mangga dan rujak tersebut adalah anak mereka. Sebenarnya rafael pun sempat bingung kemarin Aluna meminta mangga padahal cewek itu tidak menyukai buah mangga.
"Lo gak lagi hamil kan, na?" Tanya sasqia berbisik ke Aluna.
Aluna melotot kaget dan secepat mungkin menormalkan kembali ekspresi wajahnya. "G-gila Lo! Yak nggak lah!" Gugup Aluna.
"Kok Lo gugup. Padahal gua bercanda" ucap sasqia penuh selidik.
"RAFA! Lo tersangka utama kalau terjadi apa-apa sama Aluna" sasqia menunjuk Rafael. Rafael mengangkat bahunya tidak perduli.
"Gua gak papa qia!" Ucap Aluna.
"Iya iya iya"
Sasqia dan Aluna mereka bersahabat sedari kelas 1 SMP makanya sasqia sangat menyayangi sahabatnya itu. Menurut sasqia Aluna adalah sahabat terbaiknya.
∆∆∆
Saat ini Aluna, Rafael dan BI inem sedang membuat rujak yang Aluna inginkan.
"Bii ini gini kan, caranya ngupas mangga" ucap Aluna dengan mengupas kulit mangga dengan tebal-tebal.
"Aduh non Luna, biar bibi aja deh yang ngupasin buah-buahan nya" ujar bi inem yang melihat Aluna memotong buah mangga yang hampir mengenai tangan cewe itu.
"Luna, biar gua aja deh!" Rafael mengambil alih pisau yang di pegang Aluna.
"Lo yang bikin sambel nya. Ngeri gua lun liat Lo!" Lanjut Rafaell. Aluna mendengus tidak suka, tapi tetap mengambil alih membuat sambal rujak.
Mata Rafael tidak lepas dari Aluna. "Aluna udah deh, Lo tunggu aja di sana sambil liat tv" ucap Rafael menyuruh Aluna.
"Iiis kenapa sih?" Tanya Aluna dengan kesal, sedari tadi Rafael melarang-larang Aluna ini itu. Buat ini itu ngga boleh, ngupas buah nggak boleh, bikin sambel rujak juga gak boleh pikir Aluna.
"Nggak apa-apa" jawab Rafaell. "Upin-ipin udah mulai loh, na" lanjut Rafael. Aluna yang tadi kesal dengan cepat merubah ekspresi saat Rafaell bilang film favorit nya sudah tayang. Aluna langsung berlari ke ruang tv dan menyalahkan tv, mencari chanel yang ada kartun kembar itu.
"Mana yah remotnya" Aluna mencari-cari remot tv.
"Akhh ketemu" lanjutnya saat membuka bantal sofa.
Upin dan Ipin kembar ini lah dia, kembar seiras itu biasa. Upin dan Ipin ragam aksinya....
Aluna dengan lantang mengikuti menyanyi saat kartun kembar asal Malaysia itu di mulai.
Rafael dan Bi inem yang mendengar itu sedikit terkikik geli. Saat Rafael tau Aluna sedang hamil sikap Aluna menjadi lebih manja dan seperti anak-anak. Suka merengek meminta ini itu, suka menangis tiba-tiba, emosional, dan kalau tidur harus memeluk Rafael. Yang tadinya Rafael yang selalu meminta di peluk sekarang gantian Aluna yang meminta untuk dipeluk sebelum tidur. Dan Aluna sekarang jadi gampang senyum, makanan yang Aluna tidak suka pun kadang Aluna menginginkan nya.
See you next guys.
(。♡‿♡。)👇👇

KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAELL (HIATUS)
Fiksi RemajaSebelum lanjut follow dulu ya ges ya. 17+ Bagaimana jadinya sahabat yang disatukan dalam ikatan pernikahan?