Heeseung itu selalu mikir kalau Karina itu ga masuk akal.
Masih bisa dimengerti, tapi kadang tingkahnya ngebuat Heeseung sulit mengerti.
Mereka bertemu ketika Heeseung berusia 18 tahun, Karina kakak tingkat Heeseung dari fakultas berbeda di kampus tempat Heeseung ngejar gelar s1nya.
Pertemuan mereka juga tidak terlalu membekas.
Hanya Karina yang entah bagaimana sibuk dengan laptopnya di antara semak-semak dan Heeseung yang kebetulan lewat ingin menuju perpustakaan justru mendapati wanita itu melakukan hal yang menurut Heeseung aneh.
Seperti, untuk apa mengerjakan tugas di balik semak-semak jika fasilitas seperti perpustakaan dibangun senyaman mungkin untuk digunakan?
Kira-kira itu pikiran Heeseung saat melihat Karina yang nampak serius dengan laptopnya.
Lalu pertemuan kedua mereka saat Heeseung dilarikan ke rumah sakit akibat kecelakaan beruntun.
Saat itu, Karina telah menjadi dokter yang tengah menjalani masa internship dan kebetulan pula mendapat shift jaga di IGD hingga bertemu Heeseung.
Kecelakaan yang dialami Heeseung cukup berat hingga fungsi vitalnya mengalami penurunan drastis namun tidak sampai memasuki kondisi vegatatif.
Gimana pun, Heeseung terluka di bagian kepala.
Pertemuan ketiga mereka terjadi di rumah keluarga Adhipramana. Karina mengunjungi keluarga Adhipramana beberapa bulan setelah Heeseung dinyatakan sembuh dan mampu beraktivitas dengan normal.
Saat itu, pasangan Adhipramana hanya memanggil Heeseung ketika Karina menyebutkan alasannya mengunjungi kediaman Adhipramana hanya untuk bertemu Heeseung.
Keduanya duduk berhadapan setelah pasangan Adhipramana meninggalkan mereka berdua di ruang tamu. Entah karena Heeseung merupakan orang yang cenderung mengamati lawan bicaranya atau Karina yang memiliki gestur canggung dibeberapa menit pertama sampai tidak ada obrolan yang terjadi.
Di menit ke sepuluh dengan Heeseung yang tenang menyesap tehnya dan memperhatikan gelagat Karina, dokter internship bermarga Adiwidya itu menghela nafasnya.
"Cukup menyenangkan melihatmu sembuh, mengingat kecelakaan yang kamu alamin parah banget."
Basa-basi, tapi Heeseung lebih dari mampu menarik kesimpulan kalau ini adalah cara Karina buat ngomongin tujuannya datang ke rumah Adhipramana.
Heeseung mengangguk, "Terima kasih, mbak. Saya kira saya bakal mati pas kecelakaan itu," balasnya tenang.
Karina masang senyum tipisnya, cangkir teh diletakkan kembali di meja dan dia ngomong lagi, "Kecelakaan itu, sudah diselidiki?"
"Sudah."
"Berarti udah tau pelakunya?"
Pertanyaan Karina barusan terdengar lucu di telinga Heeseung sampai cowok yang usianya memasuki 21 tahun ini ketawa kecil, matanya bahkan menyorot penuh humor ke arah Karina.
"Menurut mbak?" tanya Heeseung main-main.
Karina mendengus, "Adiwidya."
Heeseung melipat kedua tangannya di dada, sorot penuh humor yang dia arahkan ke Karina sebelum hilang, "saya tau, Adhipramana tidak sebersih itu tapi tidak juga terlalu kotor. Bagaimana pun ini adalah bisnis dan politik, tapi saya bisa menjamin bagaimana bisnis keluarga dijalankan, itu sangat jujur. Management teratur dan mematuhi hukum yang berlaku."
"Apa kamu baru aja secara ga langsung bilang bisnis yang dijalankan keluarga saya tidak jujur dan tidak mematuhi hukum yang berlaku?" tanya Karina, mata cantiknya cuma natapin bagaimana Heeseung kini hanya memberinya senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Cemara [Enhypen]
FanficKisah Mas Haris si duda keren kesayangan ibu-ibu komplek berserta tiga anak lanangnya; Reyhan, Satya dan Ricky. Warn(!) +bxb +lokal!au +harshword +lowcase +etc