“Shaka, tumben jam segini kamu belum rapih?” tanya Bu Dina seraya menyuapi Azriel yang susah makan.
Kyra memperhatikan penampilan Arshaka yang belum berpakaian rapi seperti Pak Gunawan. Bahkan, Arshaka belum memakai celana kain dan sepatunya. Sekilas, Kyra menangkap sorot ragu dari mata elang Arshaka. Namun, suaminya itu langsung bisa menguasai keadaan.
“Begini, Yah, Bun, hari ini aku mau resign dari kantor dan sekalian pindah ke apartemen juga.”
Bukan hanya Pak Gunawan yang kaget, tetapi Bu Dina pun. Kyra kira, Arshaka sudah izin terlebih dahulu. Nyatanya Pak Gunawan dan Bu Dina baru tahu pagi itu.
“Kenapa keluar, Shaka? Apa ada hal yang membuatmu tidak nyaman?” tanya Pak Gunawan seraya mengambil buah jeruk. Kebetulan, sarapannya sudah tandas ketika Arshaka akan menyampaikan maksudnya.
Arshaka menggeleng pelan. “Aku nyaman, kok, Yah. Cuman aku pengen cari pengalaman di luar supaya punya wawasan yang luas seperti Ayah.”
Pak Gunawan sedikit keberatan dengan keputusan Arshaka. Bagaimanapun, perusahaan jasa logistiknya yang dahulu terbilang kecil dan sepi kini menjadi lebih baik semenjak Arshaka bergabung. Tidak berkembang pesat seperti jasa ekspedisi yang lain memang. Namun, berkat ide cemerlang Arshaka lah jasa ekspedisi D&G menjadi terkenal di Indonesia.
Setelah menghabiskan sebelah jeruk, Pak Gunawan meminta asisten rumah tangga mengajak Azriel bermain. Lalu, mereka berempat menuju ruang keluarga untuk bicara.
“Ayah sebenarnya berat melepas kamu, Ka.” Pak Gunawan menatap Alaska yang tengah menunduk hormat. “D&G masih dan akan selalu butuh kamu. Ayah sudah tidak seaktif dulu lagi. Kalau bukan kamu, siapa yang akan mengelola D&G, sementara Kyra tidak suka dunia bisnis, dan Azriel masih kanak-kanak.”
Pak Gunawan menatap keponakan dan putra kecilnya bergantian. Sebelum Kyra hamil, Pak Gunawan sudah sering memintanya untuk melanjutkan pendidikan dan mengambil fakultas yang dia ambil dulu, yakni di bidang bisnis. Namun, Kyra selalu menolak dengan alasan kalau dia ingin mengambil jurusan hukum.
Pak Gunawan tidak bisa memaksakan kehendak. Pak Gunawan akan menuruti keinginan Kyra asal dia menurut dengan menjadi gadis yang baik. Sayang, belum juga dapat panggilan dari universitas yang Kyra idam-idamkan, dia sudah mengubur impiannya sendiri karena mengecewakan banyak pihak.
Pak Gunawan juga ingat betul ketika perusahaannya bermasalah. Dia pun menceritakan kisah perjalanan bisnisnya kembali agar Arshaka membatalkan niatnya untuk resign. Manajemen di perusahaannya tersebut mengatakan kalau Chief, Marketing Officer menggelapkan uang perusahaan.
Selain itu, para kurir di area Jabodetabek dan karyawan bagian gudang juga mendapat masalah. Banyak laporan barang yang dibeli tidak sesuai (penerima dan pengirim mempunyai bukti kuat saat mengemas barang dan unboxing paket), packing rusak karena kecerobohan kurir, dan pelayanan buruk yang menurunkan rating CV D&G Santosa.
Mendengar hal itu, Pak Gunawan hampir saja akan bertindak gegabah karena dikompori sang manajer. Beruntung Alaska muda mencegahnya dengan alasan jika kesalahan prosedur pada proses PHK itu hanya harus diberikan pada karyawan yang bersangkutan saja. PHK tidak berlaku pada ratusan karyawan yang tidak terdampak.
Karena tidak ada barang bukti yang menguatkan mengingat CCTV di kantor mendadak rusak, akhirnya Arshaka meminta ATM dan buku tabungan milik orang-orang yang bersangkutan—manajer dan marketing. Tak tanggung-tanggung, Arshaka juga meminta dua orang tersebut menyerahkan milik istri dan anaknya juga. Belum apa-apa, manajer tersebut sudah ketakutan. Dia meminta agar tidak usah memecat sang marketing, melainkan memecat pihak-pihak yang bersangkutan, dan kerugian perusahaan ditanggung kurir tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah tanpa Cinta
General FictionKyra tidak pernah menyangka kalau dia akan menikah dengan lelaki yang bahkan tak pernah singgah dalam mimpi dan angannya. Bagi Kyra, nikah tanpa cinta itu bagai Kopi tanpa Gula, karena Pemanis itu sendiri sudah pergi tanpa pamit. Cowok yang menjanji...