Happy reading♡
_______
Pagi ini aku jogging sendiri. Aku pergi sendirian karena sejak jam 6 pagi tadi bunda dan ayahku sedang pergi, katanya ada acara di rumah rekan kerja ayahku. Aku sengaja tidak ikut, aku malas pergi ke acara acara yang ku anggap tidak penting, lebih baik aku menggunakan waktuku untuk melakukan hal-hal yang lebih penting di hari minggu ini.
Mungkin bisa dibilang aku anak yang cuek dengan segala hal-hal yang tidak penting.
Entahlah. Mungkin karena itu, banyak tetangga tetanggaku yang menyebutku sebagai anak yang tidak mau bersosialisasi. Kurasa apa yang mereka katakan itu memang benar, aku memang jarang bersosialisasi. Terkesan judes dan sombong.
Aku masih berlari dengan nafas yang teratur, lagu mellow yang sejak tadi berputar di kedua telingaku melalui layar headshet itu pun masih beralun merdu disana. Aku semakin mempercepat gerakan lariku yang semula pelan menjadi sedikit cepat.
Tiba-tiba saja aku merasa ada orang lain, selain aku disini. Tapi entah siapa.
Sebenarnya aku berniat ingin menoleh kebelakang, namun ada keraguan di dalam diriku.
Entah mengapa feeling dan keinginanku bertentangan, aku menoleh sekilas untuk memastikan. Dan, memang ada orang lain selain aku dibelakangku. Aku pernah melihat orang itu. Dia adalah orang baru di sini yang waktu itu sempat memberi kami bingkisan.
Aku mencoba se-rileks mungkin. Dan merasa tidak ada orang lain selain aku disini. Tiba-tiba saja aku merasa ada sebuah tangan yang baru saja menepuk pundakku, pelan. Dan dengan reflex aku menoleh tanpa berniat untuk memberhentikan gerakan lari ku.
“Haii?” kalau tidak salah, dia mengucapkan ‘hai’ kepadaku. Aku hanya bisa melihat dari gerakan bibirnya saja.
Aku tidak mendengar suara dari mulutnya. Entah karena ia tidak punya suara, atau karena aku yang budeg. Aku baru tersadar sesuatu, sejak tadi aku memakai headshet di kedua telingaku, oleh sebab itu aku tidak bisa mendengar apa yang ia katakan.
Aku memberhentikan gerakan lari santaiku, lalu menarik satu layar headshet di telingaku. Dia pun berhenti, aku terlalu pede jika menebak dia ikut berhenti dengan kegiatannya karena aku.
Aku diam menatapnya yang menampakkan senyumnya. “Apa?” kataku, datar. Mungkin dia berfikir aku tidak suka. Terlihat jelas dari raut wajahnya yang tiba-tiba terliat diam. Setelah beberapa detik menunggu jawaban, namun aku tidak mendapatkan jawaban apa apa. Aku mulai memalingkan wajahku, agak kesal. Namun pada saat aku ingin melanjutkan lari pagi ku, cowok itu mengulurkan tangannya untuk berjabatan.
“Aldy Mahendra. Orang biasa manggil gue Aldy. Tapi kalau lo mau manggil gue pake nama lain juga nggak apa-apa.”
Aku sedikit mendongak menatap wajah orang yang mengaku bernama Aldy ini, namun setelah itu, aku membalas jabatan tangan cowok itu “Windya Cantika.”
“Windy?”
Aku menggeleng, “bukan. Windya!” tegasku memperbaiki, pertanyaannya tentang nama panggilanku.
“Kalau gue panggil Windy aja bisa nggak?”
Aku terdiam beberapa detik, kemudian melanjutkan kembali lari santaiku, dan cowok itu mengikutiku di belakang.
“Biasanya kalau diam, itu tandanya lo mau gue panggil dengan sebutan itu."
Aku masih tetap bergeming, masih terus melanjutkan lari pagiku, tanpa ingin mengatakan apapun.
“Lo orangnya memang cuek ya?”
Aku hanya melirik sekilas wajahnya yang sudah menampakkan banyak keringat yang keluar dari pelipisnya. Berbeda denganku, tubuhku bahkan belum mengeluarkan setetes keringat sama sekali.
“Terbukti.”
“Memangnya kenapa kalau gue orangnya cuek?” Aku memberhentikan langkahku, dan ku lihat dia juga ikut berhenti. Aku menatapnya santai begitu juga dengannya.
Namun, aku bisa melihat ada seulas senyuman yang muncul dari bibirnya.
“Gue merasa tertantang.” ucapnya kemudian.
Aku terdiam sebentar mencerna apa maksud kata-kata yang dia katakan tadi. Tapi belum sempat aku mendapatkan maksud dari ucapannya tadi, dia sudah lebih dulu melenggang meninggalkanku dengan santai. Aku menghembuskan nafasku pelan berusaha tidak memikirkan meski sesuatu di balik tempurung kepalaku masih bertanya-tanya.
Lebih baik tidak kupikirkan.
________
To be continue.
Terimakasih sudah baca Memori. Jangan lupa SHARE cerita ini.
Salam
@windyaaw_

KAMU SEDANG MEMBACA
Memori [COMPLETED]
Teen FictionDari aku, yang selalu merindukanmu. Untukmu Aldy, silahkan mengenang. _______ BACA CERITA YANG LAIN DULU YA, GUYS. CERITA INI MASIH BANYAK TYPO. BELUM DI REVISI. Copyright ©2019, by windyaaw_