23.|| Ayo ketemuan

54 40 3
                                    

HAPPY READING♡

__________

Aku segera menggeser tombol hijau di layar ponselku ketika mataku menangkap nama si penelpon, pelan-pelan aku meletakkannya di telinga.

“Halo?” Sapa kak Aldy dari seberang sana.

“Iyaa, ada apa kak?”

Gue mau ngobrol sama lo, boleh kan?”

“Iya, ngobrol aja. Nggakpapa kok.”

“Tapi gue maunya ngobrol langsung. langsung ketemuan sama lo.”

Aku terdiam, saat kak Aldy menjeda ucapannya, terdengar hening karena aku memang diam.

“Lo mau nggak ketemuan sama gue malam ini?”

Aku berdehem sejenak, “Ter-tergantung Ayah sih kak, kalau di bolehin ya, gue mau.”

“Jadi lo mau?” Aku mengangguk pelan. menyembunyikan degupan jantungku. Ya walaupun dia tidak akan bisa melihatnya. “Mau nggak?” tanyanya sekali lagi.

“Iya mau.”

“Mau apa coba?" Kak Aldy terdengar terkekeh "Yang jelas dong.”

“Iya mau kak.”

“Bukan gitu. Yang jelas dong suaranya, pelan banget. Kata katanya juga kurang lengkap.”

“Jadi?”

“Kak Aldy sayang, iya aku mau ketemuan sama kakak.” Disana terdengar suara tawa puas kak Aldy. Dia pasti memang berniat mengerjaiku.

Ihh, apaan sih kak. Lebay deh..”

“Buruan cepet.."

“Ngapain?”

“Bilang yang gue suruh tadi.”

Aku berdecak. “Memangnya harus banget ya?”

“Harus. Cepet. Gue udah nggak sabar nih dengernya.”

“Nggak mau ahh.. pasti kakak mau nge bego-begoin gue.”

Kak Aldy semakin tertawa ngakak disana. Seperti orang gila. Rasanya aku ingin sekali menjitak kepalanya.

"Kalau maksa maksa, gue nggak jadi pergi.” Ancamku akhirnya sampai tawa kak Aldy tiba-tiba berhenti.

Yaudah iya iya, cepetan, setengah jam lagi gue jemput lo.” Aku gantian terkikik geli mendengar jawabannya. Se ingin itu kah dia bertemu denganku?

Aku berdehem sebentar. “Memangnya Ayah gue bolehin?”

“Udah.. santai aja." Kak Aldy mengintrupsi. "Baii.. bentar lagi gue otw. Jangan lupa dandan yang jelek.”

“Hah?”

“Iya. Biar nanti nggak ada yang ngelirik lo.”

Aku mendengus pelan menyamarkan tawaku. Yang benar saja. “Jahat banget sih?”

Kak Aldy tertawa lagi, "Yaudah, gue matiin dulu ya..”

“Okaii.." Jawabku kemudian menutup ikut menutup teleponnya. Aku menutup wajahku menggunakan telapak tanganku, menyalurkan rasa dingin di tanganku ke area pipiku yang malah terasa hangat.

Aku harus bersiap-siap dan bertemu dengannya.

_____________

To be continue.

Salam
@windyaaw_

Memori [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang