5.|| Pesan dan nomor baru

63 42 6
                                    

*One messege received from the Yulia_auliyya

Yulia_auliyya : Lo mou ftonya kak Aldy nggk? Biar lo tw yng mana kak Aldy-Aldy itu..

Windya_ : Gue dah ktmu.

Yulia_auliyya : Kpnn? Ko gw gak tw?

Windya_ : Alay, kebanyakan singkatan.

Yulia_auliyya : Kapn ktmu nya? Kok w nggak di ajak?

Yulia_auliyya: biarin mau alay pun :p

Windya_ : Tadi pagi pas gue jogging.

Yulia_auliyya: ko bisa?

Windya_ : Mana gue temple !!

Yulia_auliyya: typo ((

Yulia_auliyya : Pokoknya lo hutang penjelasan sama gue!!!!!!

Yulia_auliyya: Besok senin gue tagih.

Yulia_auliyya: Awas aja lo nggak ngasih tau gue!!!!!

“Dasar alay!” umpatku. Sambil tersenyum miring setelah membaca pesan terakhir yang Yulia kirimkan kepadaku. Anak itu selalu saja begitu.

Aku berbaring di atas ranjangku yang bisa dibilang tidak besar ini, mataku mengelana menatap langit langit kamarku yang disana terdapat hiasan kertas yang dibuat seperti angsa, warna warni. Aku yang membuat hiasan itu, saat aku duduk di bangku SMP kelas 2. Saat itu aku hobby sekali dengan Hiasan hiasan dinding seperti itu.

Tanganku meraba-raba, sekitar tempat tidurku, mencari cari benda yang baru saja berbunyi 2 detik belakangan ini. Aku mengernyit setelah mendapatkan benda yang ku cari tadi.

08229***5762 : P

08229***5762 : P

Duq pesan whatsapp dari Satu pengirim tak di kenal saat ini menghiasi layar ponselku.

Siapa? Aku membaca ulang nomor yang baru saja mengirimiku pesan di dalam hati. Siapa? Dan sekali lagi aku tidak tahu siapa orang yang mengirimiku pesan. Padahal setahuku aku tidak pernah memberikan nomor ponselku kepada orang selain teman-teman dan saudaraku.

08229***5762 : Windy🤗🤗

Aku kembali mengernyit heran, hanya ada dua orang yang menyebutku dengan panggilan itu, yang pertama ayahku, dan yang kedua dia.. orang yang pagi kemarin sempat berkenalan denganku.

Apa aku terlalu pede jika merasa kalau dia yang mengirimiku pesan ini? Ahh.. tidak. Aku tidak pede, setidaknya aku hanya menebak sesuatu yang terlintas di kepalaku. Bukankah setahuku memang hanya ada dua orang yang menyebutku dengan nama panggilan itu. Yah, walaupun itu masih belum bisa dipastikan dengan jelas.

Tentu saja aku tidak menggubris pesan itu.

_______

To be continue.

Terimakasih buat yang udah berkenan baca. Jangan lupa Share cerita ini.

Salam
@windyaaw_

Memori [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang