1|| Tetangga baru

97 47 16
                                    

HAPPY READING♡

__________

Sejak tadi aku sibuk dengan tugas tugas sekolahku yang semakin hari semakin menumpuk, sampai sampai aku tidak perduli lagi dengan keadaan rumah dan sekitarku yang sangat-sangat terlihat berantakan.

Sebenarnya tugas itu masih satu minggu lagi akan dikumpulkan, namun hari ini keadaan hatiku sedang amat-sangat baik, alhasil aku mengerjakan tugas itu sekarang.

Selain itu juga, aku adalah salah satu dari banyak orang yang sering lupa. Yap, aku pelupa. Makanya pada saat aku ingat aku segera melakukan sesuatu yg saat itu sedang ku ingat.

Assalamualaikum.”

Aku mendengar ada tangan yang mengetuk pintu rumahku.

Aku memutar bola mataku malas, siapa sih yang hobinya bertamu disaat aku tidak ingin menerima tamu?

Sangat menyebalkan sekali.

“Iya, sebentar..” Aku berjalan keluar dari ruang keluarga yang tadi aku gunakan untuk mengerjakan tugas lantas berjalan ke ruang tamu untuk membuka pintu depan rumahku.

Aku menaikkan satu alisku menatap sosok cowok jangkung, berkulit hitam manis dihadapanku. Bisa dibilang, sedang menatapku sambil senyam-senyum cengengesan. Bukannya kelihatan ramah dia malah lebih terlihat seperti cowok tengil berwajah menyebalkan.

“Cari siapa? Ayah gue nggak ada. Lagi kerja kalau jam segini. Bunda gue juga ada acara pengajian. Jadi kalau ada perlu sesuatu, bisa di sampein aja ke gue, nanti gue sampein, ke orangtua gue.” kulihat dia menatapku dengan tatapan heran, mungkin tidak suka.

Masa bodo, aku tidak pernah menginginkan orang untuk menyukaiku. Makanya banyak sekali orang yang mengataiku sombong dan sebagainya. Biarkan saja, aku tidak perduli. Mereka memang benar. Aku memang sombong dan berwajah judes.

“Enggak, gue Cuma mau ngasih ini.”

Aku melirik kantong pelastik putih yang yang sejak tadi mungkin dia pegang, namun aku baru menyadarinya sekarang.

“Keluarga gue baru pindah kesini." Jelas nya. "Rumah gue ada di depan, samping rumah cat warna oranye itu.” lanjut nya lagi sambil menunjuk rumah bewarna putih yang berada tepat di samping rumah ber cat oranye yang dia katakan tadi.

“Ooh, oke.” ucapku seadanya lantas mengambil kantong pelastik yang dia sodorkan lagi kepadaku. “Makasih, gue masuk kalo gitu.” ucapku lagi lalu berputar balik dan masuk kedalam rumahku.

Aku bahkan lupa bertanya siapa keluarga baru yang baru saja pindah dan menjadi tetanggaku. Aku ingin berbalik dan bertanya siapa nama keluarga baru itu, namun ku urungkan. Karena pikiranku mengatakan, ‘pasti juga nanti ayah sama bunda bakal tau sendiri’ alhasil aku tidak jadi berbalik.

Aku meletakkan kantong pelastik yang ku duga isi nya adalah sejenis kue-kue basah itu ke dalam lemari es, lalu kembali ke ruang keluarga untuk mengerjakan sisa sisa tugasku.

_______

Padahal tetangga baru.. eh udah di judesin aja sama Windy. Heran.

Ada yang sama judes nya sama Windy nggak? Komen di sini. Wkwk

Makasih buat yang sudah baca dan memberi dukungan di cerita ini♡

Salam
@windyaaw_

Memori [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang