10.|| Hari Merah

54 42 6
                                    

HAPPY READING♡
DONT FORGET TO VOTE AND SHARE😠😠

________

Mataku mengerjap berkali kali. Melihat ke arah luar jendela yang tampak matahari mulai menampakkan sinarnya.

Aku mengeluh, badanku terasa pegal. Entah kenapa pinggangku pun terasa nyeri dan aku merasa seperti ingin buang air besar.

Dengan cepat aku berlari keluar kamar menuju kamar mandi yang terletak di dekat dapur.

Sebelum aku sampai ke kamar mandi aku melihat Bundaku sedang membuat sarapan.

“Eh? Win.."

Aku berpaling dan menatap bundaku yang sedang memegang pisau dan wortel di kedua tangannya.

“Kenapa bun? Kebelet nihh..” Aku sedikit membungkuk merapatkan kedua kakiku dan memegang bagian perutku yang terasa sakit.

“Itu kok merah merah?”

“Apa, yang merah merah?" Aku mengernyit melihat bunda yang berlari ke arahku sambil mengambil handuk yang ku pegang sejak tadi, lantas melingkarkannya ke pinggangku.

Sungguh aku memang benar benar tidak mengerti dengan yang sedang bunda lakukan kepadaku.

“Kenapa sih bunda?” tanyaku bingung.

“Kamu datang bulan."

Aku terbelalak. Jujur saja ini adalah kali pertama aku merasakan apa yang biasa di rasakan remaja-remaja seusiaku.

“Maksud bunda haid?”

Bunda mengangguk “Kamu ngerasa keram nggak? Dibagian perut, pinggang atau apa gitu?”

Aku menggeleng “Cuma pegel, sama pengen buang air besar aja bun.” Ucapku sambil memukul mukul pinggangku yang kembali terasa pegal seperti ingin buang air besar. Tapi seperti tidak juga.

“Itu namanya keram perut. Udah biasa di alami perempuan semasa haid.’’

Aku mengangguk. “Oke bun, Windya mau mandi, udah telat.” Ucapku akhirnya sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

______

Aku telah berada di sekolah SMA Negri ku, berdiri di antara siswa siswi yang terlambat masuk ke sekolah.

Sebenarnya baru kali ini aku terlambat masuk ke sekolah, biasanya aku paling cepat dengan namanya berangkat ke sekolah, tapi karena hal itu. Akhirnya aku telat berangkat ke sekolah.  Aku hanya diam pada saat bu Lyli-guru piket-sedang berceramah panjang lebar di hadapan kami.

Dan setelah puas mengeluarkan nasihatnya dia memerintahkan aku dan siswa siswi lainnya untuk menyiram bunga selama satu minggu di seluruh sekolah ini, termasuk yang berada di teras koridor-koridor kelas X sampai kelas XII.

Aku sangat mengeluh sekali saat aku di tempatkan untuk menyiram bunga bunga yang berda di koridor kelas XII. Semua sudah mendapat bagiannya masing masing, dan kini, aku sudah berjalan sambil membawa gembor pelastik di kedua tanganku.

Rasanya lumayan berat, sampai bisa membuat aku mengeluh. Sebenarnya bisa saja sih, aku kabur dan berkata aku sudah melakukannya, tapi aku tidak ingin seperti itu, bagiku tanggung jawab sangatlah penting. Jadi aku memilih untuk melaksanakan tugasku.

“Telat pergi ke sekolah ya dek, makanya disuruh nyiram bunga?”

Aku hanya tersenyum menatap senior, siswi yang tadi menegurku. Jujur saja, aku sih tidak tahu siapa nama siswi ini. Kurasa aku baru pertama kali melihatnya. Dia cantik dengan model rambut memiliki poni yang menutupi dahinya.

Aku melirik nama tag nya tanpa sadar dan membaca nama Marsha Audrelia disana.

"Telat bangun ya?" Tanya nya lagi terlihat sok akrab.

“Iya kak, telat bangun.” jawabku seadanya.

“Oh.. oke. Semangat yaa.” Ujarnya. Aku hanya mengangguk sambil mengulum senyum.

Setelah kurang lebih 20 menit aku berjalan sambil menyiram bunga bunga yang berada di depan koridor kelas XII aku segera berlari kecil untuk pergi ke kelas.

“Win_____ Windy…”

Aku berbalik badan, menatap kak Aldy yang baru saja memanggilku. Aku reflex menaikkan kedua alisku, melihat kak Aldy yang menghampiriku dengan senyuman tengil ala dirinya.

“Kenapa kak?” tanyaku.

Dia menggeleng “Gue tadi nggak sengaja lewat, dan liat lo.."

Kulihat dia melirik kearah Gembor pelastik yang tadi aku gunakan untuk menyiram bunga, aku pun ikut melihatnya.

“____terus gue panggil aja." Sambung nya lagi. "Eh, Betewe, lo kok.. Ngapain bawa beginian?”

“Ooh…” aku menggerakkan tangan kananku yang memegang gembor itu. "Kena hukuman. Telat tadi..”

Dia tersenyum sambil ber oh ria. Lantas memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana abu abu yang dia pakai. “Kok bisa sih? Bangun kesiangan?”

Aku mendadak tegang, lalu mengangguk saja. “I..iya telat bangun." Aku menggaruk keningku pelan, entah sejak kapan aku bisa berbicara terkesan santai dengan laki laki ini. 

Bahkan dengan ayah, aku tidak terlalu dekat. Aku berdehem sebentar berniat pamit. “Yaudah, gue balik ke kelas duluan ya kak.”

Dia tersenyum menatapku, lalu mengangguk pelan dengan wajah yang tiba-tiba terlihat lebih menawan dari biasanya yang terlihat selalu menyebalkan.

“Hati-hati.” Katanya padaku. Sedangkan aku hanya mengangguk canggung, lantas berbalik melanjutkan jalanku. Tanpa sama sekali berniat untuk berbalik atau hanya sekedar menoleh.

________

To be continue.

JANGAN LUPA SHARE AND VOTE😠😠

Salam
@windyaaw_

Memori [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang