9.|| Cowok tengil

53 43 3
                                    

Happy reading ♡

________

Aku melipat tanganku di atas meja kantin. Rasanya sejak tadi aku malas sekali menggerakkan mulutku walaupun hanya berbentuk senyuman.

Kalau tau akhirnya seperti ini aku memang benar-benar tidak ingin ikut kesini bersama Yulia. Sangat menyebalkan. Rasanya disini aku tidak bisa bergerak bebas. Entahlah.
Kami berdua saat ini sedang berada di kantin lantai dua, yang biasanya tempat makan dan nongkrong para senior senior tahun ajaran akhir di sekolah ini.

Rasanya ingin bergerak pun segan. Ternyata Rafael dengan Rafa itu berbeda. Dan yang ku pikir anak olimpiade itu Rafael, dan ternyata anak yang ikut Olimpiade itu adalah Rafa anak kelas 11 IPA 1. Dan Rafa yang saat ini kami temui yaitu Rafael anak kelas 12 IPA 3. Dan yang paling risihnya lagi ada seorang cowok yang tadi pagi sempat kutemui yang saat ini sedang berada di hadapanku.

Aku memang benar benar jadi nyamuk dan patung di waktu yang bersamaan.

Aku melirik Yulia yang saat ini sedang berbicara dengan Kak Rafael. Anak ini memang benar-benar menyebalkan. Sanking asyiknya berncang dengan orang lain, sampai sampai dia lupa akan kehadiranku di sini.

Aku menarik gelas jus yang ada di mejaku, meminumnya tanpa menggunakan pipet yang disediakan.

Mataku masih melirik tajam Yulia yang sejak tadi tak sadar jika aku sedang mempelototinya.

"Woy..” Aku terseantak kaget menarik tangan kiriku yang tadi di pukul pelan oleh cowok didepanku ini.

Aku menatapnya dengan pandangan tak suka.

“Jangan diliatin terus. Ntar lo iri lagi.” celetuknya ngasal.

Idih.. Apa katanya tadi? Iri? Yang ada juga jijik gue ngeliatnya.

Aku memutar bola mataku malas, lalu menatapnya lebih santai dari tatapanku yang tadi. Tadinya aku ingin mengucapkan kata kataku yang sempat aku katakan di dalam hati tadi, namun ku urungkan. Lebih baik aku pergi dari sini.

Atmosfer nya terlalu dominan negatif untukku yang selalu mengeluarkan energi positif.

"Biasanya kalau orang iri pasti langsung minggat pas habis di sentil."

Aku menoleh menatap Aldy yang selalu menampilkan senyum miring menyebalkan. "Bodo amat. Kalau mau jadi nyamuk ya bodo. Nggak usah ngajak-ngajak."

Aku kesal sekali. Dasar cowok tengil.

________

To be continue.

JANGAN LUPA SHARE CERITA INI.

Salam
@windyaaw_

Memori [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang