BAGIAN•23

432 32 7
                                    

Ingat kalimat yang dicetak miring adalah FELSBCK

☄️☄️☄️☄️

Air mata senja kian luruh saat ia kembali mengingat kejadian 4 tahun Lalu, kejadian yang benar-benar merenggut separuh dari hidup nya, tidak hanya kehilangan adik nya senja sempat dinyatakan terkena gangguan mental atau traumatis sebab kejadian itu. Diantara nya yaitu, gangguan kecemasan berlebihan.

Merasa cemas itu adalah hal yang wajar apabila seseorang merasa kahwatir terhadap sesuatu, cemas di tandai dengan meningkatnya denyut nadi, keluar keringat dan gerakan gerakan kecil sebagainya. Pada orang dengan gangguan yang memiliki kecemasan berlebihan, respon ini akan bertambah berkali lipat. Dan ini adalah salah satu yang di alami senja setelah nya, menjadi khawatir dan memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap orang yang tidak ia kenal, tentunya gangguan kecemasan ini menggangu aktifitas sehari-hari jika tidak bisa dikendalikan.

"Dan kamu Tahu? Setelahnya aku home schooling Langit. Karena kejadian itu hampir aja merenggut kewarasan aku, nggak cuma merenggut bulan tapi juga merenggut semua kebahagiaan dan hari hari aku yang seharusnya aku nikmati masa SMA aku di sekolah bareng temen-temen. 3 tahun Lebih aku kehilangan itu semua Langit, dan 3 tahun lebih itu juga aku baru bisa ketemu sama kamu dikehidupan aku" Lanjut Senja bercerita.

"Dan kamu tahu?"

Senja mentatap kosong gundukan tahan dengan batu nisan yang tertera nama bulan didepannya, senja Benar Benar tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang, gadis dengan dress hitam itu menggeleng tak percaya, ia harap ini hanya sebuah mimpi dalam hidupnya, ia harap ini hanya sebuah Mimpi buruk dan segera berakhir.

Namun ia hanya bisa berharap, tidak dengan kenyataan yang benar Benar ada didepan matanya saat ini. bulan Benar Benar sudah tidak bersamanya Lagi, adik kecil nya sudah pergi meninggalkan nya untuk selama lamanya.

Bahkan Langit yang tadinya cerah kini telah berubah menjadi Langit gelap yang siap menumpahkan Hujan kapanpun ia mau, namun itu tidak membuat senja gerak sedikitpun dari tempatnya, senja masih duduk dengan memeluk batu nisan sang adik.

El yang merasa tak tega pun mengajak Senja untuk pergi, mengingat sebentar Lagi akan hujan El tak mau Senja jatuh sakit.

"Hey, kita pulang ya bentar Lagi hujan"

"Hikss...gak mau Vivin aku mau nemenin bulan hiksss... pasti dia takutt didalam gelap" ujar senja dengan tangisnya, masih memeluk batu nisan sang adik.

"Non sebaiknya kita pulang, sebentar lagi akan hujan. Papa dan mama non Senja pasti nyariin non kalo tidak pulang pulang" imbuh sang supir yang masih setia menunggu Senja dan El sedari tadi resepsi pemakaman.

"Benar kata pak Budi, Sekarang kita pulang ya? Besok kita sering sering main kesini buat nemenin bulan lagi" lanjut El, tetap berusaha mengajak Senja untuk pulang.

Senja diam, gadis itu berhenti menangis.  "Bulan?" Panggil nya dengan mengahpus sisa air matanya.

El dan sang supir Sontak kompak menatap satu sama lain, dan kembali menatap Senja.

"El, El kamu lihat bulan gak? Itu Disana, dia berdiri di sana kamu lihat gak?" Tunjuk senja, Namun tidak ada siapapun Disana.

"El Disana ada bulan, ayok kita kesana" senja menraik tangan El agar ikut dengannya kepada tempat yang ia lihat ada adiknya yang berdiri disana.

El masih berada pada posisi nya, Sontak membuat Senja mengehtikan langkahnya dan menoleh kebelakang. "El ayok, bulan nungguin kita disana, dia berdiri Disana pake gaun putih cantik banget, pasti kamu gemes dehh lihat nya" cerita Senja ceria.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LANGIT DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang