BAGIAN•11

1.9K 147 7
                                    

☄️☄️☄️☄️

Senja keluar dari dalam mobilnya la meliht mobil Langit yang sudah terparkir di garasi rumah. Senja membuka pintu depan rumahnya, sepi tak ada orang diruangan itu.  "Langit kemana kok gak ada" Tanya Senja Kepada diri nya sendiri. "Mungkin di lantai dua kali ya" ucap senja lalu menaiki anak tangga menuju lantai dua rumah nya. Baru dua langkah senja berjalan suara berat milik Langit mengehentikan langkah nya.

"Darimana jam segini baru pulang" tanya Langit dingin dengan Masih memakai jas formal miliknya. Mungkin ia juga baru pulang

"Emmm tadi main bentar" ucap senja sedikit gugup.

"Bentar Lo bilang? Jam berapa sekarang? Dari tadi siang sampai tengah malam kaya gini Lo bilang bentar?"

"Maaf Langit" cicit senja dengan menunduk. La tau ia salah, tak seharusnya ia pulang selarut ini.

Langit memijat pangkal kepalanya, ia sedikit merasa pusing saat ini. La kalah tender dengan lawan bisnis nya. ditambah saat ia pulang senja tidak ada dirumah. "Main kamana?" Tanya Langit mulai mengintrogasi senja.

"A-aku t-tadi emmm—"

"Kenapa gugup gitu hemm?" Langit mendekat kearah senja, sontak senja memundurkan langkahnya untuk menjauh dari Langit. "T-tadi a-aku cuma keliling keliling" jawab senja terbata. Sungguh jarak diantara keduanya kini sangatlah dekat, bahkan nafas Langit bisa senja rasakan saat ini, Detak jantung senja pun tidak normal saat ini.

"Lo tau, gue gak suka dibohongin ham? Apalagi yang bohongin gue sekarang istri gue sendiri" Ucap Langit berbisik tepat ditelinga senja.

Senja tak bisa melawan atau menjawab ucapan Langit barusan, sungguh tubuhnya sudah panas dingin saat ini, Ia takut melihat sifat langit kali ini.

"Dan apa Lo tau? Gue nyariin Lo sampai kerumah ayah, bunda, bahakan gue Udah nanyain ke temen-temen Lo semua, tapi semuanya gak tauu. Dari mana lo?" Langit mengulangi pertanyaan nya.

"Maaf Langit gue gak bermaksud bohongin lo" kini senja memberanikan diri untuk menjawab.

"Jawab pertanyaan gue senja! Lo dari mana dan sama siapa?" Kini Langit melirik jaket yang senja pakai, sudah jelas bahwa itu jaket laki-laki.

"Dan ini jaket Siapa?"

"Gue bakal jelasin kita duduk dulu ya?"

Langit menarik sudut bibirnya keatas, senja dapat melihatnya. bukan senyum bahagia yang terukir diwajah Langit melainkan senyum kekecewaan yang terlihat jelas di wajahnya. "Lo udah bohongin gue ja, gue gak yakin apa cuma kali ini doang Lo bohongin gue? Gue gak larang Lo buat keluar, jalan ataupun yang lainnya!! gue bebasin ja, tapi seharusnya Lo inget waktu dan terutama Lo izin dulu sama gue! Lo anggep gue apa sih selama ini? Gue tau pernikahan kita cuma dilandasi perjodohan, tapi sekarang Lo tanggung jawab gue ja! Di telfon kenapa gak diangkat lagi asik sama cowok nya hemm?" Tanpa sadar Langit mencengkram kuat lengan senja, membuat gadis itu meringis sakit.

"Langit sakit" cicit Senja. "diaa cuma temen aku, dan maaf aku gak buka hp tadi"

"Serah, gue gak peduli!! mau dia temen, selingkuhan sekalipun gue gak peduli!!"

"Ngit dengerin gue dulu" bukannya mendengarkan Langit langsung berjalan kekamar meninggalkan senja yang hanya menatap sendu punggung Langit dari belakang.

"Maafin gue ngit, gue belum bisa jelasin siapa sebenarnya El" ucap senja dengan terisak.

Tinggg..

Senja menghapus sisa air matanya lalu membuka notif yang baru saja ia terima.

Nomor tidak dikenal
|Hai ja, gue el
Di simpan yah
                                                                                                                                       oke|

                            ☄️☄️☄️☄️

"Kak ini bulan" ucap gadis cantik dengan dres putih yang berada di depan Senja itu.

"Bulan?" Lirih senja dengan air mata yang lolos dari matanya.

"Iya aku bulan kak, kakak apa kabar? Aku kangen sama kakak"ucap gadis itu dengan tersenyum manis kearah senja.

"Kakak juga kangen sama bulan, bulan pulang yah?"

Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Bulan gak bisa pulang kak, Kakak jaga diri baik-baik yah, bulan titip salam buat bunda sama ayah"

"Enggak bulan jangan tinggalin kakak, bulan mau kemana? Bulan harus pulang sama kakak"

"Bulan gak bisa lama lama kak, Bulan harus pergi"

"Gak bulan jangan pergi, kamu gak kasian sama bunda? kamu pulang yah dek"

"Kakak jangan sedih terus, bulan udah bahagia disana"  Ucap Gadis itu dengan menunjuk kearah Langit.

"Bulan gak mau trauma Kakak kembali, yang lalu biarlah berlalu kak, lupain semua kejadian di masa lalu, setidak nya kak El udah kembali buat nemenin kakak, Bulan pamit"

"Suatu saat pasti kita bakal ketemu lagi kak" ucap gadis itu lalu sekejap menghilang dari pandangan senja.

"Nggakk bulan nggak, nggak kamu gak boleh pergi" ujar senja mengigau dalam mimpinya.

"BULAN!!"

Teriak Senja, Gadis itu terbangun dari tidurnya dengan keringat yang sudah bercucuran. "Mimpi itu?" Gumum senja dengan mengusap kasar wajah nya. "Kenapa mimpi itu datang lagi?" Tanya Senja dengan mengontrol nafasnya yang tak beraturan.

Gadis itu melirik samping nya, Langit sudah tak ada di sana. "Apa dia masih marah sama gue?" Batin senja bertanya.

Senja turun dari kasur, berjalan ke arah kamar mandi.

Dua puluh menit senja menjalankan ritual mandinya kini ia sudah siap dengan seragamnya.

Senja berjalan kearah garasi, Gadis itu dapat melihat motor Langit yang sudah tidak ada disana, tandanya Langit sudah pergi sedari tadi. Senja melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya "astaga telat gue" ucap senja dengan buru-buru masuk kedalam mobil untuk segera pergi ke sekolahan.

Tak butuh waktu lama kini senja sampai di sekolah, Gadis itu berjalan sendir di koridor sekolah nya dengan fokus memainkan ponsel miliknya dan tidak melihat arah depan, hingga—

Brukk!!

BERSAMBUNG..

jangan lupa vote dan komennya, Maaf klo prat nya terlalu pendek, lagi gak mod nulis soalnya, hehee.

   
See you

LANGIT DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang