2. Early Phase

2.7K 340 175
                                    

🍂🍂🍂

Empat bulan kemudian....

Rekan Tuan Son dan para bawahannya datang tepat waktu. Para perampok itu tidak sempat membunuh Haerin dan Jimin. Mereka berdua langsung dibawa ke rumah sakit, sementara kedua orang tuanya dimakamkan di Swiss. Semua biaya perawatan ditanggung rekan Tuan Son. Haerin dan Jimin sendiri tidak tahu siapa nama rekan ayahnya. Soalnya yang datang dan mengurus segalanya hanya pria yang menjadi kaki tangannya. Ya, rekan ayahnya itu memang membantu, tanpa mau menunjukkan identitasanya.

Hal ini wajar, karena Tuan Son adalah mafia.

Rupanya selama ini Tuan Son bekerja dengan kotor. Bisnis batu bara itu hanya kedok saja, aslinya pria itu memiliki ladang ganja yang luas di tanah Italia dan Spanyol. Harta dan semua aset Tuan Son harus disita oleh kepolisian. Haerin dan Jimin bebas dari segala tuduhan, karena mereka tidak terlibat. Nama Tuan Son yang sebelumnya sangat terpandang, kini terlihat kotor bukan main.

Haerin dan Jimin tidak memiliki apa pun setelah mereka kembali ke Korea. Harta mereka habis, benar-benar tidak ada yang bersisa. Orang-orang terdekat mulai menjauhi mereka, takut disangka terlibat dalam permainan gelap Tuan Son, termasuk para sanak saudara. Hanya ada satu adik dari Nyonya Son yang masih baik dengan memberikan sejumlah uang pada Haerin dan Jimin. Sayangnya, dia juga tak bisa membantu banyak.

Dalam sekejab, hidup Haerin berubah. Ia dan Jimin terpaksa putus kuliah, karena mereka harus berhemat untuk kehidupannya sehari-hari. Haerin juga tidak pernah pergi untuk berlatih balet lagi. Karena beberapa teman-temannya terus mengucilkannya.

Jimin jadi suka mabuk-mabukan dan pergi ke klub untuk menghilangkan traumanya. Sedihnya lagi, keluarga Yoongi membuang Haerin setelah tahu bahwa Tuan Son bekerja sangat kotor. Yoongi memutus tali pertunangan itu secara sepihak dan katanya... sekarang Yoongi sudah dijodohkan dengan wanita yang jauh lebih baik dari Haerin. Yoongi tidak pernah mau bertemu dengan Haerin, hubungannya benar-benar kandas. Sekalinya Haerin berkunjung ke rumah Yoongi, ia akan diusir dan dimaki-maki habis-habisnya.

Haerin tidak mungkin bergantung pada uang pemberian saudaranya yang makin menipis. Wanita itu harus bekerja untuk hidupnya. Tadinya tak ada satu pun yang mau menerimanya, sekalipun menjadi tukang cuci piring. Untungnya Haerin dipertemukan dengan pria baik bernama Park Hoseok.

Hoseok memiliki kedai roti kecil-kecilan di tengah kota. Kedai roti itu diturunkan secara turun temurun dari keluarganya. Sebenarnya, Haerin tak ada pengalaman menjadi pembuat roti atau kue, tapi ia mau belajar. Sekarang Haerin bekerja di kedai roti Hoseok. Karyawan di sana sedikit, rata-rata juga pekerja part time. Kue dan roti yang dijual dibuat langsung oleh Hoseok, karena Hoseok sendiri dulu pernah mengambil jurusan tata boga di salah satu universitas ternama. Pria itu harus memutus kuliahnya semenjak ayahnya meninggal dan melanjutkan usaha keluarganya.

Haerin sudah menceritakan latar belakangnya pada Hoseok dan pria itu tidak mempermasalahkannya. Hoseok benar-benar baik padanya, seperti cahaya yang menerangi kegelapan di hidupnya. Haerin menganggap Hoseok sebagai sahabatnya, meski mereka belum lama saling mengenal.

"Kau mau coba?" Hoseok baru membuat kue varian baru. Ia memotong semua kue itu, lalu menyuapi semua karyawannya satu persatu. Sekarang tiba saatnya Haerin. "Kau tidak mau mencobanya?" tanya Hoseok. Haerin soalnya diam saja sembari memandang matanya.

Haerin pun membuka mulutnya. Agak terharu, karena setelah orang tuanya meninggal... Jimin berubah, dan Yoongi meninggalkannya. Tak ada satu pun orang yang mau menyuapinya. Padahal bagi Haerin, suapan dari tangan orang yang menyayanginya sangatlah enak. Ia jadi bersemangat untuk makan, walaupun perutnya kembung.

"Hm... enak, Oppa."

Hoseok memakan sisa irisan yang digigit Haerin. "Semoga semua pelangganku menyukainya."

VANTABLACK [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang