note : hai beb. met baca yaa.
🍂🍂🍂
Pagi ini Seokjin sudah duduk di dalam ruangannya. Sekretarisnya bolak balik mengantar berkas-berkas sampai menumpuk di atas mejanya. Tapi, Seokjin tidak menyentuh sama sekali berkas-berkas itu. Ia hanya mengangguk pada sekretasrinya, seolah mengatakan bahwa berkas itu akan diperiksanya dengan segera. Pria itu mengembuskan napasnya, ia memasang kembali airpods di salah satu telinga dan mencoba mendengarkan rekaman itu lagi.
Rekaman suara itu berisi percakapan Son Jaekim dan seorang dokter di tahun 2003. Seokjin baru menemukan rekaman itu satu bulan setelah Jaekim meninggal.
Jaekim dan dokter itu berbincang menggunakan bahasa spanyol dan membahas tentang Haerin. Seokjin sampai rela khursus bahasa Spanyol supaya ia bisa mengartikan percakapan itu tanpa perantara, sebab rekaman suara itu didapatkannya secara ilegal. Jika rekaman suara itu sampai bocor, maka ia rugi sendiri. Tadinya, Seokjin ingin menemui dokter itu. Tapi, sayangnya ia mendapat kabar bahwa dokter itu sudah meninggal tujuh tahun yang lalu karena ditembak orang misterius.
Seokjin menatap ponselnya, mengulangi terus menerus perbincangan itu di menit ke empat puluh. Rekaman itu memiliki durasi sampai dua jam. Sampai sejauh ini, Seokjin belum bisa mengartikan semuanya. Bukan ke bahasa Spanyolnya, tapi dokter itu menggunakan istilah yang asing untuknya. Maka dari itu Seokjin mendekati Namra agar bisa bertanya-tanya menyangkut istilah itu.
Beberapa kalimat juga terdengar ambigu dan perlu didalami lagi. Sebetulnya Seokjin bisa menyewa penerjemah dan ahli dalam hal kedokteran, tapi ia sudah tidak bisa percaya pada siapa pun. Pemainan uang dan kedudukan sangat mengerikan. Seokjin tidak bisa percaya pada siapa pun, selain dirinya.
Inti dari rekaman itu hanya satu. Yaitu, Jaekim memasukkan semacam microchip ke dalam tubuh Haerin. Microchip itu tidak menyimpan data pribadi Haerin, melainkan data-data yang menurut Jaekim penting. Data-data dalam microchip itu pun selalu bisa diperbarui dengan cara melakukan scan rutin. Dokter itu tidak menjelaskan dengan jelas di bagian tubuh mana microchip itu ditanam, yang pasti mereka membahas tentang otak. Apalagi dokter itu adalah dokter spesialis neurologi terkenal kala itu.
Pembahasan selanjutnya pun berlanjut tentang pola perilaku dan sebagainya. Seokjin hanya bisa menyimpulkan kalau microchip itu terhubung dengan otak Haerin. Di mana data-data yang disimpan di dalam microchip bisa mempengaruhi pola perilaku hidup Haerin. Entah sikap, pemikiran, perbuatan, atau semacamnya. Seokjin buntu sampai di sini dan pria itu tak bisa berkata-kata lagi pada mendiang Jaekim. Karena Jaekim tega mengikutsertakan putrinya seperti ini.
Maka dari itu, Seokjin menginginkan Haerin. Seokjin ingin melakukan pengecekan terhadap tubuh wanita itu dan menemukan di mana microchip itu ditanam. Jika pun microchip itu sudah tidak bisa diambil, maka Seokjin harus mengamati perilaku Haerin setiap harinya.
Pria itu juga sudah mendapat catatan kesehatan Haerin dari beberapa rumah sakit yang pernah merawat Haerin. Namun, nihil. Tak satupun data kesehatan itu mengacu pada microchip yang ditanam di tubuh wanita itu. Bahkan Seokjin juga mengecek data kesehatan Haerin ketika wanita itu mengalami pendarahan pada kandungannya. Dan... ya... Seokjin tidak menemukan apa pun.
Tok. Tok. Tok.
Pria itu langsung mematikan rekamannya dan melepas airpods di telinganya. Ia melihat Soona masuk ke dalam ruangannya dengan pakaian serba hitam. Sang adik sudah memotong rambutnya menjadi model bob. Soona melemparkan rekap data berisi data keberangkatan Seokjin ke Swiss empat bulan yang lalu.
"Jika kau benar-benar membunuh Son Jaekim untuk Appa, maka kau bukan kakakku lagi," ucap wanita itu.
Seokjin menghela napasnya panjang, ia menatap sang adik dengan tatapan mematikan. "Urus saja pendidikanmu," ucapnya dengan intonasi rendah. "Berhenti mencampuri masalah ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
VANTABLACK [M]
Fiksyen Peminat[Mafia Story] Son Haerin menyimpan sesuatu di dalam otaknya hingga menjadi obsesi gila para mafia, termasuk suaminya sendiri yang bernama Antonio Sir Jeon. Ketika sedang terjebak dalam fase terhitam dari yang paling hitam dalam hidupnya, Son Haerin...