🚫🚫🚫
"Ampuni aku. Tolong... Tuan. Aku tahu... kau baik. Ampuni aku⸺" Haerin menangis sembari memohon pada Taehyung.
Tes. Bayangan Haerin tampak memantul sempurna di genangan air mata Taehyung. Secara tak sadar, pria itu merasakan sakit di dalam hatinya.
Tangisan Haerin bagaikan cambuk yang menyakitkan untuknya. Taehyung memejamkan matanya, air matanya mengucur tanpa henti sampai membasahi pipinya yang lebam. Taehyung melemaskan tangannya. Ia mengendurkan cengkraman tangannya di lengan sang wanita sembari menatapnya kosong.
Perintah yang menggema di telinga Taehyung, makin membuatnya sakit tak karuan. Pria itu mengangkat tangannya, kemudian menyeka air mata Haerin menunggunakan punggung telunjuknya yang bergetar. Untuk sekali lagi, Taehyung mendengar Jungkook berteriak dan memintanya menghancurkan wanita itu secepatnya.
"Maaf...." ucap Taehyung pelan. Mulutnya seolah sedang berbicara pada Haerin, namun tatapannya tak menuju ke arah wanita itu.
Haerin langsung menatap mata Taehyung.
"Maaf, Nona." Taehyung mengulangi ucapannya lebih tegas. Ia kembali mencengkeram lengan Haerin, lalu mendorong kasar wanita itu ke arah meja. Namun, dorongannya tidak terlalu kuat sehingga Haerin tidak menghantam meja terlalu keras.
Wanita itu langsung duduk dan kembali meminta ampun pada Taehyung. Bayang-bayang kejadian mengerikan itu terus menghantui Haerin. Ia menangis histeris sampai memegangi kaki Taehyung, mulutnya selalu memohon agar Taehyung membiarkannya pergi. "Tuan...." Haerin meremas kaki Taehyung, ia menunduk dan membiarkan air matanya membasahi ujung sepatu Taehyung yang kotor dengan lumpur.
Taehyung masih diam, ia tak menunduk untuk memandang Haerin. Tatapannya lurus ke depan dan sialnya... pria itu tak bisa menghentikan air matanya. Mulut Taehyung tetap terkunci. Bahunya pun tidak naik turun. Pria itu tetap tenang dengan wajah datarnya, tidak terisak histeris seperti Haerin. Ya. Ia memang diam, namun air mata yang dikeluarkannya jauh menyakitkan dari apa pun. Seakan ia pernah mengalami hal serupa yang meninggalkan penyesalan di hatinya.
"Kenapa diam? CEPAT LAKUKAN, VAN!" Jungkook berteriak sampai telinga Taehyung berdegung.
Dengan satu tarikan napas, Taehyung akhirnya berlutut dan melihat Haerin. Ia melawan emosinya, karena otaknya harus bekerja. Taehyung harus terlihat menuruti perintah Jungkook, tanpa melakukan hal kotor pada Haerin.
Taehyung ingin berbicara pada Haerin kalau saat ini dirinya sedang dikendalikan. Namun, lidah Taehyung terluka karena Namjoon menusuk dan menanamkan mata pisau kecil itu di bawah lidahnya. Taehyung tidak bisa berbicara banyak, apalagi berbisik.
Kamera tersembunyi itu terdapat di anting yang terpasang di telinga kanannya, tepat di bawah airpods hitam yang menyumpal lubang telinganya. Taehyung tak memiliki tindikan, tapi Namjoon menusuk paksa anting itu tanpa belas kasih. Kamera itu tak terpasang di bagian depan saja, tapi di bagian belakang juga.
Taehyung tidak bisa bergerak sembarangan, karena bom terpasang di bagian tubuhnya yang tertutupi hoodie. Ia tidak boleh mati sebelum memberitahu Hoseok lebih detail tentang Namjoon. Posisi Taehyung memang terjebak. Sekali saja ia tak mengikuti perintah dari Namjoon atau Jungkook, maka bom itu akan meledak. Sementara pria itu harus tetap hidup. Toh, Taehyung juga harus menjaga Haerin harus tetap hidup juga.
Taehyung tahu Haerin bukanlah wanita yang bodoh. Taehyung yakin kalau Haerin sebenarnya adalah wanita berani yang pantang menyerah, karena ia pernah melihat Haerin masuk ke klub sendirian. Taehyung juga pernah melihat bagaimana tatapan membunuh Haerin pada Namjoon saat Namjoon memaksa wanita itu untuk berbicara. Ya, wanita itu terlihat bodoh, lemah, dan tak berdaya karena keadaan menguncinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANTABLACK [M]
Fanfiction[Mafia Story] Son Haerin menyimpan sesuatu di dalam otaknya hingga menjadi obsesi gila para mafia, termasuk suaminya sendiri yang bernama Antonio Sir Jeon. Ketika sedang terjebak dalam fase terhitam dari yang paling hitam dalam hidupnya, Son Haerin...