26. Role

2.1K 287 526
                                    

Note : Ayo ayoo jangan lupa vote dan komen yaa ♡


🍂🍂🍂

"Tae⸺"

Haerin mencengkeram kerah kemeja yang digunakan Jimin. "T-Tae... di mana?"

Wanita itu menangis dengan histeris sambil memberontak. Para perawat langsung memegangi kedua tangan Haerin agar tidak turun dari ranjang. "T-Taehyungku... b-baik-baik saja, 'kan?"

Jimin tak menjawab apa pun. Air mata pria itu mengalir tanpa henti melihat kondisi Haerin yang parah. Sebagian wajah Haerin sudah penuh dengan darah, begitu juga dengan area leher dan rahang sampingnya. Darah yang keluar dari mata, hidung, mulut, serta telinganya tak mau berhenti. Jimin sudah meminta dokter menangani adiknya, namun mereka angkat tangan. Permukaan kulit Haerin sangat panas. Wanita itu demam tinggi, ia terus menangis, dan memberontak. Bahkan para perawat terpaksa memakaikannya pembalut panjang karena bagian inti dan analnya terus mengeluarkan darah.

Wanita itu sangat tersiksa dengan keadaannya, tapi ia belum bisa tenang karena Jimin tak mengatakan apa pun tentang kondisi Taehyung.

Sejak kejadian di pasar, Jimin langsung membawa Haerin ke rumah sakit supaya mendapat perawatan. Namun, dokter tak bisa mendiagnosa penyakitnya. Ada beberapa dokter spesialis yang ingin memeriksa kondisi Haerin, tapi mereka tiba-tiba bersikap aneh sejak Macario Yohan menemui mereka.

Ya, Yohan menyogok dokter-dokter itu supaya tidak jadi memeriksa Haerin. Soalnya Yohan bilang, jika Jimin memberikan Haerin padanya, maka Haerin akan baik-baik saja. Sir Jeon akan menjamin keselamatan Haerin. Sir Jeon akan menyembuhkan Haerin. Yohan hanya mengatakan pada Jimin bahwa kepala Haerin memang bermasalah sejak wanita itu tertembak empat tahun lalu dalam peristiwa motor yatch.

Namun, dari hal ini... Jimin semakin yakin bahwa ada konspirasi di belakangnya. Ada sesuatu yang sengaja disembunyikan darinya dan ada sesuatu yang salah dengan adiknya.

Keadaan Haerin semakin memburuk. Kandungannya makin melemah, bahkan katanya kemungkinan ibu dan janinnya untuk hidup hanya 10% saja.

"T-Taehyungku⸺"

Haerin melepas cengkeramannya dan menurunkan tangannya. Wanita itu tak lagi memberontak. Ia menoleh ke kanan dan kiri untuk melihat kedua tangannya yang dipegangi oleh para perawat.

Jimin langsung memegang tangan Haerin. Pria itu cemas karena wanita itu tiba-tiba diam saja. "Hae...." Ia mengusap darah yang mengalir keluar bersama air mata Haerin.

"Taehyungku... baik-baik s-saja, 'kan?" ulangnya sekali lagi.

Jimin memeluk Haerin. "Haerin-ah." Ia membiarkan Haerin menangis di dadanya. "Tenanglah." Jimin menepuk-nepuk punggung sang adik sambil menangis. "Tenang...."

"Aku membunuhnya⸺" Haerin memejamkan matanya yang mulai memburam. "Aku p-penyebab kematiannya."

"Van Taehyung masih di sini bersamamu."

"Tapi dia akan meninggalkanku." Haerin bisa menyimpulkan bahwa kondisi Taehyung sedang kritis, maka dari itu Jimin tak berani mengatakan apa pun.

"Dia bilang, dia akan terus bersamamu, 'kan? Percayalah padanya."

Haerin mengangguk. "Taehyung-ku orang yang b-baik. J-jika ini konsekuensinya, maka b-biarkan aku yang menanggungnya. Aku yang b-berdosa, aku y-yang harus dihukum. J-jangan mengambil Taehyungku... ambil aku saja. Dia orang baik, dia... dia... ingin menyelamatkan kita semua. Dia cahaya... c-cahaya yang kita tunggu."

Wanita itu menjauh sedikit, ia mendongak untuk menatap wajah Jimin. "T-Taehyungku hadir u-untuk menyelamatkan kita. Aku... aku ingin bebas dari kegelapan ini, kita semua ingin bebas, b-bukan?"

VANTABLACK [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang