8. Surat Yasin

481 86 13
                                    


🚨

Bagi Bumi yang terbiasa hidup serba cepat, pulang naik bis ke Padang merupakan pilihan yang tidak biasa. Kalau ia naik pesawat komersial, dari kemarin siang pasti sekarang ia sudah berada di rumah adiknya yang nyaman, tanpa kaki pegal dan sakit punggung.

Dalam 40 jam perjalanan, Bumi jadi merenungkan banyak hal. Karena terhalang sinyal, tanpa gangguan, membuatnya memikirkan segala hal dalam sudut pandang berbeda. Tentang cinta, tentang nasib, tentang masa depan. Pokoknya segala hal yang dulu tak menjadi pikiran seriusnya, sekarang berubah. 

Bumi jadi mulai memikirkan, untuk dirinya yang terbiasa hidup sosialis dan homogen, bertemu manusia macam Jaya dan Sunny di bis merupakan sesuatu hal.

"Kenapa warna biru?" tiba-tiba Bumi bertanya saat mereka berdua terlalu kekenyangan untuk tidur.

"Hah?"

Bumi menunjuk rambut Sunny.

"Oh. Biar beda aja."

"Kenapa malah mau beda?"

"Rambut masyarakat Indonesia rata-rata warna hitam. Gimana mau orang ngeh kalo semuanya keliatan sama?"

Alasan yang cukup menarik. Ingin tampil beda, bersikap melawan arus, di saat semua orang saat ini berbondong-bondong mengambil jalan yang sama, pikir Bumi.

"Trus kenapa biru elektrik?"

"Stok yang lain kosong."

Bumi tahu alasan itu mengada-ngada.

"Sebelumnya warna apa?"

"Hijau. Hijau Slytherin."

"Sekarang biru Hufflepuff?"

Sunny beralih dengan cepat pada Bumi dan menyunggingkan senyum senang. "Om Potterhead?"

Bahkan dalam bis yang gelap, Bumi dapat melihat senyum manis itu. "Adik saya. Agak fanatik."

Jadilah mereka membahas mengenai Harry Potter, baik dari buku maupun film. Untung saja Bumi tahu semuanya berkat ocehan Bintang. 

Mereka jadi membicarakan preferensi film kesukaan. Ternyata Bumi dan Sunny sama-sama menyukai film mafia lama.

"Alpacino ganteng banget, Om."

Bumi berdecak, kalau dirinya lebih menyukai konflik dan senjata yang dipakai zaman dulu, Sunny malah menyukai seluruh aktor yang memainkannya.

Sunny yang seperti ini adalah Sunny yang kemarin, perempuan unik dan menyebalkan. Tidak seperti tingkahnya tadi sore.

Masih menjadi misteri baginya akan perubahan Sunny. Apakah tiba-tiba Sunny datang bulan? ya, bisa jadi. Adiknya seringkali bertingkah menyebalkan saat sedang datang bulan. Mungkin itu alasannya, kenapa mood Sunny memburuk. Jawaban itu membuat Bumi sedikit lega.

Saat tiba di Terminal Solok, jam sudah menunjukan pukul 5 pagi. Katanya mereka akan dibagi ke dalam beberapa bis yang berbeda tujuan.

Yang tujuan ke Padang dan Payakumbuh harus pindah bis, sedangkan tujuan Pariaman bisa menetap di bis yang sama.

Bumi membangunkan Sunny, mengatakan apa yang dikatakan kernet. Butuh beberapa waktu sampai Sunny sadar sepenuhnya.

Bumi menawarkan bantuan untuk membawa tas jinjing Sunny yang ditolak perempuan itu. Mood Sunny sepertinya kembali buruk, tidak seperti saat membahas film tadi malam. Bahkan Sunny rela menolak bantuannya dan memilih bersusah payah turun naik ke bis lain?

Karena telah masuk waktu subuh, Bumi melihat Sunny ambil wudhu di
mushola. Bumi menelan ludah kasar. Jadi alasannya bukan datang bulan ya?

Karena tak ada yang berniat menjadi imam, lagi-lagi Bumi ditumbalkan jadi imam. Tahu salah satu yang menjadi makmumnya adalah orang yang membuat Bumi penasaran, ia sengaja membaca surah yasin di rakaat pertama.

BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang