🕕Bumi dan Bhaga sama-sama keluar dari kamar saat jam menunjukan pukul setengah enam. Bumi menghampiri Bhaga dengan senyuman lalu bertukar salam antar pria.
"Kaki aman, Bum?"
Bumi mengangguk. "Alhamdulillah. Cuma masih bengkak aja dikit, Uda."
Bumi berkata jujur. Duduk di dalam bis selama hampir 40 jam membuat pahanya terasa pegal dan bengkak.
"Bintang udah panggil tukang pijit nanti malam."
Bumi bersiul, adiknya memang paling mengerti dirinya.
"Dimana dia, Uda?"
Bhaga mengedipkan sebelah mata, lalu Bumi tertawa setelah menangkap kode yang terlontar.
"Trus anak-anak mana, Uda?"
"Berlyyn main ke sebelah, kalau si Byat kayaknya masih belajar di kamar."
Bumi berdecak saat memikirkan Byat. Ini adalah jumat sore. Orang-orang biasanya bersantai dan merayakan Thanks God Its Friday (TGIF). Tapi kenapa bocah itu malah memilih mendekam belajar di kamar?
"Aku susul Byat dulu deh."
Mereka berpisah di ruang tamu. Bumi pergi ke arah kamar Byat yang ditempel stiker, 'knock the door, please.'
Karena menghormati privasi ponakannya, Bumi mengikuti perintah. Setelah mendapat sahutan dari dalam, Bumi baru masuk ke dalam kamar Byat.
Byat yang awalnya fokus belajar langsung menolehkan pandangan dan bocah itu tak bisa menyembunyikan eskpresi senang saat melihat kedatangan Bumi.
Byat langsung salim padanya. Bumi menilai, walau adiknya tak bisa mengajari ilmu eksak dengan baik, namun Bintang tak kurang mengajarkan sopan santun pada kedua anaknya.
Bumi mencium pipi Byat yang membuat bocah itu berdecak malu, namun tidak menghapus bekas ciuman Bumi. Ada kesenangan tersendiri saat menggoda Byat yang sifatnya amat mirip Da'Bhaga.
"Papi udah istirahat?"
Bumi mengangguk, tidur selama lima jam di kasur yang empuk, terasa amat berharga baginya. Apalagi setelah mandi air hangat, stamina Bumi perlahan kembali seperti semula.
Mata Bumi melihat berkeliling. Harusnya kamar ini mencerminkan isi kamar anak kelas 2 sd pada umumnya. Mainan bertumpuk, baju sekolah yang berserakan. Bukannya malah sebersih kamar taruna di asrama.
Kamar Byat amat rapih. Anak itu memiliki action figur yang tertata rapi di lemari kaca. Ranjangnya mulus tak bercela. Di tembok yang terpasang walpaper simpel, terpasang pula rumus-rumus STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) yang cukup rumit untuk anak SD kebanyakan.
Namun yang mereka bicarakan adalah Byat. Otak encer Da'Bhaga mengalir deras pada Byat. Bumi menelusuri segala rumus-rumus yang berhubungan dengan matematika.
Sedangkan Byat memandang papinya dalam diam. Byat menghormati orang ini sama besarnya seperti ia menghormati papa dan atuknya. Walau suka jahil, namun rasa kagumnya pada papi berdasarkan cerita mamanya malah membuat Byat semakin menghormati papinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi
RomanceTerbiasa hidup dalam tempo cepat, membuat Bumi banyak berpikir dalam perjalanan bis Jakarta-Padang yang memakan waktu lebih dari 40 jam, mulai dari rezeki, jodoh, sampai kematian. Selama 31 tahun eksistensinya di dunia, Bumi tak pernah berpikir seda...