[18] {Pengejaran}

3.3K 388 4
                                    

[CHAPTER 18]

Hari ini Hera memiliki waktu luang karna kantor sedang diliburkan, jangan tanya mengapa kantor pusat itu di liburkan pada jadwal yang tak seharusnya, sebab jawabanya sudah pasti karna ada campur tangan gadis ini.

Hera menyebar alat penyadap dan perekam gambar di berbagai tempat, menyembunyikan berkas penting dan mengacaukan data perusahanan, oh ... jangan lupakan alaram tanda bahaya yang ia buat berbunyi.

Jangan kalian kira Hera melakukan semua itu karna berkaitan dengan rencana penghancur alur novel, karna jawabanya tidak. Dia hanya gabut, ia bosan dan sekedar mencari kesenangan dengan keribuatan yang ia buat.

Akibat keganutannya itu Hera tak memiliki rutinitas hari ini, sebagai gantinya ia berniat jalan-jalan, sebenarnya hanya judulnya saja, karna yang dilakukan Hera lebih dari itu.

Berkeliling, mengamati, dan mengeksekusi. Itu adalah tiga hal utama yang tercatat dalam jadwal libur Hera hari ini.

Hera melajukan mobilnya melewati jalanan yang ramai dengan kendara lain, tidak terlalu padat tapi juga tidak senggang.

Di belakang sana ada kendaraan hitam yang ikut melaju seperti yang lainya, hanya saja Hera sadar betul bahwa mereka tengah mengikutinya.

Apa menurutmu Hera akan cemas? Tentu saja tidak, gadis itu bahkan lebih santai seperti seorang yang menikmati waktu berisitirahat.

"It's time."

Hera melirik pengendara hitam yang mengikutinya lewat kaca spion, setelah memperhitungkan keadaan ia menelpone Javis.

"Hallo." Sambungnya telah terhubung dan suara Javis terdengar dari speker ponsel Hera.

Hera tak langsung menjawab karna ia sibuk memutar kemudi, berbelok dengan cepat mobil Hera melaju ke jalan yang sepi.

"Kejar!" Perintah dari salah satu pengendara yang mengikuti Hera. Kecepatan laju mobil itu bertambah, untungnya jalan lebih lenggang di sini sehingga tak akan menyenggol pengendara lain.

"Aku di ikuti!" Hera berbicara dengan nada yang panik sambil terus menambah laju mobil, ia terlihat sangat lihai mengendarai dan bisa saja lolos dengan mudah, tapi entah kenapa ia tidak melakukannya.

"Kau dimana!?" Javis bertanya dengan cepat saat mendengar suara Hera, bahkan ia mendengar dengan jelas suara mesin mobil yang menderu.

"Tidak tau!" Hera membalas tanpa nilai, jawabannya tak berarti apa-apa karna Javis yang tidak bisa mengetahui lokasi adiknya.

"Sial!" Laki-laki itu mengumpat saat panggilan terputus.

Rambut Javis berantakkan saat laki-laki itu mengacak-ngacaknya secara kasar. Matanya menajam dan tanpa sadar genggaman di ponselnya mengetat.

"Lacak ponsel adiku." Perintah tegas terdengar lebih dingin sehingga bawahan Javis dengan cepat melacak melalui komputer, malangnya bawahan itu harus berkerja di bawah tekanan karna hawa dingin yang berasal dari Javis.

"Sinyal terakhir tertangkap di jalan Nilam kilometer 12." Tak sampai 5 menit pelacakan itu sudah mendapatkan titik sehingga bawahan Javis dapat kembali bernapas normal karna tuanya sudah bergegas pergi.

Di dari dalam mobil Javis bisa melihat layar CCTV sepanjang jalan Nilam yang di hack dan terhubung ke perangkat di mobil miliknya sedang menunjukan pengendara melaju dengan kecepatan gila. Salah satu mobil yang berada di depan sangat ia kenali, karna itu adalah hadiah ulang tahun yang ia berikan kepada Hera.

Javis mengaktifkan perangkat komunikasi khusus di mobilnya dan segera memberi perintah.

"Kirim anak buah yang berada di markas untuk menghentikan mobil-mobil yang mengejar adik ku."

Shattered Novel Dimension 【Tamat】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang