[25] {Mantan tak perlu dikenang}

2.7K 274 15
                                    

[CHAPTER 25]

Cukup lama, dan ini sudah memasuki tahun ketiga Hera berada dalam sangkar Damian.

Ada yang salah karna tokoh utama wanita tak muncul sesuai perhitungan Hera. Harusnya Leany muncul dalam setiap plot novel.

Jika gadis itu muncul maka Hera akan menggiringnya untuk menjadi orang ketiga dan memasuki permainan emosi.

Jika kalian bertanya bagaimana hubungan Hera dan Damian maka jawabannya cukup Harmonis, atau bisa di katakan bahwa Hera telah menerima ke beradaan Damian dan tentang dirinya yang ditempatkan dalam pelukan lelaki itu.

Ingat, Hera adalah makhluk dengan seribu wajah. Jadi meski dia menampilakan penampilan yang nyata belum tentu perasaan dan pikiran berjalan sama, gadis itu mungkin saja sedang bersandiwara.

"Ayo makan." Ajak Hera sambil menarik tangan kekar Damian.

Gadis itu menarik Damian menuju meja makan di mana ada beberapa jenis masakan yang di buat oleh dirinya sendiri, perlakuan yang di lakukan Hera inilah yang membuat hati Damian melembut. Tentu saja membuat tersentuh dan meningkatkan status bar emosi milik sistem.

Hera mengambilkan piring dan mengisinya dengan beberapa hidangan. Tindakannya terlihat sangat alami dan terlihat sudah terbiasa.

"Kali ini apa kau sendiri yang memasaknya?" Tanya Damian membuka topik obrolan, laki-laki itu merasa senang ketika berkomunikasi dengan Hera, terlebih saat menikmati hidangan di meja makan yang dibuat gadisnya.

"Iya, apa rasanya aneh?" Tanya Hera sambil menampilkan raut wajah khawatir.

Akhir-akhir ini Hera lebih sering menujukan ekspresi wajah dan lebih banyak berbicara, tak seperti sebelumnya yang berbicara ketika perlu saja.

Kepribadian Hera sedikit berubah lebih lunak, dan Damian pikir itu berkat dirinya dan usaha yang ia lakukan, tapi laki-laki itu tidak tau bahwa semuanya ada dalam keputusan dan telapak tangan Hera.

Tanpa Damian sadari sedari awal Hera telah mengendalikan semuanya, dia menggiring, menarik dan sedang menunggu waktu untuk menjatuhkan.

"Tidak, ini enak seperi biasanya." Jawab Damian sambil mengelengkan kepalanya.

"Aku sudah selesai, tapi aku masih lapar." Keluh Damian sambil menatap Hera yang duduk di depannya, gadis itu sedari tadi hanya menemani dan tak ikut makan karna lebih dulu makan malam tanpa dirinya.

"Tambah? Mau yang mana?" Tanya Hera perhatian dan siap untuk mengambilkan makanan untuk Damian.

"Kamu?" Jawab Damian cepat.

"Hah?" Hera belum mengerti dan menatap Damian bingung, ekspresi gadis itu sontak membuat Damian gemas dan menggigit bibir bawah sebagai pelampisan karna menahan diri.

"Aku mau kamu." Ulang Damian dan tanpa aba-aba mengendong Hera naik ke lantai atas.

Tak perlu di jelaskan mereka akan ke mana atau apa yang akan mereka lakuakan, karna jawabannya pasti sudah di dapatkan tanpa berpikir keras.

Damian membaringkan Hera pelan di atas kasur dan menatap perut rata gadisnya, laki-laki itu berharap ada mahkluk kecil di dalam sana hasil kerja kerasnya, tapi meski ia sudah beberapa kali melakukanya dengan Hera, gadis itu masih belum ada tanda-tanda hamil.

Damian hanya khawatir jika suatu hari nanti Hera lari darinya, ia tak ingin gadisnya melarikan diri seperti waktu itu, dirinya tak suka jika melihat bekas luka perlawanan Hera.

Damian tak menyukai luka di tubuh boneka manisnya, dalam otaknya hanya dirinya yang boleh mengukir tanda merah di tubuh Hera. Hanya dirinya yang boleh membelai dan melukai Hera.

Shattered Novel Dimension 【Tamat】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang