[34] {Sekarang Apa?}

1.6K 173 6
                                    

Terlalu terbawa emosi memang bukan hal yang baik, kadang akal ikut di tarik oleh perasaan hingga membuat pikiran hanya tertuju pada luapan rasa hati.

Itu juga yang telah terjadi pada Jevran sebelumnya, ia terlalu membenci bangsa Vampir dan merasa sensitif jika menyangkut para bangsa penghisap darah itu.

Lalu sekarang apa? Hera sudah terbaring kaku tanpa detak jantung, sebagi ulah perbuatan sang antagonis novel, Jevran.

Hera tak lagi memiliki sisi manusianya, karna itu telah mati tercekik.

Benar, salahkan saja sang pelaku utamanya.

Fakta baru yang mengejutkan telah di dapat, sayangnya itu agak terlambat.

Kebenaran bahwa Hera dan Jevran adalah saudara kandung tak bisa untuk di sangkal karna bukti berupa tes telah ada di tangan.

Lagi-lagi dunia penuh akan kejutan, sayangnya Jevran tak akan pernah sadar bahwa dirinya hanya sebuah karakter negatif dalam sebuah buku fiksi.

Karakter yang di ciptakan untuk membuat konflik dan berakhir tragis.

Ini adalah takdirnya, penyebab semua itu tentu saja sang penulis yang membuat dirinya tak menjadi pusat dunia.

"Sekarang apa?"

Jevran bergumam frustasi dengan semua yang baru saja ia dapat. Rencana yang di susun sejak awal akhirnya berantakan, karna ada fakta lain yang harus ia gali.

"Maaf ...." gumamnya lirih dan segera meninggalkan tubuh Hera yang terbaring di atas bankar leb seorang diri.

Setelah Jevran pergi gadis yang sedari tadi berbaring egera bangun dan tersenyum bangga.

"Itu curang." Protes Zero dan di angguki oleh Mr. X. Untuk kali ini, dua laki-laki dewasa itu terlihat selaras dengan pendapat yang sama.

"Ini namanya kerja cerdas." Balas Hera yang mendapatkan gerlingan mata dari Mr. X

"Lo pakai atribut sistem tanpa ijin, parahnya buat belokin plot."

"Sejak awal benda ini milik gue, sebagai hadiah dari misi eksekutor pertama. So ... gak ada salahnya di gunain." Kilah Hera sambil menunjukan benda yang disebut atribut itu.

Pena, nama sederhana untuk atribut penulis takdir novel. Seperti namanya yang di digunakan untuk menulis ulang atau membelokan jalan cerita dalam dimensi dunia fiksi.

Itu jualah yang di lakukan Hera sebelumnya. Gadis itu mengunakan atribut dan menulis ulang diskripsi karakter novel 'The Blood Devotee'.

Lebih tepatnya mengubah latar belakang tokoh atagonis Jevran dan peranan dirinya sendiri.

Ia menghapus hubungan darah Jia dan Jevran dan mengantikannya dengan tubuh figuran yang ditempatinya.

Sejak awal Hera paham bahwa karakter Jevran adalah sosok yang sangat menghargai keluarga. Sebuah hubungan darah. Oleh karena itu ia menulis ulang dengan benda sistem agar menarik perasaan Jevran.

Di hari berikutnya Hera masih dengan peranan orang mati untuk membangkitkan dan menarik nilai pada tokoh antagonis sesuai misi utamanya di dimensi ini.

Sesuai perhitungan Hera, Jevran mulai berani untuk mengkikis perasaan benci pada kaum Vampir, semuanya di lakukan untuk bisa bersikap lebih tenang menghadapi tirai Fakta yang akan dibuka.

Menurut jadwal, malam ini akan di adakan pertemuan antar dua belah kaum, Vampir dan manusia.

Jevran yang memang merupakan orang penting dan seorang bangsawan murni secara otomatis masuk dalam daftar dan diperkenanakan datang.

'Pertemuan persahabatan' adalah tajuk acara, tapi kenyataannya tidak seperti itu.

Pertemuan yang di adakan bukan untuk menjalin persahabatan ataupun mencari perdamaiaan antar dua belah pihak, tapi sebagai ajang menghancurkan dengan gaya lebih bersih dan licik.

"Apa anda akan segera berangkat?" Tanya kepala pelayan memastikan.

Kepala pelayan itu sedang menjalankan tugasnya dan secara alami bertanya kesiapan Jevran untuk berangkat.

"Sebentar lagi, kau siapakan saja keperluanya." Jawab Jevran dan berjalan menjauh.

Laki-laki itu pergi ke arah selatan kediaman di mana letak ruang leb berada, ia sedang dalam perjalanan untuk melihat Hera.

Pintu leb di dorong perlahan tanpa mengeluarkan bunyi yang membuat gigi ngilu atau menimbulkan suara kuntilanak. Maklumi saja pintu orang kaya.

Langkah kakinya stabil ketika masuk ke dalam ruang leb dan Saat jaraknya sudah dekat dengan Hera, Jevran lantas berlutut agar memiliki posisi yang nyaman melihat adiknya.

"Malam ini aku ada acara. Sebenarnya aku lebih ingin menikmati waktu bersama dengan adikku dibanding menghadiri pesta licik itu," kata Jevran sambil mengelus kepala Hera sayang.

"Tapi ada hal yang perlu di lakukan di sana," Ucapnya dengan nada lembut sama ketika laki-laki itu bersandiwara sebagai orang yang penuh kasih, namun kali ini berbeda.

Jevran menuturkan kata dengan tulus tanpa kepura-puraan. Kelembutan yang ia ikut sertakan dalam tindakan dan ucapannya hanya dipicu dengan satu kondisi, hubungan darah.

Sambil melirik jam tangannya Jevran berucap, "Aku akan pergi sekarang. Cepat bangun, meski dirimu tak lagi memiliki sisi manusia dan maafkan kakakmu ini yang membuatmu tidur."

Jevran mengecup pelipis Hera sebentar, hanya menyentuh sekilas dan segera berbalik pergi tanpa menoleh lagi.

Hera yang sedirian selepas kepergian antagonis novel hanya memandang datar tanpa semu merah setelah mendapatkan tindakan kasih sayang itu.

"Kau akan membantunya?" Tanya Zero dengan kebiasaan yang muncul tiba-tiba.

"Tidak. Biarkan saja ia mencari tahu sendiri. Aku terlalu malas untuk bangun." Jawab Hera sambil mengubah posisi berabingnya agar lebih nyaman.

"Jika kau malas untuk bangun kenapa tidak mati saja." Sinis Zero melihat patnernya hanya berbaring akhir-akhir ini.

"Benar. Sayangnya aku sudah mati." Balas Hera membuat Zero tak lagi berucap.

812 kata


Prakata:

Hai lagi wahai para pembaca~
Lagi-lagi up-nya lama ya.

Maepkan saya yang dilanda kesibukan dan kemageran sehingga jari ini syulitt untuk mengetik.

Kali ini aku gak ngetik panjang dan hanya 800 an kata doang, karna jujur aku agak sulit nemuin kalimat buat ngetik. Aku udah punya alurnya di kepala tapi susah buat nuanginnya jadi tulisan. Ini juga alasan kenapa lama up, dan gak tamat-tamat.

Shattered Novel Dimension 【Tamat】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang