[17] {Gosip}

3.5K 376 4
                                    

[CHAPTER 17]

Pagi ini Hera sudah siap dengan penampilan rapi dibalut kemeja dan jas kantor.

Penampilanya nampak seperti wanita mandiri dan tegas karna polesan make up di bagian mata yang dibuat lebih gelap memberikan kesan dingin yang tajam.

Ryu duduk manis di atas meja rias sambil memandangi nonanya yang tengah mengecek kembali berkas-berkas untuk magang.

Ryu melirik berkas itu sekilas dengan ujung matanya.

"Wibber grub? Nona itu perusahaan milik protagonis pria!" Ryu memberikan peringatan tentang perusahaan yang diambil nonanya dengan tak santai.

"Tenang Ryu, gue tau." Jawab Hera tetap dengan ekspresi kalem, berbanding terbalik dengan Ryu yang menggit kuku cemas. Mahkluk berbulu itu pasti tak sadar tengah mengikuti kebiasaan manusia ketika cemas.

"Lebih baik anda mencari perusahan lain untuk magang, nona." Saran Ryu mendapatkan gelengan kepala dari Hera.

"Anda berniat memasuki kandang buaya?" Hera mencubit pipi gemuk Ryu karna gemas. Sistem pet-nya etah mengapa semakin cerewet, tapi tak apa, Hera tak marah karna setiap Ryu berbicara pipi berbulu itu juga ikut bergerak dan nampak mengemaskan.

"Perlu lo ketahui Ryu," jeda Hera agar Ryu memperhatikanya. "Dipaksa masuk dan masuk secara sukarela bisa menghasilkan proses yang berbeda."

Mendadak Ryu menjadi bingung. Ia tidak tau dan tak mengerti atas perkataan nonanya, tapi agar tidak kelihatan bodoh ia hanya bisa mengangguk, meski tak paham.

"Anak pintar." Puji Hera sambil terkekeh, ia juga tahu bahwa sistemnya itu tak paham dengan apa yang ia katakan, tapi tak apa. Sebentar lagi Hera akan menjelaskan lewat tindakannya.

__________

Hera telah resmi menjadi anak magang di perusahaan Wibber, tapi gadis itu nampak tenang tak menunjukan reaksi berarti, kita maklumi saja karna pernan karakter dingin yang ia terima kali ini. Lagi pula ia harus berusaha tampil biasa seolah tidak tau apa-apa.

Harison yang merupakan asisten sekaligus orang kepercayaan Damian dengan sukarela menawarkan diri untuk mengajaknya berkeliling, sepertinya lelaki itu telah di perintahkan untuk mengawasinya dan itu artinya Damian telah mengetahui bahwa mangsa yang di incarnya dengan senang hati memasuki sarang.

Harison dengan santai membawa Hera ke lantai paling atas setelah dengan cara alami memisahkanya dengan peserta magang yang lain.

Di sepanjang lorong laki-laki itu tetap menjelaskan dengan sikap tenang, itu terlihat seperti pelayan jaman kerajaan yang kaku dan saat pertengahan jalan mereka berdua bertemu dengan Damian.

Laki-laki itu berjalan seperti biasanya dengan penampilan rapi dan terlihat menawan, saat jarak antar mereka berjarak 1 meter Damian secara alami melihat ke arah dua orang di depannya seolah baru saja menangkap objek.

Gelagatnya tak nampak mencurigakan dan terkesan normal padahal Hera sangat sadar bahwa pertemun ini sedikit direncanakan oleh pihak lawan.

Damian berhenti di depan asisten dan pegawai magang itu dan secara alami Harison memberikan salam hormat di ikuti oleh Hera di sampingnya.

"Apakah ini salah satu anak magang dari universitas Keandeary?" Tanya Damian berbasa-basi, ia nampak menampilkan karakter bos yang ramah, meski sebenarnya sifat aslinya sangat bengkok dan menyimpang.

Hera hanya menjawab singkat tanpa bersikap tidak sopan.

"Kalian bisa lanjutkan." Damian menyingkir dan mempersilahkan mereka berdua melanjutkan tur kantor karna merasa tak memiliki kemajuan untuk mendekati Hera dari percakapan tadi.

Dalam ke giatanya Hera tetap menyusun rencana dan menganalisis pristiwa yang akan terjadi kedepannya.

Hera melirik kesamping, diam-diam meperhatiakan wajah tampan asisten Damian itu.

"Harison." Nama itu terucap dalam hatinya. Hera ingat siapa pemilik nama itu karna orang yang berjalan bersamanya sekarang ini bukanlah karakter yang mudah, dia bukan sekedar figuran numpang lewat, tapi lebih seperti karakter akhir yang sangat berguna untuk dirinya nanti.

Sepertinya pria itu harus bersiap karna tanpa ia ketahui rubah licik tengah mengincar dirinya. Doa kan saja bahwa Harison akan baik-baik saja, karna memang tak ada yang bisa menebak isi rencana Hera sebenarnya.

Gadis itu nampak santai dan tak terlihat peduli dengan plot novel, padahal di belakang menyiapkan senjata penghancur.

"Sudah waktunya makan siang, anda ingin makan bersama saya?" Tanya Harison terdengar sangat formal, yah ... apa yang bisa di harapkan dari pria kaku ini.

"Tentu." Hera menyambut baik tawaran itu dan mereka masuk kedalam lif menuju lantai kantin.

Bisikan terdengar dan sepertinya gosip menyebar bahwa asisten Damian yang tertarik dengan seorang anak magang.

Topik gosip yang terdengar umum tentang hubungan percintaan antar pekerja, tapi kali ini menjadi menarik karna orang yang terlibat adalah pria kaku tak berekspresi.

Harison adalah bawahan Damian sejak tiga tahun lalu dan terkenal di kalangan pebisnis sebagai tangan kanan kompeten. Namun bukan itu yang menarik pegawai lain bersemangat mengosipkan-nya, tapi rumor yang beredar bahwa sifat kaku dan terkesan formal ke setiap orang atau pekerja kantor untuk menyembunyikan rahasia penting.

Rahasia itu adalah hubungan romantis antara Damian dan Harison. Yah .... pemikiran pegawai di kantor ini memang sangat liar hingga sampai ke sana, tapi jika melihat kedekatan antar dua pria itu tentu sangat bisa untuk di salah pahami.

"Apa tuan Harison menjalin hubungan dengan anak magang?"

"Mungkin."

"Kurasa iya."

"Tidak! Tentu saja tidak, aku tak mau kapalku karam karna fakta ini."

"Sudahku bilangkan Tuan Harison tidak bengkok. Dia lelaki normal."

"Aku tetap tak akan percaya! Mereka hanya dekat dan tidak lebih."

"Kenapa kau sangat kekeh tentang pemikiran kotormu itu!?"

"Pikiranku tidak kotor! Aku selalu me-loundrey pikiranku setiap senin."

"Sebaiknya aku harus membawamu ke rumah sakit jiwa, pasti otakmu mendadak menyusut karna terlalu lama di pengering."

"Sialan."

Harison membawa Hera duduk di bangku kosong yang sedikit lebih sepi, itu dilakukan untuk menjaga telinga tetap aman dari gosip panas yang baru saja tersebar, tapi bagi mereka yang melihat seperti Harison yang tak ingin di ganggu acara makan siang bersama orang terkasih.

Hera sendiri hanya bersikap acuh dan tak peduli, ia tak ada niatan untuk menyangkal atau membenarkan, karna di dalam otaknya sudah tersusun rencana dan rumor ini mungkin akan berguna di kemudian hari.

981 kata

Prakata:

Waduhh sekarang para lelaki mudah di salah pahami ya kalau deket sama temen cowok.

Sabar ya Harison, aku percaya kok kamu lurus wkwkwk

Untuk mas Damian sabar juga ya, perempuan emang perlu di perjuangin, apalagi karakter mbak Hera kali ini cewek dingin 1 pintu.

Shattered Novel Dimension 【Tamat】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang