[CHAPTER 3]
Hari ini adalah hari pertama Hera masuk sekolah di dunia novel sebagai siswa sekolah menengah atas. Ia sudah siap dan duduk dengan patuh di kursi samping pengemudi sambil menunggu Haidar yang tak kunjung selesai mengikat dasi.
"Sini." Hera mengambil alih dasi sekolah milik Haidar dan kemudian memakaikanya pada sang kakak.
"Makasih." Haidar mengelus rambut adiknya lembut karna sudah membantu memasangkan dasi. Kemudian tanpa basa-basi lagi lelaki itu menyalakan mobil untuk di bawa melaju menuju sekolah.
Mobil hitam milik Haidar sudah sampai di parkiran sekolah pagi itu. Haidar keluar lebih dulu dan setelahnya di ikuti oleh sang adik, Hera.
Heh itu siapa anjir!
Pacar gue
Dih najis
Adiknya Haidar pasti, mukanya mirip gitu
Alamak calon kaka ipar gue serem
Dih sok calon-calon
"Emosi ketertarikan dan rasa suka telah saya terima nona." Kata Ryu terdengar jelas meski keadaan sedikit bising akibat ocehan siswa dan siswi yang berada di sekitar area parkir.
"Ini baru pembuka Ryu, tunggu makanan utamanya." Hera menyahut lewat batin karna tak mungkin ia tiba-tiba berbicara sendirian di tempat banyak orang seperti ini, bisa-bisa di sangka gak waras.
"Ayok kaka antar ke kelas." Ajak Haidar sambil mengandeng tangan adiknya.
"Nanti istirahat kaka jemput, belajar yang bener, ya." Ucap Haidar yang kini sudah berdiri di depan kelas Hera dan diangguki dengan patuh oleh adiknya. Adiknya benar-benar anak yang penurut dan sedikit polos. Sepertinya Haidar perlu menjaga lebih ekstra.
Hera memasuki kelas dan duduk di sembarang meja menunggu penghuni yang lain datang, ia berencana menanyakan bangku kosong yang ada di kelas ini untuk ia tempati.
"Murid baru?" Tanya lelaki yang baru saja masuk ke dalam kelas, laki-laki dengan nama Saudi Azhar pada name tag yang terpasang di baju kemeja seragamnya.
"Iya. Di kelas ini ada kursi yang kosong?" Tanya Hera to the poin.
"Ada, kemaren baru di ambil dari gudang soalnya gue baru aja dapat info kalau kelas ini bakalan kedatangan murid baru." Lelaki itu menunjuk meja yang berada di barisan sebelah kiri bagian paling belakang dekat dengan jendela.
"Oh iya, makasih." Hera beranjak dari sana dan menadatangi tempat yang ditunjuk lelaki itu.
"Kenalin nama gue Saudi Azhar, sekaligus ketua kelas di kelas ini. Lo bisa manggil gue Azhar atau Odi, salam kenal." Laki-laki yang memperkenalkan diri sebagai Saudi itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Gue Hera Adriana Regan bisa di panggil Hera. Salam kenal juga." Balas Hera menyambut dengan ramah uluran tangan Saudi.
"Hem, gue balik ke kursi gue dulu, nanti lo bisa kasih nama lo ke seketaris buat di masukin ke absen dan jadwal piket. Kalau gitu gue permisi." Saudi pergi ke kursi yang Hera yakini adalah tempat duduk laki-laki itu. Sepertinya Saudi memiliki tugas yang penting sehingga laki-laki itu segera menyibukkan diri dengan leptop di depanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shattered Novel Dimension 【Tamat】
Fantasía【Bukan Terjemahan】 Hera mendadak ditarik oleh sebuah sistem takdir setelah terpilih menjadi seorang eksekutor penghancur plot novel. plot novel kacau dan membutuhkan seorang eksekutor untuk menghancurkan jalan cerita tersebut, Hera yang terpilih har...