chapter 23🥗

1.7K 76 1
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wb.
Bismillahirrahmanirrahim.
***
___________________ ________________ ____________.

Karena acara ijab akan di laksanakan di jam 5 sore maka di jam 10 ini sudah banyak sekali manusia berlalu lalang menyiapkan segalanya.

Seperti halnya abiyyan dan para bapak bapak lain yang entah sedang mendiskusikan apa di teras depan, mereka tengah berunding dengan beberapa aneka makanan dan kopi di meja.

"Mas biyan.." fokus 5 pria dewasa terpecahkan saat suara lembut seorang wanita tengah memanggil salah satu nama dari mereka.

Merasa namanya terpanggil abiyyan pun ikut menoleh, dan dia melihat tubuh istrinya tengah berdiri di ambang pintu.

"Kenapa za?" Bukan abiyyan melainkan Abi Umar lah yang lebih dahulu bertanya.

"Hamzah boleh pinjem mas biyyan sebentar nggak bi?"izinya pada sang Abi.

Abu Umar tersenyum mengangguk tanda mengizinkan "samperin dulu gih takutnya penting" titah Umar pada menantunya.

"Nggih bi, abiyyan pamit dulu semua assalamu'alaikum" ucapnya yang langsung di jawab balik.

Abiyyan berjalan menghampiri istrinya "kenapa sayang?" Ucapnya saat sampai di depan sang istri.

"Masuk dulu mas nggak enak di depan pintu gini" abiyyan mengikuti langkah istrinya.

"Kenapa hmm?" Abiyyan kembali bertanya saat mereka sudah duduk di sofa ruang tv,

"Emm mas" nampak sekali raut ragu dan cemas hamzah yang dapat dengan mudah di baca abiyyan

"Kenapa sayang, mau sesuatu iya?" Pertanyaan itu berhasil mendapat anggukan kecil dari sang istri.

Abiyyan tersenyum tangannya ia usap usapkan ke perut hamzah yang sudah molai membuncit seiring usia kandunganku yang molai menua.

"Anak Abi lagi kepengin apa sayang hmm" abiyyan bertanya dengan suara sangat lembut seperti tengah mengajak ngobrol seorang bayi

"Tadi aku lagi liat liat Vidio di  YouTube"

"Hekhmm terus?"

"Ada 1 Vidio yang nggak sengaja aku liat" kini tangan Hamzah sudah mulai meremas remas ujung kemeja suaminya.

"Iya terus.."

"Aku mau kue kering.."

Hanya itu? Ah ayolah itu hanya kue kering kenapa Hamzah terlihat takut takut mengatakannya bahkan pabrik kue kering pun bisa suaminya kasih.

"Mau kapan sekarang iya? Mau mas belikan hmm" tangannya ia gerakan mengusap puncak kepala istri nya dengan sayang.

Hamzah menggeleng dengan keras "aku nggak mau kue yang beli"

"Terus maunya yang kaya gimana "

"Emm aku mau kue buatan umi Aisyah"ucapnya yang kini sudah berani memandang wajah suaminya, dia ingin tau bagaimana respon abiyyan

"Aa?"dahi abiyyan mengerut alis menyatu terlihat jelas keterkejutan nya.

"Gimana sayang?"ucapnya memastikan

"Ishhh hamzah pengin kue kering buatan umi ais sekarang abii..."ucapnya merengek bak anak kecil.

"Tapikan kita lagi di rumah Abi Umar sayang, jarak sama pesantren lumayan loh, besok ya kalo kita udah di rumah nanti mas ngomong ke umi suruh buatin"bujuknya, berharap istrinya bisa memahami situasi sekarang

Namun nihil  bukanya mengerti sekarang justru hamzah sudah menatapnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca bisa di hitung dengan hitukang detik maka akan menangis.

Ukhibuka Fillah Ya ZaujatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang