Lolipop di mulut Nona sangat beruntung.
Jangan lihat terlalu lama, Rufus. Di mana tata kramamu? Benda tidak tahu tempatnya, keluar masuk di bibir montok gadis itu. Belum lagi ketika Nona benar-benar melepaskannya dari isapan mulutnya, benda itu akan berkilauan air liur yang rasanya akaj terasa lebih manis dan menagih daripada rasa permen itu sendiri.
Ah, hentikan! Hentikan pikiran tidak pantasmu itu, Rufus!
Lihat yang lainnya saja. Matanya, mungkin?
Mata perempuan itu lebih berkilauan daripada biasanya. Kupikir, setelah menangis tadi pagi, Nona akan menghabiskan waktunya untuk mengomel atau merajuk di dalam kamar sendirian. Pagi-pagi sekali, seluruh mansion dikejutkan dengan keadaan kamar Tuan Muda yang kacau balau dan kedua tangan pria itu sudah dalam terluka berdarah-darah. Dokter segera didatangkan, ahli-ahli saraf, atau tulang, aku tidak tahu lagi seberapa banyaknya dokter datang pagi tadi. Nona terbangun tak lama kemudian, lalu segera berlari ke arah kamar Tuan Muda begitu Madam Gwen menjelaskan apa yang sedang terjadi. Nona menangis sambil memegangi kedua tangan Tuan Muda yang dibalut.
"Lihatlah, lucu sekali wajahmu saat menangis, My Princess," begitu ucap Tuan Muda tadi.
Aku mengikuti Nona ke mana pun dia pergi setelahnya. Dan aku melihat banyak sekali hal yang tidak pernah kulihat. Kata Zein, sahabat sekaligus pengawal pribadi Tuan Muda Meyer, kejadian ini bukannya kali pertama terjadi. Malah, sering terjadi, sebelum aku bekerja di sini. Tuan Muda memiliki tempramen yang terlihat stabil dan memiliki sikap yang sopan dan tertata. Dia juga sangat ramah dan menolong siapa pun tanpa ragu, sama sekali tidak bertingkah sombong layaknya Para Bangsawan pada umumnya, ungkap Zein. Meski begitu, sesekali saat Tuan Muda sendirian, beberapa kali terjadilah peristiwa seperti apa yang terjadi di pagi hari ini. Barang-barang di sekitar Tuan Muda akan hancur, semuanya akan menjadi berantakan, dan tubuh Tuan Muda akan terluka. Pria itu akan duduk di tengah-tengah kekacauan itu sambil menatap langit-langit dengan pandangan kosong.
Dan semua anggota keluarga Meyer sepertinya sudah sering melihat hal itu. Meski aku tidak bisa mengatakan mereka sudah terbiasa.
Nona yang menangis dan mengamuk memang bukanlah pemandangan yang wajar terlihat sehari-hari sejak aku tinggal di mansion keluarga Meyer. Nonaku adalah majikan yang sangat lemah lembut dan berhati mulia. Tapi ada sesuatu yang lain yang lebih mengejutkan daripada melihat Nonaku merajuk dan menangis, citra yang tak bisa keluar dari pikiranku berapa kali pun aku berusaha untuk tidak memikirkannya.
Reaksi Nyonya Besar, Mikaela Meyer.
Dari apa yang kuingat, sejak kecil, Tuan Muda jarang sekali berkunjung bersama keluarganya. Aku tahu, Para Bangsawan memiliki kesibukan di luar nalar atau mereka memang tidak suka keluar bersama-sama. Apa pun itu, Tuan Muda dan Nyonya Besar sama sekali tidak pernah terlihat akur. Bahkan, Tuan Muda dalam ingatanku, selalu terlihat menciut begitu Nyonya Meyer memasuki ruangan yang sama dengannya. Dan Nyonya Meyer selalu menatap Tuan Muda, satu-satunya anak yang dia miliki, dengan tatapan dingin. Bahkan terkesan sinis dan kejam.
'Nyonya Meyer kenapa selalu mengintimidasi anak malang itu?'
'Apa kau tidak tahu? Nyonya Meyer sangat membenci anak itu.'
'Kenapa?'
'Jangan sampai mereka tahu kau mendengarnya dariku! Dari desas-desus yang beredar, Nyonya Mikaela tidak bisa hamil, dan Tuan Besar Meyer membawa anak malang itu dari jalanan sebagai hadiah natal untuk istri yang sangat dia cintai itu.'
'Dari jalanan? Kenapa harus dari jalanan?'
'Tentu saja karena dia tampan sekali, lihatlah anak itu, tidak akan ada yang mengelak jika kau bilang bahwa Tuan Muda adalah anak kandung keluarga Meyer. Lagi pula, warna mata dan rambut Tuan Muda Meyer sangat mirip dengan warna mata dan rambut Nyonya Meyer. Bahkan aura misterius mereka juga.'

KAMU SEDANG MEMBACA
Her POV (COMPLETED)
RomanceDia cantik, tubuhnya molek, rambutnya indah, matanya memukau. Dia berasal dari keluarga terpandang. Sikapnya anggun dan selalu berpakaian dengan santun. Senyumnya ramah, dan semua orang mencintainya. Tapi kemudian, kami menghancurkan dunianya yang g...