03. Tanda Jatuh cinta

1.9K 171 42
                                    

Rasanya Nova ingin muntah menyaksikan tingkah sang kakak yang terlampau bucin. Ayolah, genggaman tangan itu tidak lepas sejak tadi, membuat Nova yang melihatnya jadi pegal sendiri. Nova pun tak bisa menahan dirinya untuk tidak memasang ekspresi julid dan memaki sang kakak dalam hati.

Rian sadar kalau adiknya itu kesal, namun dia malah sengaja mengecup pipi Maya di hadapannya.
"Punya cewek tuh yang gini, Va. Bisa diajak ngobrol, bisa dipegang, bisa dicium," pamernya.

"Cih, cuma pegang sama cium doang. Cewek gue juga bisa, nih!" bak orang gila, Nova mengeluarkan kertas cantik dari casing handphonenya, lalu menciumnya berkali-kali.

Tindakannya itu berhasil membuat semua yang berada di sana kecuali Nova tentunya, tertawa. Juga kecuali Naufal yang memang tidak berada di sana.

"Ayah, ini sih harus cepet-cepet diperiksa, udah kena ini mah!" kata Haidar disela-sela tawanya.

"Iya nanti malam kita bawa," timpal Abas.

Nova cemberut. Tidak ada yang membela dirinya, menyedihkan.

Bunda? Beliau begitu ngakak sampai tak bisa berkata-kata.

"Tapi serius, Va. Lo gak bisa kayak gini terus, lo makin dewasa itu artinya udah saatnya lo nyari cewek yang bener-bener lo cinta. Rasa lo ke Jisoo itu bukan cinta, tapi perasaan yang biasa dirasain penggemar ke idolanya. So, lo butuh cewek realife buat jadi teman hidup lo," kata Rian menasehati adiknya.

"Iya tau, gue juga nikah pasti sama orang sini kok, mustahil juga kalo nikah sama Jisoo. Cuma untuk sekarang belum ada cewek yang berhasil bikin gue suka."

Nova sebenarnya adalah orang yang sangat realistis, hanya saja tertutup dengan pribadinya yang suka bercanda dengan cara mengkhayal yang berlebihan. Hanya sebatas hiburan, namun orang yang tidak paham pasti menganggapnya sungguhan.

"Teteh yakin di kampus banyak yang ngecrushin kamu,Va. Secara kamu kan ganteng, ya walaupun masih gantengan Aa kamu." Detik itu juga telinga Rian memerah. Ucapan sang tunangan berhasil membuatnya tersipu malu.

"Tapi tanda-tanda cewek suka sama kita itu gimana sih, Teh?" tanya Haidar penasaran.

"Ini menurut pengalaman Teteh ya, setiap cewek beda-beda pasti, tapi umumnya ya begini. Waktu Teteh masih mencintai Aa kamu dalam diam, mata Teteh gak pernah lepas dari dia. Setiap ada kesempatan Teteh selalu berusaha curi pandang. Kalo Aa kamu lagi bagian persentase Teteh selalu nyimak paling serius, kadang Aa kamu tuh suka ngelawak tapi lawakannya itu garing, tapi teteh selalu sengaja ketawa walaupun sebenernya gak mau. Kalo Teteh abis ngobrol sama Aa mu, walaupun percakapannya itu cuma beberapa kata, Teteh selalu excited cerita ke temen-temen Teteh dan temen-temen Teteh suka ikut baper. Padahal gak ada yang spesial cuma ngobrol doang, tapi ya gitu namanya cewek kalo udah suka duluan sama cowok, hal sepele aja udah berharga banget dan dianggap kenangan," jelas Maya.

"Waktu itu lo sadar gak kalo Teh Maya suka sama lo, A?" tanya Nova pada kakaknya.

"Gimana gak sadar coba kalo setiap gue lewat temen-temennya suka ngeceng-cengin!"

"Kamu risih gak waktu tau kalo aku suka sama kamu duluan?" Dari dulu Maya selalu menerka-nerka namun tidak pernah berani bertanya, mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuknya mengetahui jawabannya.

"Dikit sih, aku risihnya sama temen-temen kamu," jawab Rian jujur. Sesungguhnya sampai sekarang Rian masih trauma pada teman-teman Maya yang dulu sering menatapnya penuh goda dan selalu mengawasi gerak geriknya, benar-benar tidak nyaman rasanya menjadi bahan perhatian.

Maya mengangguk paham. Oknum bernama 'Teman' lah yang selalu menggagalkan rencana mencintai dalam diam, Maya ingat sekali dirinya pernah marah semarah-marahnya pada teman-temannya karena mereka begitu sengaja menunjukkan sikap yang memperlihatkan bahwa dirinya menyukai Rian.

PERSEGI | 00L dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang