#10 Permulaan dari Kehancuran

15 7 0
                                    

"Yaah..! Rencanaku pasti berhasil.. kalau begini, mereka pasti bakal sibuk ngurus markasnya..Ditambah lagi, Schicksalsbrecher bakal kewalahan sih..Hahahaha"

begitulah ujar Narest. Selepasnya dari gudang,Narest segera kembali menuju kantin.

Namun kali ini, kedua polisi tersebut telah tak ada disana.. hanya Anatari yang duduk Diiringi tangis Didampingi Asmaralaya yang memandang Narest dengan wajah masamnya.

Narest tentu bingung, ketika mendekat la pun bertanya..

Narest: Ehh?? Ada Ap- *Buaakkkk*

Dia seketika dihajar oleh Asmaralaya disana hingga terperosok..

Kemudian Asma mencengkeram kerah seragam Narest lalu berkata

Asma: Kurang ajar!! *Buakk* (suara Asma menghajar Narest)

Asma : Yang lu lakuin ke mereka itu Apa! Gila lu ya!

Narest dalam keadaan terkapar disertai rasa bingungnya. Mengapa tiba-tiba sahabatnya itu menghajar dirinya.

Asma: Mati aja lu Sesat!!!

Narest: ekhh!! Aasss...Asma..!!

Narest sungguh terkejut karena sahabatnya mengetahui identitasnya.
Itu karena kelengahan Narest ketika memanipulasi mereka dikantin.

Karena Asma sebelumnya menyapa Anatari yang disertai kedua pihak kepolisian dalam keadaan mematung.

Narestpun dihajar habis-habisan oleh Asmaralaya. Mahasiswa disekitarnya terkejut akan hal itu. Narest
mencoba melarikan diri dengan kekuatan demonationnya yang masih tersisa 3 menitan.

Narest mencoba mengatakan "tenang* agar sahabatnya itu tidak semakin membuat ricuh warga kampus.

Kali ini serangan Narest mengenai wajah sahabatnya , dia berhasil melarikan diri dalam keadaan babak belur di sekujur tubuhnya.

Asmaralaya yang tidak tinggal diam berusaha mengejarnya.

Mereka berdua keluar dari kampus hingga menuju taman..

Lagi-lagi Narest tertangkap oleh Asmaralaya hingga terjadilah baku hantam.

Narest: Diammm!!

Akhirnya ucapannya terlontar hingga Asmaralaya tidak bisa bergerak..

Narest :huftt tepat waktu. *Demonation telah NonAktif*

Asmaralaya mencoba untuk berbicara namun mulutnya terkunci.. Bahkan matanya tidak bisa berkedip,
Narest menutup matanya dan berkata

"lya.. Gw Vollstrecker... Maafin Gw Ma, gw bakal jelasin semuanya kalau urusan ini dah selesai, Gw janji."

Kemudian Narest meninggalkannya dan segera kembali ke kampusnya.

NAMUN! sesuatu yang buruk terjadi lagi, Narest melihat radar di aplikasi khusus pada hpnya.. Bahwa terdapat Titik merah menuju rumahnya.

Mau tak mau, selangkah demi selangkah dalam keadaan terseret-seret Dia pun mulai pergi menuju rumahnya yang cukup jauh itu tanpa menggunakan kendaraanya yang berada di kampus.

"Mengapa sosok ini mengetahui rumahku? Kok bisa? Ditambah lagi Asma tau soal Kekuatanku.. Dia menghajarku hingga sepatah kata dari mulutku tak mampu terlontarkan.. Apa, jangan-jangan... Dia mengetahui Scelus dan Genus? Jikalau iya.. dipihak manakah dia berada?? "

Begitulah isi hati Narest..

Namun sesaat setelahnya, dia menghentikan langkahnya karena terkejut. Matanya terbuka lebar, seakan tidak percaya dengan spekulasi yang baru swja muncul di benaknya.

Desire Of God : Revenge Of Misguidance LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang