#26 Keterbatasan Kita Semua,Hentikan Amarah Indra dari Lucifer mode!

20 3 1
                                    

Angin malam berhembus kencang.
Asap,Kabut serta Teriakan ketakutan seluruh warga kota mericuhkan suasana.

Malam itu bukanlah malam yang tenang, Masyarakat berbondong-bondong mengungsi dari lokasi kejadian pertempuran yang baru saja dimulai oleh Rezvan Astaguna si TipuDaya melawan Panca Indra dengan mode Lucifer Awakeningnya.

*MINGGIR-MINGGIR!*

*AKU DULUAN!!* *MENGALAHLAH!*

*TOLONG ANAKKU,KAMI TERPISAH!*

Bahkan disisi lain terdapat seseorang yang mencuri kesempatan dengan merampok toko rias, menculik wanita dan perbuatan keji lainnya.

Narest Lakeswara selaku Vollstrecker baru saja terdampar di salah satu toko rias tersebut setelah terkena serangan yang sangat kuat dari Panca Indra yang penuh amarah.

*Vooo..VOLLSTRECKER!!* teriak salah satu perampok yang seketika pergi meninggalkan barang rampasannya.

*Hwaaaaa!!!* Teriak salah satu penjaga toko yang terkejut melihat wujud Vollstrecker dengan jubah hitam nya yang lusuh serta topeng tengkoraknya yang mengerikan.

Matanya merah menyala kemudian dia menggenggam kembali kedua Bilah Keputusasaannya (Daggers of Desperation) kemudian berlari kearah dimana dia terpental.

_____________________________________

Di sisi Rezvan yang terluka parah
_____________________________________

"SADARLAH INDRA!" Teriak Rezvan dengan darah yang mengalir keluar dari mulutnya.

"Berhenti meleraiku! Kalian gak akan ngerti bagaimana keadaan Kirana & Gahyaka yang tersiksa disana!"balas Indra.

"Iya tapi.. Bukan seperti ini caranya! Kita memang kalah, namun kita telah mendapatkan apa yang telah kita raih! Tuan Vollstrecker telah mendapatkan kesempatan untuk tempat bagi kita!"

Ujar Rezvan yang sepertinya tidak sanggup lagi melanjutkan pertarungannya.

"Lalu apa? membiarkan Naka Yudayana bertindak pengkhianat kemudian membunuh kita semua satu-persatu?! Hah??!" Ujar Panca Indra yang kemudian menerjang Rezvan Astaguna dari udara.

"Uakhh!" Teriak Rezvan yang terguling-guling jauh hingga menghantam kendaraan warga kota.

"Ini... Ini bukan Indra yang aku kenal.!" ujar batin Rezvan si TipuDaya

Dia sudah tidak mampu melanjutkan pertarungan. Kekuatan Indra jauh melebihi segalanya yang pernah dia hadapi.

Panca Indra kemudian berjalan mendekati Rezvan Astaguna. Energi merah pekatnya mengelilingi tubuhnya semakin luas, salah satu tangannya menggenggam energi tersebut kemudian membentuk seperti pedang.

"Biarkan aku membunuh Naka! Jangan menghalangiku!" ujar Panca Indra.

"Aku tidak akan menghalangimu lagi.. Namun," ujar Rezvan si TipuDaya yang telah terkapar.

"Namun Apa?!" Balas Panca Indra.

"Jebakanku mengenaimu!" balas Rezvan Si TipuDaya.

Sontak Panca Indra menoleh ke sekelilingnya dengan panik.

"hmm.. CheckMate!" ujar Rezvan dalam hatinya.

"Fokuslah dengan pengelihatanmu!Kau berada di sekeliling Barel Malaikat! energimu akan terus terserap karena kekuatan netralisir Genus!" ujar Rezvan.

"Apaa..!!" balas Panca Indra yang kemudian bersegera melarikan diri dengan sayap iblisnya.

"Dia memecayai ucapanku! Sekarang waktunya!" balas Rezvan dalam hatinya.

Desire Of God : Revenge Of Misguidance LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang