#4 : Maju Atau Berhenti!!!

16 7 0
                                    

"Krrrringgggg Kriinggggg Kriingggg!"

Suara Alarm di kamar Narest Berteriak keras untuk membangunkannya dari tidur lelap bagaikan pemabuk yang overdosis .

"Hwaaaaaaa...!"teriak Narest yang seketika terkejut dan melompat dari tempat tidurnya kemudian mematikan alarm nya.. " Ckliikk" bunyinya..

"Akhhh... Badanku,  Sakit banget.. ah Seenggaknya, aku dah tau langkah apa yang harus aku lakuin, buat nyari tau dimana para pengguna lainnya dan mana lawan yang harus kuhadapin." Ucap Narest dalam bisiknya.

Kemudian Narest turun dari kamarnya untuk bergegas mandi.Setelah itu dia sarapan bersama keluarganya sembari menonton TV bersama ibu dan adiknya.

Acara yang dilihatnya menampilkan  berita atas pembunuhan yang terjadi semalam .

"Nakk lihat itu! kali ini kasus pembunuhannya gak jauh dari rumah kita.. Pokoknya sepulang nanti jangan berani lama-lama diluar, apalagi sendirian.. Paham?!" Tegas Ibunya.

"Ehmm..nyam nyam iwya mah."
Jawab Narest

sembari memakan sarapannya..

"Pembunuhan Kali Ini menunjukkan beberapa Kode aneh, dimulai dari tanda "Vollstrecker" di dinding serta kematian para kriminal yang tidak dapat dipahami..

Apakah ini perbuatan dari sekte Sesat ? Mari kita tanyakan pada salah satu gadis yang berhasil di amankan oleh pihak kepolisian." Ucap wartawan yang
ada pada lokasi yang disiarkan di TV.

"Ukhh... Uhukk Uhukk Uhukk... Mi..Minum!" Narest seketika tersedak saat memakan soup nya..

"Ehh.. Ini kak..Minum kakk" Adiknya memberi segelas air putih.

"Celaka! Aku lupa.. Ku harap Anatari gak
ingat aku soal kejadian tadi malam."
Ujar Narest dalam hatinya.

la terkejut sebab yang ditanya oleh wartawan adalah Anatari Anindya.

"A..Aku gak begitu ingat, ta..Ta..Tapi,
Kayaknya Dia orang baik.. Dia mampu
menghipnotis serentak penjahat buat melindungi kami, terus membunuh penjahat itu.. Kayaknya dia adalah
seorang Mahasiswa dari universitas kami -" 

*bzzztt*
Baru setengah penjelasan dari Anatari..

Narest mematikan TV nya lalu menghabiskan soupnya.

Lantas akan hal itu, Adiknya kesal dan
berkomentar,

Dek Hana: Kakk, kok dimatiin sih! Ish aku kan pengen tau pelakunya siapa sih..! Apalagi dia satu kampus sama kakak!

Narest: dah ah, gak ada waktu lagi. Ayoo cepet habisin makananmu. Kakak masuk pagi nih.

Dek Hana : Huhhh! lya iyaaa... Dasar Sok
disiplin, gak bisa santai dikit napa yah.

Ibu: Nah sudah sudah.. Ayo sini letakkan
mangkuknya trus berangkat.

  Kemudian mereka berdua pun berpamitan.

  Narest mengantar adiknya yang masih 12 tahun itu menuju sekolahnya dengan
kendaraan bermotor.

  Ditengah perjalanan ia melewati tempat
kejadian dengan ramainya warga yang
berkerumun.

  Gang tempat kejadian telah di tutup garis polisi.

"permisi permisii" ucap Narest.

*Piimmm Piimmm Piiiimmmm* suara klaksonnya menyeru.

"Kakk! kakak!! Lihat.! itukan Kak Anatari! Kakak Anatari kakk!! oi!" Ucap Hana menunjuk-nunjuk keberadaan kak Anatari.

Narest seketika menghentikan tindakan adiknya itu, kemudian menegur adiknya yang polos itu agar tetap fokus untuk berhati-hati ketika sedang di kendaraan.

Desire Of God : Revenge Of Misguidance LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang