#17 Kebangkitan Senjata Terkutuk Sang Kesesatan!

10 5 0
                                    

"Tuann!!!" Ujarnya yang terkejut melihat Tuannya terluka parah.

*Ini gak bisa dibiarin!* Ujar si TipuDaya dalam hatinya.

Rezvan Astaguna si TipuDaya melemparkan flashbang ke arah sekitarnya. Setelah lawannya tidak bisa melihat sekitar, Diapun menambahkan bom asap disekitar sana setelahnya .

Kemudian berlari ke arah pengguna Malaikat Amatiel yang mengalahkan Tuannya itu.

"Hmm.." Ujar AR yang tersenyum ke arah si TipuDaya.

"Jangan halangi urusanku!" Ujar AR yang mencoba menebas Si TipuDaya.

Si TipuDaya melompat melewatinya di udara sembari menendang punggung AR sang pengguna Malaikat Amatiel itu.

Kemudian berlari sembari menggotong Tuannya yang merintih kesakitan menjauhi lokasi itu.

"Akhh..." Ujar AR yang terjatuh disana.
"Sial..! Dia kabur!" Ujar Kynos setelah matanya kembali normal akibat flashbang.

Sedangkan pasukan Vollstrecker akhirnya ditangkap.

"Tuan...! Bertahanlah!" Ujar si TipuDaya ditengah-tengah perjalanan.

Melihat Tuannya yang tak sadarkan diri, Serangan AR dari si pengguna malaikat Amatiel sangatlah parah.

Tubuhnya robek begitu panjang dari dada kiri menyilang hingga pinggang kanan.

Si TipuDaya mencoba berlari ke arah rumah sakit dengan sekuat tenaga.
Namun, dia sendiri juga sadar bahwa itu mustahil.

*Sretttt* Tiba-tiba TipuDaya diseret masuk oleh salah satu warga.

"Istirahatlah disini! Biar aku yang menjahit luka orang itu.." ujar sosok dari kakek yang menolongnya.

"Terima kasih kek,Tapi... Apa dia baik-baik aja?" Ujar si TipuDaya yang risau atas keadaan Tuannya.

"Iya tenang aja.. aku sebelumnya mantan dokter bedah dalam dunia kemiliteran" Ujar Kakek itu.

Ditengah-tengah pengobatan Tuannya, Rezvan si TipuDaya berbincang oleh kakek itu mengenai keadaan wilayah Bandung sekitar.

"Dulu... Dimasa setelah kemerdekaan. Kota ini disebut sebagai Lautan Api. Dimasa itu, karena sekutu membuat kerusuhan atas ketidakterimaannya karena negara ini merdeka. Namun, pemberontakkan berhasil di atasi oleh seseorang.." Ujar Kakek tersebut.

"Aku waktu itu masih anak-anak berumur 5 tahun. Aku lihat, Sekutu justru dibantai habis oleh sosok dengan kekuatan yang gak masuk akal." Ujar kakek tersebut.

"Apa itu?" Tanya si TipuDaya.

"Aku gak tau.. Tapi, Dialah yang menghabisi sekutu seorang diri hanya dengan menyentuh Tanah..Dia juga membawa sebuah buku seperti pendeta yang memegang alkitab." Ujar Kakek itu.

"Sosok itu dianggap pahlawan. Namun, dibalik itu semua. dia malah membuat ketundukkan dengan kekuatannya, semenjak saat itu hingga skarang ini Bandung menjadi kota yang begitu tegas peraturannya."

"Dengan pemimpin-pemimpin yang memiliki darah sosok orang tersebut." Ujarnya si kakek tua itu.

"Aku paham keadaan atas hal itu pak. Mungkin kami bisa memperbaikinya, memutus tali Nepotisme ini. Mereka yang bersenang-senang diatas kewajibannya gak layak jadi pemimpin." Ujar si TipuDaya.

"Iya nak.. Saya harap semoga kalian generasi baru bisa mengubahnya. Buat sekarang ini kalian istirahat aja disini. Saya juga ada halaman kosong & kamar dibelakang buat kalian sementara.

Di kota ini gak aman buat kalian,banyak razia disini. Apalagi kalian adalah buronan." Ujar Kakek tersebut.

Kemudian kakek tersebut pergi beristirahat setelah menjahit tubuh Narest Lakeswara dengan topeng  Vollstrecker yang masih dikenakan.

Desire Of God : Revenge Of Misguidance LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang