Work ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengangkat ke topik permasalahannya. Ada kemungkinan juga beberapa Chapter yang belum terselesaikan di par...
Siapa yang nungguin last chapter ini? Mohon maaf ya kalau cerita kali ini nggak sesuai sama ekspektasi kalian. Tetap semangat dan jaga kesehatan beestie 💚 (Abaikan waktu ya beestie)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hal yang tidak pernah bisa dirinya mengerti. Mengapa ia bisa berada di tempat yang cukup kumuh bersama dengan Rania yang tengah terkulai lemas di atas lantai.
Kenapa aku dan Rania bisa sampai di tempat ini?
Y/N merasakan lelah padahal dirinya tidak melakukan hal yang cukup berat. Hanya menemani Rania membeli perlengkapan bayi apakah bisa membuat kondisi tubuhnya menjadi melemah?
Rasanya tidak mungkin.
Y/N mendadak kalut ketika menyadari tak ada siapa pun di ruangan yang luasnya tak seberapa. Jika diperkirakan, ruangan itu seukuran dengan satu petak kamar kos. Tak ada ventilasi yang cukup membuat dirinya kesulitan untuk bernapas.
Minimnya cahaya membuat perasaan hatinya semakin tak karuan apalagi saat dirinya menatap wanita yang tengah hamil besar itu masih setia di tempatnya. Rania belum beranjak dan masih terbaring di atas lantai yang cukup kotor.
"Ran?" Sekuat tenaga Y/N menghampiri Rania yang masih menutup mata. "Ran, bangun," pintanya dengan suara tercekat. Ditepuknya pelan bahu Rania berniat untuk membangunkan wanita yang sebentar lagi berganti status menjadi seorang ibu.
"Rania? Kamu nggak apa-apa kan? Bangun, Ran," katanya setelah menyadari tidak ada pergerakan sama sekali. "Rania, jangan buat aku takut."
Y/N cukup mengkhawatirkan keadaan sang sahabat. Ayolah, siapa yang tidak khawatir jika dalam keadaan seperti ini? Terbangun di tempat yang tidak dikenali dengan minim cahaya dan tanpa sirkulasi udara yang cukup terlebih keduanya sedang berbadan dua.
"Rania, aku nggak tahu kita lagi ada di mana," cicitnya pelan. "Bangun Ran. Ayo kita keluar dari sini."
Setelah memastikan bagaimana kondisi sahabatnya, Y/N bernapas lega saat mengetahui Rania masih bernapas. Hal itu cukup membuat wanita yang sedang dikhawatirkan oleh pria bernama Jung Jaehyun mengucap rasa syukur.
Y/N mengedarkan pandangan, mencari sesuatu yang bisa ia kenakan untuk menutupi tubuh Rania. Namun, ia tak menemukan apapun. Y/N sama sekali tidak melihat apapun di sana. Tidak ada meja ataupun kursi, hanya ada dirinya dan Rania sebagai penghuni ruangan itu.
Pandangannya kini tertuju pada pintu yang tertutup rapat. Wanita yang sedang menguatkan hati pun terduduk menekuk lututnya di lantai tepat di samping tubuh Rania yang tergeletak. Wajahnya tertunduk bertumpu pada tangan yang memeluk lututnya erat. Dia butuh waktu untuk menenangkan diri. Kekalutan akan membuat dirinya tidak bisa berpikir jernih.
Setelah dirinya merasa tenang, Y/N kembali melihat bagaimana kondisi temannya. Apakah wanita itu sudah sadarkan diri?