Epilog

4.8K 140 29
                                    

**********

Part dihapus
Mohon maaf buat yang terlambat membaca 🙏🙏🙏

Versi lengkap tersedia di karyakarsa

*********




Sebelum teman teman membaca Bab terakhir dari kisah Airin, boleh ya ntar naruh komennya jangan di alineanya? Soalnya Chapter ini seperti Papa Pedro akan di unpublish 3 hari setelah update.
Pengalaman kemarin, saat ngapusin isi chapter, beberapa komen ikutan hilang, padahal aku suka banget baca komen komen kalian, bisa jadi mood booster aku buat tetap semangat nulis

Oke?

Ready for the last chapter?
Here we go 😉

*************

"Matteo Ramiro, maukah saudara menikah dengan Airin Maxwell dan mencintainya dengan setia, seumur hidup, baik dalam suka maupun dalam duka?"

"Ya, saya mau." Matteo menjawab tegas, tatapan matanya tidak lepas dari wajah cantik Airin yang dipoles sederhana.

"Airin Maxwell, maukah saudari menikah dengan Matteo Ramiro dan mencintainya dengan setia, seumur hidup, baik dalam suka maupun dalam duka?"

"Ya, saya mau." Airin mengulas senyum lebar, menatap Matteo yang terlihat jauh lebih tampan. Tubuh tinggi besarnya terbalut tuxedo hitam, membuat aura kejantanan Matteo menguar dan sukses membuat jantung Airin berdebar debar.

"Atas nama Gereja Allah dan di hadapan para saksi dan hadirin sekalian, saya menegaskan bahwa perkawinan yang telah diresmikan ini adalah perkawinan yang sah. Semoga sakramen kudus ini menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan bagi saudara berdua. Yang dipersatukan oleh Allah, janganlah diceraikan oleh manusia." Pendeta mempersilahkan Matteo dan Airin saling memasangkan cincin.

Airin tersenyum lebar saat Matteo mengangkat veil yang menutupi wajahnya.

"At last...." Matteo bergumam lirih, meraih jemari mungil Airin sebelum akhirnya menunduk dan mengecup lembut kening Airin.

**********

"Cantiknya cucu grandma." Nadine tersenyum lebar, membuka kedua tangannya dan membiarkan Airin masuk ke dalam pelukannya.

"Grandma juga tetap cantik." Airin mengecup pipi Nadine. Di usia senjanya, Nadine tetap terlihat cantik walaupun beberapa keriput sudah menghiasi wajahnya. Uban menghiasi nyaris sebagian besar rambut Nadine karena Nadine memilih tidak mengecat rambutnya.

"Apakah aku akan segera menjadi kakek buyut?" Adrian tertawa pelan.

"Grandpa." Airin mengurai pelukannya dari Nadine dan memeluk erat tubuh Adrian. Seperti Nadine, wajah Adrian juga sudah dihiasi kerutan dan rambutnya juga sudah memutih. Tapi gaya hidup sehat yang diterapkan Adrian membuat tubuhnya tetap bugar walaupun otot tubuhnya tidak sekekar dulu.

"Mereka akan memberikan banyak cicit, sebanyak banyaknya. Jangan khawatir." Pedro bersuara, menyeringai tengil.

"Ayah..." Freya menatap Pedro, penuh peringatan.

"Minimal setengah lusin." Pedro tergelak pelan.

"Anakku bukan bunnymu." Kendrick memotong kalimat Pedro.

My Love Journey (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang