Chapter 6

2.3K 165 10
                                    

Airin menatap pantulan wajahnya di cermin, memastikan rambut palsu curly nya sudah terpasang dengan rapi. Sambil mengulas senyum geli, Airin meraih kacamata dan memasang di wajahnya.

"Perfect..." Airin terkekeh puas, meraih blazer dan mengenakannya, memastikan blazernya telah rapi sebelum meraih tas selempang yang digantung di dinding kamar.

"Let's start a new day." Airin bersenandung kecil, keluar dari kamar, meraih kunci dan mengunci pintu kamarnya.

"Astaga!" Airin memekik kecil, kaget saat berbalik dan mendapati tubuh besar Noah berdiri tepat di hadapannya.

"Bapak bikin kaget saja." Airin mendesah pelan "Boleh minggir gak, pak? Saya mau lewat."

Noah menaikkan alisnya, nyaris tidak mempercayai pendengarannya

What? Airin ngusir aku?

"Pak? Hellooo pak Noah. Ini masih pagi loh pak, tapi dah bengong aja, ntar malah kesambet setan bego loh." Airin menggerakkan tangannya di depan wajah Noah.

"Hm..." Noah berdehem pelan, menatap Airin "Masih ada juga ternyata orang yang percaya hal kayak gitu, di jaman now, jaman modern ini." Noah berdecak, menggelengkan kepalanya.

"Emangnya bapak ada perlu apa sama saya pagi pagi gini?" Airin menatap Noah.

"Pagi ini saya gak dapat menu sarapan lagi?" Noah bergumam pelan, menyeringai samar.

"What? Sarapan?" Airin tampak tertegun sejenak sebelum akhirnya terkikik geli namun segera menutup mulutnya dengan jemari mungil lentiknya, berdehem pelan "Saya kerja di sini sebagai assmen pak, bukan sebagai tukang masak pribadi bapak, jadi saya gak ada kewajiban buat bikinin bapak sarapan loh. Lagian, kemarin itu cuma mau nunjukin ke bapak, kalau anggapan bapak ke saya itu salah besar." Airin menatap Noah, penuh percaya diri.

"Oh gitu, atau karena kamu tuh taunya cuma masak satu menu doang?" Noah menyeringai samar.

"Maaf ya pak, saya tuh cerdas, gak gampang terprovokasi kok. Bapak kira dengan bicara seperti itu, trus saya mau bikinkan aneka menu sarapan? Sorry, big No. Minggir!" Airin mendorong kuat tubuh Noah, bergeser dari hadapannya.

"Pagi pagi dah emosian. Hati hati cepat tua." Noah menatap Airin, penuh kemenangan, sebelum bergeser, memberi ruang gerak bagi Airin.

Sialan

Airin mendengus kasar, menyadari bahwa Noah dengan sengaja mengembalikan kalimat yang ia ucapkan pada Noah di hari sebelumnya.

Jangan terprovokasi

"Saya duluan ya pak." Airin mengangguk sopan, memasang senyum termanisnya sebelum melangkah ringan meninggalkan Noah.

Menarik

Noah menarik sudut bibirnya, tersenyum samar menatap punggung mungil Airin yang menghilang di balik pohon dan tanaman hias di area taman resort. Dengan langkah santai, Noah menuju ke arah gedung utama resort.

********

Matt Watson berdiri tegap di depan kamar villa. Matanya terpejam menikmati semilir udara pagi. Rambutnya dibiarkan berantakan oleh hembusan angin.

Matt membuka matanya, saat mendengar ketukan pelan di pintu villanya.

"Selamat pagi, tuan Watson. Kami mengantarkan menu sarapan." Suara seorang pria terdengar di luar villa.

"Masuk saja." Matt menjawab lantang, enggan beranjak dari tempatnya saat ini.

Sudut mata Matt melirik sekilas ke arah pegawai resort yang masuk dan menyusun piring piring berisi menu sarapan.

My Love Journey (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang