chapter 9

2K 175 6
                                    

Airin mendesah pelan, menatap pantulan wajahnya di cermin kecil. Kantong mata efek kurang tidur terlihat cukup jelas di bawah matanya, namun tersamarkan oleh kacamata tebalnya.

"Airin, ke ruanganku! Bawa laptopmu!" Noah melangkah masuk ke dalam ruangannya.

"Pagi pagi udah kena absen aja." Eve mengerutkan keningnya. "Sepertinya kau perlu minta jimat anti dimarahi ke dukun."

"Cepat sana!" Naura berdecak sambil menahan tawa saat mendengar kalimat dari Eve.

"Nasib.... Wish me luck." Airin bangkit, meraih laptopnya dan berjalan masuk ke dalam ruangan Noah.

"Duduk!" Noah memberi kode dengan gerakan kepalanya agar Airin duduk di sofa.

Airin menghela nafas, duduk di sofa, meletakkan laptopnya di atas meja kaca.

"Ini presentasi yang aku buat." Noah membawa laptopnya menuju sofa, meletakkannya tepat di samping laptop milik Airin. "Aku lebih menyukai presentasi milikmu. Bisakah kau menggabungkan bagian ini ke dalam presentasimu? Itu artinya kau tidak perlu membuat ulang secara keseluruhan, hanya copi paste saja." Noah menunjuk ke arah layar laptopnya.

"Mulai dari bagian mana, pak?"

"Dari sini."

"Kurasa bisa, pak."

"Saya email atau flash disk saja?"

"Terserah bapak."

"Oke, email saja." Noah mengangguk, tampak sibuk mengetik di laptop "Already sent."

"Saya permisi dulu kalau begitu." Airin melipat layar laptopnya, hendak bangkit dari sofa

"Kerjakan di sini." Dengan gerakan cepat, Noah menahan tangan Airin.

"Di sini?" Airin tampak kaget dengan skinship dari Noah

"Hm, itu agar aku mudah mengawasi pekerjaanmu." Noah berdehem pelan, menarik lepas tangannya dari tangan Airin.

"Baiklah, pak." Airin mendesah pasrah.

Sial nihh pak tua, masa kerja di sofa sih?
Bisa encok aku nunduk kayak gini.

Airin menghela nafas panjang, kembali meletakkan laptop di atas meja kaca dan mulai membuka email dari Noah.

********

Eliana melangkah ringan membawa setumpuk berkas di tangannya, menuju ruangan Noah.

"El, wait." Eve menahan pergerakan tangan Eliana yang hendak mengetuk pintu ruangan Noah.

"Kenapa? Lagi ada tamu?" Eliana mengerutkan keningnya, menatap Eve.

"Gak, cuma tadi Airin lagi dipanggil ke dalam dan belum keluar keluar." Eve berdiri dari kursi dan melangkah ke arah pintu ruangan Noah.

Eve mengetuk pelan pintu. "Pak, ada bu Eliana di sini."

"Suruh masuk." Suara Noah terdengar dari dalam ruangan

"Bisa masuk, kan?" Eliana mendengus, mengangkat dagunya dengan angkuh, "Emangnya kalau ada Airin, aku gak bisa masuk?"

Eliana dengan segera membuka pintu dan menghilang di balik pintu, meninggalkan Eve yang mengerucutkan bibirnya, tampak kesal dengan tingkah Eliana.

Sementara itu, Eliana yang baru masuk ke dalam ruangan Noah, melirik sekilas ke arah Airin yang sedang sibuk dengan laptopnya.

"Ada apa, El?" Suara rendah Noah menyapa Eliana

"Ini ada beberapa berkas yang butuh tanda tangan bapak, juga ada beberapa cek yang harus ditandatangani untuk pembayaran ke suplier." Eliana menarik kursi di depan meja Noah, duduk sambil meletakkan berkas yang dibawanya ke atas meja.

My Love Journey (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang