Chapter 23

3.3K 183 36
                                    


Airin menatap wajah Matteo yang sedang terbaring di atas brankar. Proses operasi Matteo telah selesai beberapa saat yang lalu dan semuanya berjalan dengan lancar. Saat ini Matteo sudah dipindahkan ke ruangan rawat VIP.

"Kau tidak mau mencari makan, Ai?" Sean berdiri di depan pintu, melongok ke dalam ruangan.

"Tidak, tadi aku sudah makan roti yang dibawakan Noah." Airin menggeleng pelan.

"Noah benar benar pria yang sangat perhatian dibandingkan mantan mantanmu dulu. Kami cari makan dulu. Kabari kalau Teo siuman. Kata dokter sih masih sekitar satu jam lagi." Sean menutup pintu kamar perlahan.

Airin menghela nafas pelan, menatap wajah tampan Matteo yang terpejam. Lengan kiri Matteo terbalut oleh gips.

Jemari mungil Airin menelusuri wajah Matteo.

Teo memang sangat tampan.
Garis rahangnya sangat tegas.

Helaan nafas Airin kembali terdengar. Segudang kebingungan kembali menyergap dirinya.

Memikirkan kembali kata kata Noah memang membuatnya sedikit ragu dengan perasaannya kepada Noah dan juga Matteo. Namun jika melihat kebersamaan mereka sejak kecil, tentu kedekatan mereka berdua menjadi hal yang wajar bukan? Apalagi sejak kecil, dirinya menjadi salah satu keponakan kesayangan uncle Pedro.

Airin kembali menghela nafas, sebelum membawa jemarinya berhenti di bibir Matteo yang tampak kering namun tetap seksi karena belahan di bibir bagian bawahnya.

Seksi? Really? Apakah pikiranku mulai jadi aneh? Dan sedikit kotor?

Airin kembali menatap bibir Matteo.

Apakah rasa bibirmu sama seperti rasa bibir Noah?

Airin menggeleng gusar, mencoba mengusir pikiran aneh yang tiba tiba muncul di benaknya.

Namun rasa penasaran ditambah kalimat kalimat Noah, membuat Airin menguatkan tekadnya.

Hanya sekali.
Teo gak bakalan tau.
Kan cuma ngetes aja.

Airin mendekatkan wajahnya, mengecup sekilas bibir Matteo.

Deg

Airin menyentuh bibirnya. Rasa hangat lembut menjalar ke seluruh tubuhnya. Rasa asing yang tidak pernah ia rasakan saat bersama dengan pria lain termasuk saat Noah mengecup bibirnya.

Cup

Kembali Airin mencuri satu kecupan di bibir Matteo, dan lagi lagi desiran perasaan aneh membuncah di dadanya. Ada rasa menggelitik di perutnya, seolah puluhan kupu kupu beterbangan di dalamnya.

Satu kali lagi.

Airin meringis, kali ini ia mengecup bibir Matteo lebih lama, menyatukan bibir mereka berdua dan menikmati rasa asing menyenangkan yang mengisi dadanya. Airin memejamkan matanya.

Sial! Kenapa rasanya menyenangkan sekali dan aku tidak ingin menjauhkan bibirku dari bibir Teo?

"What are you doing, Ai?" Suara serak parau bariton milik Matteo terdengar.

Oh shit!

Airin dengan gerakan cepat menarik wajahnya menjauh.

"Kau menciumku, Ai?"

My Love Journey (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang