Chapter 22

2.4K 157 5
                                    

"Teo!" Airin memekik panik saat melihat selang flying board milik Matteo terseret jetski dan membuat Matteo tenggelam. Jetski yang menyambar Matteo, yang awalnya bergerak dengan kecepatan tinggi pun mulai melambat sebelum akhirnya berhenti.

Sean dengan gerakan cepat, segera turun ke air, melepas peralatan flying boardnya  miliknya dan berenang cepat ke arah Matteo.

Dua orang petugas dari kapal pengawas dengan cepat terjun ke air, berenang ke arah Matteo. Sedangkan petugas lainnya tampak mengambil alih kemudi jetski dari tangan seorang anak remaja yang tampak pucat pasi.

Sean dibantu seorang petugas tampak melepas fly boarding dari kaki Matteo, sebelum membantu Matteo berenang ke arah pantai.

Di tepi pantai, Airin, Victor, Abian dan David langsung berlari menyongsong Matteo.

"Teo! Are you okay?" Airin memekik panik saat melihat Matteo meringis kesakitan sambil memegang lengan kirinya yang sebagian mulai terlihat memar dan ada luka lecet terbuka yang mengeluarkan darah.

"Sepertinya tulangku patah." Matteo mengerang saat dibantu duduk di atas tandu.

"Brengsek! Kenapa bisa seperti ini." Airin memaki kesal, menatap ke arah anak remaja yang sudah dibawa ke darat oleh beberapa petugas.

"Petugas medis akan membawamu ke rumah sakit terdekat." Suara Noah memecah hiruk pikuk kepanikan Airin.

"Pak..." Airin menatap Noah.

"Kamu temani Matteo, urusan di sini nanti saya tangani." Noah mengangguk pelan, berpaling menatap Matteo "Big sorry buat kekacauan ini."

"It's okay, Noah. Resiko kecelakaan selalu ada, apapun kegiatannya dan olahraga apapun itu. Sebaiknya kau cek anak itu, jangan sampai ada yang menjadi provokator dan anak itu akhirnya dihakimi massa." Matteo mengarahkan dagunya ke arah kerumunan masa di tepi pantai.

Noah mengangguk, menepuk pelan pundak Airin, berbisik lirih "Dia akan baik baik saja. Kecemasanmu tidak bisa ditutupi."

Airin tertegun menatap Noah

"Focus on him." Noah beranjak melangkah menuju ke arah pantai sedangkan Airin bergegas masuk ke dalam mobil petugas medis, mengikuti Matteo yang sudah dipapah masuk ke dalam mobil.

"Kami akan ikut dengan mobil kami!" Abian berteriak, berlari sambil melepas Lifevest miliknya. Tindakannya diikuti oleh ketiga saudaranya. Mereka semua berlari menuju ke arah parkiran mobil di bagian samping resort.

"Teo.... Sakit?" Airin menatap khawatir pada lengan Matteo.

"Apa ini efek karna karena terlalu banyak menertawakan kacamata dan rambut curly mu?" Matteo meringis saat petugas medis mulai memasang bidai di lengan kiri Matteo.

"Teo! Bisa bisanya!" Airin memekik kesal, nyaris memukul Matteo tapi langsung menahan pergerakan tangannya saat menyadari kondisi Matteo.

"Tahan ya, pak. Kita akan segera ke rumah sakit." Petugas medis menatap Airin "Ibu mau ikut?"

"Iya, Pak." Airin menjawab cepat.

"Jalan sekarang." Petugas itu memberi kode pada petugas yang di duduk di kursi pengemudi, sementara itu ia menghubungi rumah sakit terdekat agar petugas medis di sana segera bersiap.

Perjalanan yang tidak terlalu lama, terasa sangat lama bagi Airin. Airin baru bisa bernafas lega saat mobil mereka tiba di depan ruang ICU rumah sakit dan petugas medis dengan sigap menurunkan brankar Matteo dan membawanya masuk ke dalam ruang ICU untuk mendapatkan penanganan intensif.

My Love Journey (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang