Chapter 19

2.3K 193 32
                                    

"Ai?" Matteo tertegun sejenak saat mendengar suara lirih yang sangat ia kenali, suara milik Airin.

"Wait...." Tangan besar Matteo menarik tangan mungil Airin, memaksanya berputar di hadapannya.

"What the fuck!" Matteo melongo menatap wajah Airin. "Kau jatuh dari planet mana? Oh double shit!"

"Ishhh...." Airin mengerucutkan bibirnya, wajahnya tampak masam, menghentakkan kakinya dengan kesal lalu memukul dengan kepalan tangan mungilnya ke arah tangan kekar milik Matteo.

"Oh shit! Aku sekarang mengerti kenapa Kevin sinting itu memaksaku untuk bertemu langsung denganmu." Matteo mulai tertawa kuat, sambil memegang bahu Airin, memutar tubuh Airin berulang ulang, menelisik penampilan aneh Airin.

"Well, kurasa yang lain harus melihatmu dengan penampilan seperti ini. Oh gosh." Matteo tergelak lebar, mengusap air mata yang yang mengalir dari sudut matanya.

"Stop it, Teo." Airin menghentak kuat kakinya yang mengenakan heels lima centi di atas sepatu sport Matteo, wajahnya memberengut kesal.

"Oh shit, Ai." Matteo melotot, menarik kakinya menjauh. "Sakit, Ai." Matteo menggerutu namun tak urung bibirnya tampak berkedut menahan tawa, "Aku benar benar tidak menyangka kau akan melakukan make over  sampai seperti ini. Oh shit! Aku tidak bisa berhenti tertawa. Oh gosh apa yang akan dilakukan ayah jika melihat penampilanmu seperti ini?"

"Kan sudah kubilang, tidak akan ada yang mengenaliku sebagai Maxwell." Airin memelankan suaranya, matanya melirik ke sana ke mari, memastikan lokasi mereka berdua cukup aman. "Ck, jangan libatkan uncle, Teo. Dia akan menjewer telingaku."

"Kau betul betul sukses mengagetkanku." Matteo kembali tertawa lebar.

"Kau benar benar jahat pada wanita." Airin mendengus pelan "Kau mendorongku dengan sangat kuat."

"Bukankah aku memang terkenal sebagai pria kutub es?" Matteo kembali tergelak, meraih rambut curly Airin dan menyentuh gagang kacamatanya. "Astaga Ai! Kau apakan rambut cantikmu, ha?" Matteo berusaha menahan tawanya, jemarinya menggosok pelan ujung rambut curly pendek milik Airin.

"Ini wig, bego!" Airin mendengus kesal, menatap tajam Matteo.

"Thanks God. Setidaknya kau tidak merusak rambut aslimu yang halus dan lurus. Astaga Ai!" Matteo terbatuk batuk, mengusap dadanya, menatap Airin "Kau benar benar gila."

"Aku heran, apa sih yang lucu dengan penampilanku? Kau tau, Kevin sinting itu sampai tersedak dan menyemburkan kopinya saat melihatku."

"Ck, tentu saja siapapun yang mengenalmu akan shock melihat penampilanmu saat ini. Coba saja kau berhadapan dengan Jessi. Kurasa teriakan histerisnya akan memecahkan kaca jendela butik mommy mu." Matteo kembali terkekeh geli.

"Ah Jessi kan memang suka hiperbola, gak heranlah. Tapi setidaknya dengan penampilan seperti ini, aku mendapatkan pria tampan sekelas Noah tanpa membawa nama besar Maxwell." Airin bergumam dengan wajah bangga.

"Kurasa Noah buta." Matteo kembali tertawa pelan.

"Berhenti mengejekku Teo. Aku kangen dirimu." Airin merengut namun tetap melangkah mendekati Matteo dan tangan mungilnya memeluk erat tubuh besar Matteo, menyandarkan wajahnya di dada lebar keras berotot milik Matteo.

"Astaga, Ai. Aku agak geli dengan rambutmu." Matteo kembali tertawa pelan, namun tangannya membalas pelukan Airin dan mengusap ngusap punggung mungil sepupu kesayangannya.

"What are you doing Airin?" Suara serak seorang pria menginterupsi keduanya.

Hening

My Love Journey (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang