3. Terjatuh dalam Buaian

22 3 0
                                    

Aku tak mungkin bisa melihatmu berdekatan dengan lelaki lain, Al. Lebih baik kau bersamaku. Andai saja aku bisa mempublikasikan hubungan ini ... maka aku akan melakukannya secepat mungkin. Karena darahku mendidih melihatmu bersama lelaki lain. Maafkan aku, Al. Sebenarnya semuanya karena pekerjaanku. Kuharap kau akan tetap bertahan di sisiku walau pun hanya bisa backstreet seperti ini. Bertahanlah ... jika saatnya tiba, akan ku pastikan kau menjadi ratu dalam kehidupan kita berikutnya. Batin V sembari terus memandang Mallia yang memejamkan matanya.

Mallia membuka mata saat merasakan tarikan di pinggang dan mendapati wajah V yang ada dibawahnya dengan posisi bibir yang saling bersentuhan dengan bibirnya. Mallia akan bangkit dari atas badan V. Namun, lelaki itu malah menahan pergerakannya dengan tetap memegang pinggangnya.

"Kepalaku sakit, Al."

"Pasti karena terbentur lantai toilet ... lepaskan peganganmu, Hyu. Aku akan memeriksa kepalamu," Mallia mencoba melepaskan tangan V karena dia khawatir jika terjadi apa-apa dengan kepala V maka dialah yang akan disalahkan oleh semua orang.

V meringis sembari tetap memegangi pinggang Mallia hingga gadis ini tak bisa bangkit dari atas badannya. Melihat wajah Mallia yang nampak khawatir membuatnya lega ... setidaknya kekasihnya ini masih memperdulikannya.

"Hyu ... ayolah, aku harus memeriksa kepalamu. Jangan membuatku khawatir," suara Mallia mulai bergetar dan V tak bisa mendengar gadisnya bersuara seperti ini, melepas tangannya dari pinggang Mallia.

"Mana yang sakit, Hyu?" Lanjut Mallia ... memeriksa belakang kepala V. Namun, lelaki ini malah diam saja.

Apa pendengarannya jadi bermasalah juga karena benturan tadi? Aku harus bagaimana? Napas Mallia mulai tak teratur karena ketakutan. V membalikkan badannya dan memandang wajah khawatir kekasihnya, ditariknya tubuh gadis itu lalu memeluknya.

"Aku baik-baik saja, jangan sedih. Maaf ... aku tak bermaksud membuatmu takut, Al," bisiknya tepat di telinga Mallia.

Pukulan demi pukulan pun dilayangkan Mallia ke dada V karena dia hampir menangis tadi. Bisa-bisanya lelaki ini malah mempermainkannya. V tak menghentikannya, justru dia malah semakin mempererat pelukannya.

"Ehhh," Mallia refleks mengalungkan tangannya di leher V saat tubuhnya digendong oleh lelaki itu, dipindahkan ke ranjang dan kembali dipeluknya. Tentu dengan membenahi selimut terlebih dahulu.

"Malam, Al. Tidurlah! Besok kita memiliki jadwal yang padat."

Setelah mengucapkannya V memejamkan matanya dengan mendekap erat badan Mallia. "Jika kau tak bisa tidur karena melihat wajahku ... lebih baik sembunyikan wajahmu disini," V memajukan wajah Mallia agar menyentuh dada bidangnya, "Dengarkan dentuman jantungku sebagai pengantar tidurmu."

Mallia langsung merasakan wangi khas dari tubuh V. Dia menyukainya, dipikir selama ini hanya dirinya saja yang dadanya akan berdentum bak diskotik, ternyata V juga demikian. Mulai besok dia tak akan malu lagi jika V menggodanya karena dentuman jantungnya. Dia bisa mengatakan jika V juga mengalami hal yang sama dengannya, jadi tak perlu saling menggoda.

Mallia mencari posisi yang nyaman, memejamkan matanya dan membalas pelukan V. Hal ini membuat V menegang. Jujur saja Mallia jarang sekali memeluk tubuhnya. Senyuman pun terukir indah di wajah V.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

"Ayo bangun, Hyu. Satu jam lagi kau akan performance. Hyu," Mallia menggoyangkan badan V agar lelaki itu terbangun.

"Sebentar, Hyung. Aku masih ngantuk," keluh V.

Hyung? Monolog Mallia sembari menunjuk dirinya sendiri. "Aku Al, Hyu bukan hyung mu!" Teriaknya membuat V terduduk kaget.

My Big Boys | On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang