26. Ujungnya

4 0 0
                                    

💜💜💜💜💜💜💜

"Kala hati sudah tak mampu menahan sakit, sebaiknya beristirahatlah sejenak sebab memaksakannya kuat akan sangat menyiksa."

_Qiana_

💜💜💜💜💜💜💜












Jangan lupa pencet votenya ya guys. Dukungan kalian sangat berarti untuk Sha💜👌🏻




















Ⓜ️ Mulai Memantau 🧐
















"Lo belum menerimanya? Apakah dia menuntut harus mempublikasikan hubungan diantara kalian ke khalayak?" Tanya Mallia penuh keseriusan. Qiana menggeleng, "Tidak, gua cuman takut akan respon keluarganya juga para Army. Hidup kita bagai langit dan bumi. Gua bumi yang diinjak-injak oleh banyak orang karena tak terpandang sedangkan dia bagai langit yang selalu diatas orang-orang karena memiliki semuanya."

"Gua paham gimana perasaan lo sekarang, Qi. Dulu sebelum menerima backstreet ini gua juga memikirkan itu. Gua rasa tak pantas jika menerima cintanya, tapi saat melihatnya begitu terpuruk saat ibunya meninggal dan tak bisa bercerita pada siapa pun sebab dia tak mau semua mengkhawatirkan keadaannya. Disaat itulah gua mulai mencoba menerima backstreet dengannya dan bertahan sampai kemarin."

"Keputusan gua bener 'kan enggak menerima RM, gua tau pasti nantinya gua bisa menjalaninya seperti lo dan V, tapi hubungan backstreet kalian saja akan lo akhiri. Hal itu juga akan menimpaku suatu saat nanti karena kita memang berbeda. Lebih baik tidak bersamanya dari awal dibandingkan melukai satu sama lain bukan?"

"Semua nasib orang berbeda-beda, Qi. Jangan samakan takdir cinta kita. Hubungan backstreet gua dan V memang seharusnya berakhir, tapi hubunganmu dan RM baru dimulai dan perjalanannya pasti berbeda. Keluarga RM masih lengkap dan tak harus memusingkan Tetang orang tuanya jika menikah sekali pun maka kau akan mengalami situasi yang berbeda denganku bukan?"

"Entahlah gua tetap gak yakin. Biarkan saja seperti ini. Bukan hanya RM yang terluka, gua pun sama jadi biarkan saja sembuh dengan sendirinya melalui jalannya masing-masing."

Mallia tak bisa lagi membujuk Qiana untuk mengubah keputusannya karena setiap orang memiliki hak kuat untuk menentukan kemana jalannya hidupnya. Mereka sudah selesai menyeka wajah dan tangan 2 lelaki ini. Sekarang mereka berbagi tugas, Mallia membersihkan ruangan yang semalam dipakai mereka mabuk dan Qiana pergi berbelanja di minimarket terdekat. Setibanya Qiana mereka langsung menuju dapur dan bersama-sama memasak untuk sarapan. Bau masakan menggoda penciuman V. Lelaki ini begitu peka dengan bau masakan walaupun dia sedang tertidur sekali pun, jika hidupnya disapa bau masakan ibunya maka dia akan segera bangun dan menghampiri bau lezat itu.

"Kalian memasak apa?" Tanya V saat sampai di dekat dapur mengagetkan 2 gadis yang sibuk dengan masakan masing-masing.

"Mallia membuat makanan kesukaanmu," jawab Qiana mendahului Mallia.

"Benarkah?" Mallia mengangguk, "pantas saja hidungku mencium bau seperti masakan ibuku. Terima kasih membuatkannya untukku, Al."

"Mandilah, kau bau alkohol," perintah Mallia. V tersenyum lebar, berjalan mendekati Mallia, mengelus kepalanya pelan lalu melaksanakan apa yang diperintahkan oleh gadisnya ini. Di kamar mandi V membayangkan telah menikah dengan Mallia dan tiap paginya akan dibangunkan dengan bau-bau masakan yang dibuat olehnya, bekerja dan mengasuh anak-anak mereka. Pikiran ini membuat senyumannya semakin mengembang.

My Big Boys | On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang