V mengeluarkan ponselnya lalu mengirimkan pesan kepada seseorang untuk menyuruhnya menyiapkan sebaik mungkin agar yang telah direncanakan tak sampai gagal. Senyumannya mengembang kala melihat foto yang dikirimkan orang tersebut.
Sesampainya ditempat tujuan, Mallia masih memejamkan matanya. V langsung menggendongnya ke dalam villa. Meski pun tubuhnya diangkat, Mallia tak bergerak barang sedikit, membuat V gemas padanya.
"Selesai?" Tanya V saat berpapasan dengan beberapa orang, mereka mengangguk.
"Kalian bisa pergi. Ku transfer sisa pembayarannya setelah melihat hasilnya.
Setelah membaringkan Mallia. V berjalan keluar, dirasa semuanya telah sempurna, dia langsung mentransfer pembayaran yang telah dijanjikannya tadi.
"Mmm," Mallia menggeliatkan tubuhnya, V mengira bahwa gadis ini akan bangun. Namun, nyatanya dia masih nyaman dibalik selimutnya. Bahkan Mallia mengeratkan selimut itu ke badannya.
Lebih baik aku menyiapkan hal lainnya selagi Al tertidur, jika bangun lalu dia menanyakan apa yang sedang kulakukan maka semuanya akan berantakan.
V: apa kau sudah menyewa semuanya dengan baik?
?: Sudah ... anda tinggal memakainya, tuanV tersenyum lebar, semoga Mallia menyukai semuanya dan tak berpaling dariku. Namun, masih ada ketakutan yang dirasakan V. Bagaimana pun orang-orang mendambakan status yang jelas dan dipublikasikan, tapi dirinya tak bisa memberikan hal ini pada Mallia.
Mallia terbangun, dia mengerjapkan matanya berulang kali karena tak mengenali dimana tempatnya tidur.
Ah iya ... semalam Hyu mengajakku pergi, apakah sudah sampai? Dimana dia?
Mallia bangkit, berjalan mencari toilet untuk membasuh muka lalu keluar untuk mencari V.
"Hyu, kau dimana?" Panggil Mallia sembari terus menyusuri setiap sudut villa. Mallia menutup mulutnya yang tengah menganga lebar karena pemandangan di depannya.
"Keluarlah, Hyu. Aku tau ... kau yang menyiapkan ini semua."
Badan Mallia tiba-tiba dipeluk dari arah belakang, "apa kau menyukainya, Al?"
Mallia mengangguk antusias, "Tentu saja. Ini indah, Hyu. Kau terinspirasi dari mana?"
"Film yang kau tonton kemarin."
"Film yang mana?"
"Aku lupa judulnya, tapi kau mengabaikan ku hanya karena menontonnya selama beberapa jam."
Mallia mengingat-ingat film apa yang dimaksudkan oleh V. Namun, pikirannya benar-benar tak bisa menebaknya.
"Aku juga lupa ... bolehkah ini dimakan?"
V melepaskan pelukannya lalu menarik salah satu kursi, kemudian mempersilahkan Mallia duduk, "Aku akan melayani mu hari ini, Al."
Mallia tertawa mendengar penuturan V. Biasanya dirinyalah yang harus melayani V. Namun, kali ini lelaki ini malah akan melayaninya. Itu menggelikan sekali.
"Kau menertawakan apa, Al? Ada yang lucu dari penampilanku 'kah?" V berputar-putar mencari apa yang aneh dari badannya sendiri hingga membuat Mallia tertawa.
"Aku hanya merasa lucu kala kau bilang akan melayaniku. Biasanya akulah yang harus melayani mu."
"Jika sudah menikah denganku maka kita akan saling melayani satu sama lain, Al."
Mallia bergidik ngeri mendengar ungkapan V. Dia bukan tidak mau mewujudkan pernikahan itu, tapi masih ada ketakutan yang menghantui pikirannya. Apalagi V adalah idol terkenal yang memiliki banyak pengemar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Boys | On Going
أدب الهواةMenjadi pacar seorang idol terkenal bukanlah hal yang mudah. Itulah yang dirasakan oleh Mallia saat ini. Banyak hal yang mereka lalui dengan berbagai resiko. Cinta itu ... kian hari semakin mendarah daging, V tak bisa mempublikasikan hubungan ini. N...