20. Serpihan

2 1 0
                                    

💜💜💜💜💜💜💜

"Orang baik mementingkan keselamatan orang lain daripada keselamatan dirinya sendiri maka banyak sekali yang tersakiti untuk kebahagiaan orang lain."

_JK_

💜💜💜💜💜💜💜


"Suga ... dengar, adikku Luna ada di rumahku menemui ibunya. Ini Zayna asisten JK. Nampaknya kau masih mabuk." V memilih mengeluarkan suaranya sebelum kondisi makin runyam.

"Argggh ...." Suga berteriak nyaring sembari mengacak rambutnya. "Dia pergi karena aku membuatnya tak nyaman. Kau bisa menghukumku, V." Ungkap Suga sembari memandang lurus V. Semua tercengang karena ucapan Suga. Biasanya lelaki ini tak mau disalahkan karena hal apa pun. Walaupun benar itu adalah kesalahannya. Namun, kali ini malah memohon untuk dihukum. Ini bukanlah Suga yang mereka kenal.

"Luna hanya merindukan ibunya bukan kesalahanmu. Kau tau 'kan jika kita sakit maka orang yang paling ingin kita temui adalah ibu. Sebab merekalah yang paling sering ada untuk merawat kita saat sakit. Hilangkan pikiran negatifmu itu!"

"Tapi Luna menamparku sebelum pergi tadi. Jadi itu memang kesalahanku."

"Tidak! Kami para gadis memang selalu moody saat sakit. Jadi kurasa Luna juga mengalaminya tadi," bantah Mallia.

"Benarkah?"

Qiana dan Zayna mengiyakan karena mereka gadis yang ada di ruangan ini. Senyuman Suga pun terbit. Giliran Zayna yang mengeluarkan suaranya untuk meminta maaf pada semua member karena kejadian tadi. Semua mengangguk, Zayna pun tersenyum lalu keluar dari kamar itu ... berlari ke kamar JK karena air matanya kembali jatuh. Kenapa sesakit ini saat mengetahui bias kita memprioritaskan gadis lain? Monolog Zayna.

JK yang heran menyusul Zayna dan tak sengaja mendengar ucapan gadis ini.

"Jadi karena ini kau perduli pada Suga? Karena kau biasnya? Aku baru mengetahuinya." Batin JK. Dia tak jadi masuk, memilih ke bawah dan membuat oatmeal yang tadi sempat dimakan Luna.

🐨🐨🐨🐨🐨🐨🐨

Elina terkejut dengan kedatangan Luna yang selalu dirindukannya selama ini, menepuk pipinya beberapa kali, "Apa ini mimpi atau halusinasi?"

"Aku nyata, Ma." Ucap Luna sembari mencubit pipi Elina.

"Awww ...." Jerit Elina dan langsung memeluk putri semata wayangnya, menangis haru.

"Mama benar mau melanjutkan hidup dengan om?" Tanya Luna.

"Kita bicarakan didalam ya, Nak. Ada om juga jadi ...."

"Jadi semua akan mengubahku menjadi adik tiri V?"

Elina mengangguk cepat karena itu memang akan terjadi nantinya. "Ayo masuk!"

Luna menurut hingga dirinya bertemu dengan ayah V. Kedatangannya selalu disambut hangat seperti beberapa tahun lalu saat Elina membawanya kemari.

"Mari gabung makan, Nak. Tepat sekali kunjunganmu kali ini saat ibumu selesai menyiapkan makanan," ajak Haikal.

"Mama enggak tau kamu bakal kesini jadi enggak siapkan makanan kesukaanmu," imbuh Elina.

Tersenyum simpul, "enggak papa, Ma. Luna juga kesini enggak bilang-bilang jadi enggak harus menuntut disiapkan apa-apa. Bisa makan bareng Mama lagi aja udah seneng."

My Big Boys | On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang