"Oi, Naruto!"
Langkah kaki Naruto terhenti. Sebelah matanya terbuka, menatap pemuda rambut nanas di depannya.
"Oi, Shikamaru!" Naruto melambaikan tangan, senang bertemu dengan pemuda itu lagi. "Kau mau kemana?"
Shikamaru mengelus tengkuknya. "Melapor pada godaime-sama." Ujarnya malas.
Pemuda rambut nanas itu memperhatikannya.
"Kau tidak banyak berubah, Naruto."
Naruto tertawa. "Kau juga Shikamaru, masih saja jadi ninja pemalas, ttebayo!" Ia menepuk punggung Shikamaru, cukup keras sampai membuatnya meringis.
"Kau ingin ikut denganku?" Shikamaru menawarkan.
Naruto mengangguk. Ia juga harus menemui nenek Tsunade, menuntut misi yang tak kunjung di dapatkannya. Sudah dua hari sejak kepulangannya ke desa, ia tidak bisa hanya berjalan-jalan saja mengelilingi desa. Sangat membosankan!
Sebelum sampai di gedung hokage, Naruto melihat Kakashi-sensei berlari-lari, dengan beberapa ninja anbu di belakangnya, membopong seorang ninja yang terluka. Mereka menuju rumah sakit.
"Hei, Shikamaru. Aku harus kesana dulu, kau duluan saja." Ia meninggalkan Shikamaru yang terlihat tidak peduli.
"Sensei—"
"Yo, Naruto!" Pria bermasker itu balik menyapa, dengan gaya khasnya. Tampak tenang.
Naruto mengikuti gurunya berjalan, menuju salah satu bilik IGD. Para anbu yang bersamanya tadi, sudah ada di depan, menjatuhkan teman anbunya yang terluka dengan hati-hati ke ranjang IGD.
Sakura dengan jas putihnya keluar dari salah satu ruangan. Rambut merah mudanya tercepol ke belakang. Dengan cepat, gadis itu menyarungi tangannya dengan sarung tangan medis, sembari mendengarkan keterangan dari para anbu yang berdiri di samping ranjang IGD.
"Bagaimana, Sakura?"
Para anbu memberi ruang untuk Kakashi, membiarkan pria bermasker itu mewakili mereka untuk menangani sisanya. Mereka pamit untuk melaporkan kejadian ini pada godaime hokage.
Naruto berdiri di samping gurunya, menyimak percakapan.
Gadis bersurai merah muda baru saja menyenteri mata pasien. Dia menaruh senter kecil itu kedalam saku jubahnya, kemudian tangannya terangkat ke atas, memanggil seorang perawat. Saat perawat itu datang, dia memerintahkan untuk segera menyediakan hal-hal yang diperlukannya. Setelah selesai, barulah dia menghadap ke arah Kakashi-sensei.
"Dia terkena racun, dan racun itu sudah menyebar keseluruh tubuhnya. Rumah sakit kita tidak memiliki data mengenai racun ini. Ini racun jenis baru. Aku harus mulai menelitinya lebih lanjut, agar bisa membuat obat penawar."
Setiap kata yang diucapkan gadis itu terdengar tegas dan serius.
Kakashi mengangguk paham. Dia tidak menanyakan apa-apa lagi, dan membiarkan muridnya menangani situasi itu, sebagai ninja medis.
"Sensei, apa yang terjadi?" Naruto baru membuka suara, setelah Sakura menghilang dibalik ruangan di sudut rumah sakit.
Kakashi tersentak, sepertinya pria itu baru mengingat keberadaan dirinya. Dasar.
"Beberapa anbu ditugaskan memata-matai salah satu anggota akatsuki yang sebelumnya terdeteksi berada di sekitar negara api. Tapi tampaknya pergerakan mereka terbaca oleh musuh, dan pertempuran terjadi. Mereka cukup beruntung, berhasil melarikan diri. Jika tidak—"
Pria itu menatap rekan anbunya yang tergeletak di ranjang IGD.
"Apa yang dilakukan Akatsuki itu di dekat desa kita?!" Ia terdengar marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun And Moon
FanfictionSakura akhirnya bisa berkumpul kembali dengan anggota Tim 7, meski tim itu kini tidak lagi utuh. Setelah tiga tahun yang panjang terlewati, akhirnya ia dapat kembali melihat Naruto dan Kakashi-sensei. Mereka berdua tidak banyak berubah, tapi gadis...