Titik Terang

463 68 23
                                    

"Aku akan keluar untuk merokok." Asuma pergi, meninggalkan Kakashi dan Kurenai berdua.

​"Kau akan diam saja, huh?" Kurenai menatap Kakashi, dengan raut wajah yang sulit untuk ditebak.

​Kakashi terpaksa mengangkat alis. Ia bukan Asuma yang akan memahami maksud sepotong ucapan wanita itu.

​"Kau akan diam saja, melihat muridmu pergi seperti itu?" Ucapan itu jelas membuat Kakashi membuang muka, berusaha tidak peduli. "Kau melukai perasaan gadis itu, Kakashi."

Melukai? Bagian dari sikap atau perkataannya yang mana, yang mampu melukai gadis itu?

​Kurenai menyeringai gemas, melihat wajah Kakashi yang bingung. "Kau menganggap makan malam itu sebagai kencan?" Tanyanya kemudian.

​Kakashi mendongak. Wanita itu memiringkan kepala, meminta jawaban. "Ya, tentu saja, tidak." Ucapnya asal.

​Mendengar jawaban tidak konsisten itu, membuat Kurenai terkekeh. "Wah, ini pertama kali aku melihatmu begini, Kakashi. Tampaknya memang ada sesuatu yang terjadi diantara kau dan Sakura—"

​Kakashi sontak segera menyanggah perkataan itu. "Kau tahu itu tidak mungkin, Kurenai. Aku dan Sakura, tidak mungkin memiliki hubungan seperti itu. Itu tidak benar."

​Kurenai menopang dagu diatas tangan lentiknya. "Cara pikirmu kuno sekali, seperti Asuma." Ledeknya, membuat Kakashi terkekeh pelan. "Jadi, memang tidak ada kemungkinan?" Kurenai kembali bertanya dengan tatapan yang cukup tajam dan intens.

​Kakashi menyerah. Tatapan tajam Kurenai selalu saja membuatnya merasa kelelahan menghadapi wanita itu. "Semua orang tahu dia mencintai Sasuke." Tuturnya. Secara tidak langsung, ia menyampaikan bahwa hubungan antara ia dan Sakura sejak awal memang tidak mungkin, gadis itu mencintai lelaki lain.

​Kurenai mengangguk mengerti. "Dia masih mencintai lelaki keturunan uchiha itu, huh?" Kakashi mengangguk pelan, sebagai jawaban.

Kurenai menyilangkan kaki, menatap Kakashi sambil tersenyum menggoda. "Kupikir kau salah Kakashi. Jika Sakura masih mencintai Sasuke, ia tak akan pergi dengan raut wajah penuh kekecewaan seperti tadi."

​Kakashi tertegun.

Sejak tahu bahwa Sakura akan bergabung dalam rencana makan malamnya bersama Asuma dan Kurenai, ia berusaha mati-matian untuk mengendalikan perasaannya. Meski begitu, ia tak bisa menahan diri untuk tak mencuri pandang sesekali. Saat Asuma dan Kurenai menggodanya masalah wanita, dan melihat reaksi Sakura yang berubah masam, membuatnya mau tak mau malah membeberkan makan malamnya bersama Sakura tempo hari sebagai sebuah kencan.

Tapi itu tidak salah, kan? Makan malam di tempat makan mewah, berdua saja, antara seorang pria dan wanita dewasa. Itu jelas kencan.

​Namun detik berikutnya, Kakashi menyesali perbuatannya. Padahal ia sudah bertekad untuk membatasi perasaannya pada Sakura, bahkan menjauhkan diri dari gadis itu. Tapi kini ia sendiri yang membuat dirinya semakin terlibat dengan Sakura.

Kesalahpahaman sebelumnya saja belum selesai, dan sekarang ia harus menghadapi permasalahan baru lagi.

​"Kejarlah dia—" akhirnya Kurenai memberi saran.

​Mata Kakashi terpejam, sebelum akhirnya ia menyetujui untuk melaksanakan saran wanita itu.

Ia bangkit dari tempat duduknya. "Nikmatilah kencanmu dengan Asuma—" godanya sebelum pergi.

​Kurenai tersenyum, kemudian melambai singkat.

Semoga memang masih ada harapan untuknya.

**

The Sun And MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang