"Sial—" Kakashi mengumpat, saat pintu rumahnya dibanting Sakura dengan cukup kuat.
Kakinya bergerak kesana kemari, gelisah.
Apa yang baru saja ia lakukan?
Kakashi tiba-tiba dikerubungi dengan perasaan bersalah. Ia tidak tahu, apakah perasaan ini timbul karna dirinya yang hampir melewati batas, atau karena ia mengatakan bahwa tindakan yang dilakukannya pada Sakura adalah sebuah kesalahan.
Meski dibatasi masker, Kakashi bisa dengan jelas merasakan bibir penuh Sakura menyentuh bibirnya. Mungkin sebagian orang tidak akan percaya, bahwa itu adalah kali pertama Kakashi merasakan bibir seorang perempuan.
Saat melihat Sakura, terlebih saat gadis itu menggigit bibir bawahnya. Tanpa sadar, tubuh Kakashi bergerak sendiri mendekatinya. Hasratnya menggebu-gebu, ingin kembali merasakan sensasi hangat yang diberikan oleh bibir Sakura. Namun beruntung, saat bibirnya hampir saja kembali menyentuh bibir Sakura, ia tersadar.
Sejak kapan hasratnya pada perempuan mulai tumbuh seperti ini?
Selama menjadi shinobi, Kakashi menghadapi banyak peristiwa dan tragedi mengerikan. Ayahnya bunuh diri, karena dikecam masyarakat. Sementara rekan satu timnya meninggal dalam misi, dan hal paling menyakitkan baginya adalah, penyebab kematian itu adalah karena dirinya sendiri. Tangannya, melubangi tubuh Rin, rekan satu timnya, dengan Chidori. Dan tak lama setelah itu, gurunya, Minato, juga berpulang, setelah berhasil menyelamatkan desa dari amukan Kyubi.
Kakashi selalu diselimuti bayang-bayang akan masa lalunya yang mengerikan. Bukan tanpa alasan ia menjadi anbu diusia muda. Ia berubah menjadi sosok dingin yang tak kenal ampun dan tidak memiliki rasa belas kasihan terhadap musuh. Ia tak pernah mentolerir hal apapun, semua harus berjalan sesuai dengan perintah, sesuai aturan.
Dan karena itu, jangankan waktu, hasrat untuk melihat seorang perempuan pun ia tak punya.
Kakashi tidak pernah menaruh perasaan pada perempuan manapun.Tapi kenapa kini Kakashi melihat Sakura sebagai seorang perempuan? Sejak kapan sebenarnya ia mulai melihat gadis itu sebagai seorang perempuan dewasa?
Kakashi menggertakkan gigi. Ia merasa marah dan kecewa dengan dirinya sendiri.
Sakura adalah muridnya. Gadis berusia 17 tahun. Sementara ia adalah gurunya, seorang pria dewasa berumur 26 tahun. Dan lagi, ia tahu, gadis itu mencintai laki-laki lain, yang tidak lain adalah muridnya juga, Sasuke.
Tidak. Ia tidak boleh begini. Perasaan ini harus dihentikan, sebelum terlambat.
Meski sangat ingin menyusul Sakura yang terlihat marah, Kakashi mengurungkan niatnya. Ini hanya akan membuat segalanya menjadi runyam. Ia harus berhenti sekarang juga.
"Maafkan aku, Sakura—"
**
"Hoi, jidat? Apa yang kau lakukan disini, malam-malam begini?"
Sakura mendongak, menemukan Ino yang berdecak pinggang di depannya.
"Lembur lagi, ya?" Ino ikut duduk di sebelah Sakura, menyilangkan kaki dengan Anggun. "Hah, malam ini bulan sangat cantik, ya?" Dia menyikut Sakura, menyuruh gadis itu untuk memperhatikan langit.
Sakura menurut, ia mendongak.
Benar. Bulan memang sangat cantik dan indah malam itu. Tapi pemandangan itu tak sanggup untuk merubah suasana hatinya yang sedang kacau balau.
"Kau tidak akan menceritakannya padaku?"
Sakura menoleh, Ino masih mendongak.
"Eh, tidak ada apa-apa. Kau ini bicara apa sih—"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun And Moon
FanfictionSakura akhirnya bisa berkumpul kembali dengan anggota Tim 7, meski tim itu kini tidak lagi utuh. Setelah tiga tahun yang panjang terlewati, akhirnya ia dapat kembali melihat Naruto dan Kakashi-sensei. Mereka berdua tidak banyak berubah, tapi gadis...